Mohon tunggu...
Nikmat Jujur
Nikmat Jujur Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Hanya Selingan

Anak jalanan tak pernah ngecap Pendidikan.... masih belajar nulis.... sekalipun banyak Cercaan mungkinnya ... tapi aku pingin nulis selalu.... tanpa ragu.... Putera Timur Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jelang Pileg Poster Caleg bagai Cicak di Pohon dan Tiang-tiang

3 Februari 2014   21:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:11 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Negara kita ini, memang Negara lucu boleh kata, tolong bersama kita perhatikan Foto di atas. Apakah salah jika saya harus katakana bahwa Calon Wakil rakyat (Caleg) di Negara kita memang banyak yang datangnya dari tiang listrik,tiang telpon, tembok-tembok, pohon-pohon besar dan kecil di pinggiran jalan, di taman-taman dan bahkan di dalam kamar mandi dan WC umum. Saya secara pribadi sih, merasa aneh dan lucu benar, kok wakil rakyat yang katanya jaman dulu kita kenal dengan Dewan Yang Terhormat negeri kita, kira-kira letak kehormatannya di mana sih? Saya berpikir hal ini harus segera menjadi perhatian aparat  terkait jika tidak apa kata dunia nantinya. Kalau nantinya sosok pada gambar, poster, sticker, selebaran kecil dan besar yang senantiasa kita temui di sembarang tempat nantinya bakal pakai pakaian kehormatan negeri ini dan jadi Dewan Terhormat. Padahal awalnya tergantung diberbagai pohon kecil dan besar di jalan-jalan bahkan sampai di WC umum sekalipun  terlebih dahulu. Setelah itu mereka-mereka lupa perjuangan mereka tersebut bermisi apa? Misi pribadi atau misi kenegaraan, hal inilah yang alhasil mengakibatkan kurangnya jaminan tingkat kehormatan semangat  Dewan Terhormat di Negara kita.

Jika diperhatikan lebih jauh, maka mungkinnya yang terlihat bahwa Dewan Terhormat Negara kita saat ini tidak lebih diibaratkan sebagai penjual kue, yang mana penjual kue harus menjajakan kuenya, dengan aroma dan rasa yang menarik pembelinya, ibarat kue tampangnya menarik tapi akibat kurang adonan berkualitas maka jadinya adalah kue salah buat, sampai-sampai banyak anak sekolah di sekitar Monas keracunan kue bikinan mereka (Dewan terhormat/DPR/MPR/Caleg). Memang lucu banyak calon dan juga para Dewan terhormat di Negara kita,yang mana proses menyaring, dan mendapatkan mereka (Dewan Terhormat) saja awalnya harus saya personifikasikan demikian. Maaf kalau semuanya ternyata lucu bagai cerita Abunawas dan raja di suatu negeri bersama rakyatnya. Tapi mengapa hal ini tak dipedulikan selalu mungkin saja karena kebodohan warga bangsa ini makanya kami pun tak mampu memilah mana yang bukan manusia dari pepohonan dan tiang-tiang dimana saja dengan manusia yang datang dari suatu tempat yang terhormat dan termulia sehingga bakal berpikir dan bertindak  mulia pula. Sehingga jangan menyesal kalau kadang-kadang penjual-penjual kue ini (Dewan Yang Terhormat ) harus berlaku ibarat  pedagang di pasar, yang berpikir bagaimana saya bisa memperoleh sesuatu dari hasil penjualan kue saya, enak apa tidak enak urusan belakang.

Yang pasti mungkinnya para Calon Dewan Yang Terhormat mulai saat ini telah  berpikir mungkinnya.akan tetapi terlihat macam masa bodoh saja dengan keadaan dan penilaian sesama yang pasti semua usaha juga sih. Denganpemikiran kalau saja besok saya berhasil mereka-mereka itu mau dan bisa ngomong apa nantinya, emank gue pikirin. Kalau sudah demikian pola pikir para calon Dewan Terhormat negeri ini lantas apa sih  yang diharapkan kelak jika mereka (DPR/MPR) harus  terpilih menjadi Dewan Yang Terhormat Alias wakil rakyat katanya yang duduk di kursi terhormat baik di tingkat daerah maupun tingkat nasional.

Jika telah demikian yang sering kita bersama temui bahwa Dewan yang terhormat di negeri kita ini, kita masyarakat bangsa ini harus pahami dan mereka (Dewan Yang Terhormat) pun harus dulu memahami bahwa mereka  awalnya bagai cicak yang mana ada di pohon-pohon, di tiang-tiang di taman-taman sampai-sampai-sampai di WC Kamar mandi dan WC umum sekalipun Kalau demikian mengapa tidak mari kita seluruh kompenen bangsa ini benahi dari hal yang kecil dulu,yakni wakil rakyat harus bukan yang demikian modelnya. Akan tetapi Setidaknya wakil rakyat harus datang dari orang yang benar-benar diakui secara utuh dan kompleksitas kehidupan sesama dalam kehidupan sosial, sehingga benar-benar berkualitas sosok performanya, dan bukan tidak berkualitas secara performa dan kinerja tapi paksa dijajakan saja untuk kepentingan dan syarat kepartaiaan. Aneh memang negeri ini dalam sistem dan mekanisme  perpolitikan dan kebijakan perekrutan keanggotaan lembaga-lembaga- tinggi Negara. Sekalipun  pada kenyataannya Dewan Yang Terhormat di Negara kita ini, terbilang banyak berasal dari pohon-pohon besar dan kecil atau tiang listrik dipinggir jalan. Tapi punya embel-embel lain yang setidaknya mampu menunjang performa mereka (Dewan Yang Terhormat)

Akhirnya kutitip pesan, bagi seluruh kompenen bangsa ini, tolong kita bersama bergandengan tangan menggalang dan membangkitkan bentuk kewibawaan bangsa dari hal yang kecil nilainya, mungkinnya agar Negara kita ini semakin eksis dan tidak dipandang rendah oleh bangsa lain karena tindakan kita yang telah aneh awalnya .

Goresan Putera Timur Nusantara, 3 Januari 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun