Mohon tunggu...
Nikmah Ummi Amalia
Nikmah Ummi Amalia Mohon Tunggu... Mahasiswa - D3-Teknologi Laboratorium Medis

Fakultas Vokasi Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Vokasi dipandang sebelah mata,

28 Mei 2022   16:16 Diperbarui: 28 Mei 2022   20:00 3465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Vokasi VS Sarjana, sumber: Kementerian Perindustrian Republik Indonesia

6 Keunggulan Vokasi, Sumber. Kementerian Perindustrian Republik Indonesia
6 Keunggulan Vokasi, Sumber. Kementerian Perindustrian Republik Indonesia

Seiring perkembangan zaman, dunia pendidikan saat ini mengalami evolusi, pendidikan merupakan pondasi yang berperan penting bagi kehidupan masyarakat. Pendidikan tidak memandang usia dan gender. Setiap manusia, baik lelaki maupun perempuan berlomba-lomba untuk meraih pendidikan setinggi-tingginya. Bagi mereka pendidikan tak hanya berhenti hingga bangku SMA saja, tetapi juga hingga S1 bahkan S3. Dibalik itu semua, pendidikan vokasi kurang dilirik masyarakat. Namun, mengapa vokasi dipandang sebelah mata oleh masyarakat?. Hal ini dikarenakan pendidikan vokasi kurang menjanjikan, banyak industri yang mengkaji lulusan vokasi rendah, dan banyak lowongan kerja yang mengutamakan lulusan Sarjana. 

Tak hanya itu saja, banyak statement masyarakat yang merendahkan vokasi. Statement itu muncul satu persatu seperti, "Sekolah vokasi mau jadi apa?", "Lulusan vokasi gajinya tak seberapa", "jangan pilih kuliah vokasi, mending sarjana aja", "sekolah vokasi bisa sukses?", dan masih banyak statement lainnya. Statement itu salah besar. Statement tersebut harus dihilangkan dari pola pikir masyarakat. Proporsi sukses itu relatif, artinya bagi setiap orang sukses memiliki arti yang berbeda-beda. Ada yang berpandangan jika ia memiliki mobil, rumah, dan harta yang berlimpah maka mereka beranggapan telah sukses, tetapi ada juga yang berpandangan jika mendapatkan pekerjaan yang layak maka itulah sukses. Sehingga, perlu ditegaskan kembali bahwa setiap orang memiliki porsi sukses nya masing-masing. 

Selain itu , perlu kita ketahui, apa sebenarnya pendidikan vokasi?. Vokasi sendiri merupakan jenjang pendidikan yang siap bekerja ketika lulus. Pendidikan ini juga disiapkan untuk memiliki keahlian pada bidang tertentu, sehingga lebih mudah untuk terjun langsung di dunia kerja. Pendidikan vokasi lebih fokus ke praktik langsung daripada teori. Dengan demikian, banyak sekali benefit dari perguruan tinggi vokasi. Adapun keunggulan sekolah vokasi seperti:

  1. Lebih berpengalaman karena kurikulum pendidikan nya sekitar 60% praktik dan 40% teori
  2. Program studi vokasi sangat bervariasi
  3. Mudah mengimplementasikan teori di dunia kerja
  4. Waktu kuliah cenderung lebih singkat
  5. Banyak peluang lapangan pekerjaan 

Di Indonesia, saat ini, Pengembangan pendidikan vokasi menjadi salah satu prioritas pemerintah dalam mendukung pembangunan SDM di masa mendatang. Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, mengatakan bahwa, "Kita harus meningkatkan kapasitas SDM kita agar lebih produktif dan lebih kompetitif, dan pendidikan vokasi menempati posisi penting dalam strategi pengembangan SDM kita". Disini terlihat jelas bahwa pendidikan vokasi sangat istimewa. Dari keistimewaan ini, vokasi dikenal sebagai program pendidikan "skill based". Artinya, pendidikan ini berfokus pada keterampilan bagi mahasiswa untuk memiliki keahlian sesuai dengan bidang bakat dan minatnya masing-masing. Oleh karena itu, dengan adanya pendidikan vokasi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas SDM untuk pembangunan nasional.

Dengan demikian, penjelasan ini diharapkan dapat membuka pola pikir masyarakat untuk berpandangan secara luas dan merata. Pendidikan memang bukanlah tolak ukur kesuksesan seseorang, tetapi dengan pendidikan mampu mengubah dunia. Tinggi rendahnya pendidikan seseorang, bukan berarti kita harus membanding-bandingkannya. Baik lulusan vokasi maupun sarjana sama saja. Keduanya sama-sama memiliki keahlian di bidangnya masing-masing, yang membedakan hanyalah kualitas lulusannya. Mau jadi lulusan yang seperti apa tergantung bagaimana cara kita beradaptasi dan berprestasi di dunia perkuliahan maupun dunia kerja nanti. Mulai saat ini, bagi pelajar yang masih SMA cobalah untuk mengetahui minat dan bakat pada diri kalian dan putuskanlah dengan matang apakah ingin lanjut vokasi atau sarjana. Sedangkan, bagi kalian mahasiswa baik vokasi maupun sarjana, teruslah bergerak ke depan tanpa merasa minder dan tumbuhlah dengan karya-karya nyata. Sebagai agent of change, kita harus memiliki tekad yang kuat untuk mematahkan stigma-stigma yang salah serta harus cerdas agar dapat memajukan negeri ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun