Mohon tunggu...
Nikmat Jujur
Nikmat Jujur Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Hanya Selingan

Anak jalanan tak pernah ngecap Pendidikan.... masih belajar nulis.... sekalipun banyak Cercaan mungkinnya ... tapi aku pingin nulis selalu.... tanpa ragu.... Putera Timur Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemerintah Harus Berani Adili Habib Riziq Atas Pelanggarannya

15 Oktober 2016   13:10 Diperbarui: 15 Oktober 2016   13:50 2697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mengadili dan menghakimi seseorang baik langsung maupun tidak adalah tindakan melanggar hakikat keilahian. Siapapun dia manusia dari latarbelakang apapun secara hubungan vertical dengan ALLAH memiliki persamaan dalam kedudukan, sehingga kalau saja ada pribadi atau pihak tertentu yang merasa dirinya hebat dan lebih bisa mengadili dan menghakimi tindakan sesama harus digaris bawahi dia adalah pribadi yang arogan serta ingin merampas hak prerogative ALLAH.

Manusia diciptakan serupa dan segambar dengan ALLAH tetapi hal tersebut serta merta manusia ingin mengambil alih posisi ALLAH ketika hidup di dunia. Dalam konteks mengadili dan menghakimi di dunia yang kita ketahui bersama Pemerintah adalah wakil ALLAH di dunia Hakim, Jaksa Penuntut, Pembela/Penasehat Hukum, ketiga subjek tersebutlah yang harus diakui adalah wakil ALLAH di dunia dalam memecah kebuntutan masalah hakim menghakimi dan adil mengadili di dunia. Secara personal atau kelompok baik kelompok manapun dia hingga pada kelompok bernuansa keagamaan jangan karena alasan yang mengatasnamakan Ke-ALLAHan lantas menjadikan segala tindakan bernilai negative merampas prerogative ALLAH dalam menghakimi dan mengadili.

Bumi dengan segala isinya tercipta dalam segala kesempurnaan tetapi ketika manusia pertama (ADAM dan HAWA) ingin melebihi kehendak ALLAH karena keangkuhan maka saat bersamaan pula maka kesempurnaan manusia pun terengut dan detik itu pulalah manusia hidup dalam dosa dan jauh dari kesempurnaan. Sadar ataupun tidak manusia awal dan konsep kejatuhannya dalam dosa adalah lembaran cerita yang tak mungkin terputuskan dan terhapus lagi atas dasar keangkuhan dan kesombongan serta keserakahan. Tidaklah mengherankan jika hingga kini sebagai manusia yang telah hidup di zaman modern dan terng pun harus mewarisi warisan kekal tersebut yakni manusia adalah mahkluk yang berkpribadian angkuh dan arogan dan tak taat kepada ALLAH sebagai pencipta sehingga tidak heran jika hak kesulungan/prerogative ALLAH pun terus saja ingin dirampas seolah-olah ALLAH itu tak ada dan tak mengetahui.

Habib Riziq dan kelompok Front Pembela Islam adalah contoh kecil yang bisa kita nyatakan sebagai pribadi dan kelompok yang nyata selama ini tidak menyadari bahwa kehadiran dan aktivitas mereka benar-benar menampakkan sejatinya manusia dan kelompok angkuh/sombong perampas hak kesulungan/prerogative ALLAH.  Modus mengatasnamakan ALLAH dalam setiap tindakan yang jelas-jelas cukup ekstrim sekalipun itu bukan haknya adalah model sekaligus motif dibalik kehadiran organisasi tak punya etika moralitas keagamaan yang baik atas dasar kesempurnaan ajaran ALLAH. Mengatakan begini dan begitu seharusnya/sebenarnya/sepantasnya/sepatutnya/selayaknya tau boleh kata demikian ini yang dikehendaki ALLAH. Jadi pertanyaan apakah hal ini benar, boleh sih dikatakan betul tatepi bukan berarti benar, mengingat kebenaran dan keadilan hanya milik ALLAH bukan punya manusia apalagi HR. Menghakimi dan mengadili dan memvonis tindakan sesame seolah-olah dirinya adalah ALLAH inilah hal yang menjadi kiprah tak rasional dari HRdan organisasi mengatasnamakan pembela hakikat agama yang diyakini.

HR bukan ALLAH atau TUHAN ungkapan ini sorru saja jika membuat banyak pengikut HR murkah dan marah tapi adalah benar. Pengen bukti bahwa dia tidak lebih dari manusia biasa yang bisa berbesar kata tapi bukan berarti juga bisa besar tindakan kebaikan/kearifan dan kebajikannya. Sebagai sedikit bukti kecil bisa ditampilkan dalam pengamatan kami orang kecil antara lain :

1) FPI atau Fron Pembela Islam, jadi pertanyaan, kira-kira apa yang ingin dibela bukankah diawal telah saya katakan bahwa sekalipun tidak ada ALLAH/TUHAN ada Hakim, Jaksa dan Pembela untuk apa harus ada pembelaan hukum kalau ada HR? hapus saja sistem peradilan di Negara ini dan serahkan saja pada HR karena dialah segalanya bahkan dia sanggup membela agama. Pertanyaan berikut apa benar memang semua umat muslim di tanah air memubutuhkan pembelaan HR ataukah mereka justru beranggapan organisasi HR yakni FPI ini justru bukan jadi pembela umat muslim tapi menjadi pemecah belah umat muslim bahkan lebih ekstrim lagi organisasi pemecah belah semangat kebangsaan yang telah dibangun berates-ratus tahun sebelumnya hingga hadirnya apa yang kita kenal PANCASILA dan ke-BHINNEKAAN? Luar biasa memang sosok HR ini seakan-akan dirinya adalah ALLAH dengan begitu beraninya merampas hak pembelaan yang mutlak adalah milik ALLAH bukan milik manusia apalagi HR.

