3.1.a.9. Koneksi Antarmateri
Nikmah Mahanani, M.Pd
Calon Guru Penggerak Angkatan 4 _119 B
SMA Negeri 1 Tulungagung
Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan dalam mewujudkan School Wellbeing
Masyarakat beragam secara demografi merupakan ciri era  abad 21 yang mengharuskan pendidik  mengembangkan, membina, dan memimpin sekolah-sekolah yang toleran dan demokratis. Karena melalui pembelajaran tentang etika akan menjadikan pemimpin-pemimpin pendidikan masa depan lebih siap  mengenali, berefleksi, serta menghargai keberagaman.
Hal ini berkaitan dengan sekolah sebagai institusi moral yang dirancang untuk membentuk karakter warga sekolah. Sekolah adalah miniatur dunia yang berkontribusi terhadap terbangunnya budaya, nilai-nilai, dan moralitas dalam diri setiap murid. Perilaku warga sekolah dalam menegakkan penerapan nilai-nilai yang diyakini penting oleh sekolah sebagai teladan bagi murid. Kepemimpinan Kepala Sekolah tentu berperan sangat besar untuk menciptakan sekolah sebagai institusi moral.
Pendidikan merupakan tempat persemaian segala benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat kebangsaan dan pondasi pembentukan peradaban bangsa. Gagasan filosofi Ki Hajar Dewantara menjadi pondasi kokoh dalam pendidikan di Indonesia. Pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka yaitu Ing Ngarso Sung Tuladha artinya seorang pendiidk harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik, Ing Madya Mangun Karso artinya ditengah atau diantara murid guru menciptakan prakarsa atau ide  dan Tut Wuri Handayani artinya dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan.
Filosofi Ki Hajar Dewantara sangat relevan dan berpengaruh menjadi panutan dalam menjalankan peran sebagai pendidik yang diharapkan mempunyai pribadi yang bermutu dalam kepribadian, kerohanian. Pribadi yang menyiapkan peserta didik dan berfungsi sebagai model keteladanan dan fasilitator. Pendidikan merupakan tuntunan didalam hidup dan tumbuhnya segala kekuatan kodrat anak anak didik agar sebagai manusia dan masyarakat mencapai keselamatan dan bahagia setinggi-tingginya
Dalam menjalankan perannya di sekolah tentu  akan menghadapi berbagai situasi dimana harus mengambil suatu keputusan dimana ada nilai-nilai kebajikan universal yang sama-sama benar, namun saling bertentangan yang disebut sebagai sebuah dilema etika, Dan disaat keputusan yang diambil  bukan hal  yang mudah.  Hal ini disebabkan bahwa individu akan menyadari bahwa setiap pengambilan keputusan akan merefleksikan integritas sekolah, nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh sekolah dan keputusan-keputusan yang diambil menjadi rujukan atau teladan bagi seluruh warga sekolah dan lingkungan sekitarnya.
Dalam pengambilan suatu keputusan, tentu saja akan sering bersinggungan dengan prinsip-prinsip etika dan nilai nilai diri. Etika tidak berkaitan dengan preferensi pribadi seseorang, namun merupakan sesuatu yang berlaku secara universal. Pribadi yang memiliki penalaran baik akan menghargai konsep etika dan nilai-nilai kebajikan dalam setiap pengambilan keputusan.