2) FPI atau Fron Pembela Islam, atas nama semangat PANCASILA dan Ke-BHINNEKAAN lugas harus dikatakan ini organisasi jelas jelas kabur dan perusak. Berani mengatakan perusak atas dasar beberapa hal kecil yang boleh kita amati bersama dalam kasus terakhirnya dengan AHOK antara lain :

  • a) jika dalam semangat PILKADA DKI telah dibangun komitmen dan kesepakatan bersama agar jangan ada nuansa berbau SARA selama periodisasi PILKADA DKI mengapa si HR ini malah mendengungkannya bukannya si HR ini perusak semangat kebangsaan ini yang wajib HR dan kelompoknya pertanggungjawabkan!
  • b) Umat muslim mungkin kurang merasakannya tapi bagaimana dengan umat beragama lain yang sebut saja umat minoritas yang memandang/menilai tindakan HR ini cukup berimpilikasi merusak citra umat muslim tanah air. Bagaimana tidak jika HR suka sekali menggerakkan masa melalui Mesjid pada saat sholat Jumat, padahal sebagaimana kita tahu bersama Mesjid seharusnya dianggap tempat Sacral dan terlepas dari hal-hal yang berbau dan bernuansa politik praktis seperti yang ditunjukkan Jumat kemarin. Luar biasa memang HR ini menjatuhkan citra  dan martabat umat muslim di tanah air dengan menjadikan mesjid sebagai wadah sentral pengerahan masa berdemonstrasi persoalan yang dipandang rawan memecah belah bangsa teristimewa merusak kondisi tenang menuju masa kampenye PILKADA DKI tahun 2017 nanti.
  • c) FPI ini perusak harus dihentikan dan dihapus segera eksistensinya, jika tidak bukan tidak mungkin akan semakin menjadi-jadi. Hal kecil saja dulu kita lihat jika HR menggerakkan masa untuk berdemonstrasi. Kita pasti sama mengetahui bahwa pemerintah DKI telah susah payah membenahi kondisi keindahan kota DKI, tapi apa HR dan kelompoknya justru merusak dan mengotorinya saat berdemonstasi Jumat kemarin. Luar biasa memang merusaknya HR dan kelompoknya, pernahkah HR merasakan betapa sulitnya membenahi DKI sehingga tampak indah dan menarik? Bayangkan saja seusai berdemo dengan ribuan massa FPI berapa taman yang tanamannya rusak? Berapa banyakkah sampah yang berserakan? Berapakah besar volume aktifitas harian masyarakat juga pemerintahan yang terganggu serta masih banyak lagi yang bisa diungkapkan. Sederhana kita pikirkan, kalau selesai berdemo petugas kebersihan dan pertamanan dengan sabar membereskan? Lantas apakah petugas-petugas ini benar-benar suka dengan ulah pengrusakan HR dan kelompoknya? Memang perusak dan pembawa kerugian besar bagi Negara ini HR dan kelompoknya. 4) masih banyak lagi silahkan mungkin ditambah bersama dalam menuansakan suara HR dan kelompoknya bukan Front Pembela Islam tapi Front Perusak Indonesia.

Akhirnya boleh disimpulkan bahwa HR dan kelompoknya termasuk kelompok perusak sekaligus pemecah belah semangat keagamaan dan kebangsaan di negeri ini sehingga sudah sepantasnya pemerintah harus tegas. Bagaimana HR harus diadili dan menbubarkan ormasnya karena tindakan pelanggaran yang telah dilakukan baik di masa lalu, mulai dari kasus kerusuhan Ambon, sampit, posso, pengusiran etnis Tionghoa dan masih banyak lagi yang masih perlu diungkap sebagai fakta bahwa HR dan tindakan pelanggarannya. HR dan kelompoknyalah yang harus bertanggung jawab atas ulah merusak dan mengobrak-abrik bangsa yang jika diperhatikan membuat pembangunan bangsa mengalami keterlambatan. Salam merdeka untuk Republik, dukung dan teruslah berikan semangat untuk mengadili balik Habib Riziq dan kelompoknya atas pelanggarannya selama ini.   Sekali lagi hidup Indonesia, Hidup Pancasila, Hidup Jokowi dan kabinetnya ….kami usul Pak Presiden Jokowi kalau bisa seret Habib Riziq dan kelompoknya ke pengadilan usut tuntas kasus mereka dan bubarkan FPI (Front Perusak Indonesia) selama ini, Terima kasih Pak Presiden.

                                                                                                                                           Putera Timur Nusantara, 23 Okt 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun