Mohon tunggu...
Nikmah Mahanani
Nikmah Mahanani Mohon Tunggu... Guru - Alur takdir berjalan seiring rotasi waktu. Daya juang diri diuji peluh berkucur beri pengalaman diri.Mencerdaskan diri bersosialisasi mengenali karakter pribadi untuk lebih mawas diri dapatkan ridho Illahi.

Saya Guru Bimbingan Konseling di SMA Negeri 1 Tulungagung. Yang sedang mengembangkan diri untuk menginspirasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Buku Terbuka untuk Siswa

17 November 2021   00:30 Diperbarui: 17 November 2021   00:32 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1.2.a.9. Koneksi Antar Materi - Nilai dan Peran Guru Penggerak

Buku Terbuka untuk Siswa

Nikmah Mahanani -- SMA Negeri 1 Tulungagung

Calon Guru Penggerak Angkatan 4-119 Wilayah Tulungagung Jawa Timur

Pembentukan karakter dianalogikan sebagai gunung es. Apa yang terlihat dan apa yang disadari hanya 12 %. Aspek yang muncul dan terlihat adalah bagian karakter. Sedangkan 88% adalah aspek yang tidak disadari berbentuk softskill, pola pikir, kepercayaan dan nilai-nilai yang mendasari perilaku dan merupakan identitas hakiki dari manusia itu sendiri. Perilaku yang berulang-ulang yang dilakukan akhirnya menjadi kebiasaan dan memunculkan karakter.  Pembentukan dan memunculkan karakter diperlukan pengkondisian dan pembiasaan lingkungan fisik dan psikis baik secara implisit maupun eksplisit. Upaya pengkondisian dan pembiasaan adalah dengan cara keteladanan yang konsisten dan sistem atau aturan yang konsisten pula.

Karakter dari kebiasaan perilaku sebagai buah pola pikir softskill, kepercayaan dan nilai-nilai. Diperlukan lingkungan pembiasaan yang baik, keteladanan yang konsisten. Guru ibarat tukang kebun, yang merawat tumbuhnya nilai-nilai kebaikan di dalam diri murid. Guru memiliki kesempatan untuk mengembangkan lingkungan di mana murid berproses menumbuhkan nilai- nilai dirinya tersebut. Dengan demikian, guru patut mengembangkan lingkungan yang sifatnya fisik (ekstrinsik) dan yang sifatnya psikis (intrinsik).dan sistem aturan yang konsisten untuk membentuk karakter baik

Guru dengan  karakter baik akan mengajarkan murid tentang keputusan yang dibuat melalui proses pertimbangan moral. Guru membantu murid  memahami nilai nilai kebaikan dalam diri murid sendiri, kemudian  mempercayai sebagai bagian yang tak terpisahkan dari siapa mereka dan akan melestarikan nilai-nilai kebaikan di tengah masyarakat melalui murid-murid mereka.

Ki Hadjar Dewantara  mengemukakan dalam proses menuntun, anak perlu diberikan kebebasan dalam belajar serta berpikir, dituntun oleh para pendidik agar anak tidak kehilangan arah serta membahayakan dirinya. Semangat agar anak bisa bebas belajar, berpikir, agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan berdasarkan kesusilaan manusia ini yang akhirnya menjadi tema besar kebijakan pendidikan Indonesia saat ini, Merdeka Belajar.

Semangat Merdeka Belajar dicanangkan untuk  memperkuat tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, dimana Pendidikan diselenggarakan agar setiap individu dapat menjadi manusia yang "beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Kedua semangat ini yang kemudian memunculkan sebuah pedoman, sebuah penunjuk arah yang konsisten, dalam pendidikan di Indonesia. Pedoman tersebut adalah Profil Pelajar Pancasila.

Untuk bisa mewujudkan Profil Pelajar Pancasila tersebut, dibutuhkan pendidik yang terampil dan berkompeten  sehingga mampu berkontribusi secara aktif sesuai mewujudkan profil. Guru Penggerak sebagai program strategi untuk menguatkan kompentensi yang dibutuhkan tersebut. Guru pengerak yang terampil dan berkompeten yang memiliki nilai-nilai guru pengerak, yaitu mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid. Guru Penggerak diharapkan mampu membentuk peserta didik menjadi pelajar sepanjang hayat yang merupakan ciri profil pelajar Pancasila.

Guru penggerak membentuk pelajar yang bertaqwa dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berarti guru pengerak harus berpihak pada murid; Guru Penggerak menjadi pemimpin pembelajaran bisa mencetak peserta didik bernalar kritis; Guru Pengerak berperan mewujudkan kepemimpinan murid, berarti bisa melahirkan siswa yang mandiri. Guru Pengerak memiliki nilai-nilai kolaboratif, berarti bisa melahirkan siswa yang memiliki jiwa gotong royong

Guru penggerak harus secara sadar menguatkan  Profil Pelajar Pancasila dan nilai-peran Guru Penggerak  dalam dirinya demi menumbuhkan  Profil Pelajar Pancasila pada murid-muridnya. Seperti amanah UU RI No. 20/2003, Sistem Pendidikan Nasional Bab I, Ketentuan Umum Pasal 1, No.1 bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya ntuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dengan kata lain bahwa mendesain peristiwa atau lingkungan belajar sehingga anak  mendapat pengalaman utuh (cipta-rasa-karsa -karya)dan dapat mengambil makna positif dari proses  pembelajaran tersebut. Pendidikan merupakan daya dan upaya untuk memajukan bertumbuhnya  budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelektual) dan tubuh anak agar dapat memajukan kesempurnaan hidup, yaitu kehidupan anak yang sesuai dengan dunianya.

Keteladanan adalah kunci dalam mengantarkan siswa- siswa untuk mencapai proses pendidikan . Seorang guru ibarat buku terbuka yang bisa dibaca siswa kapan saja, dalam arti siswa akan melihat apa yang dilakukan, apa yang disampaikan dan bagaimana bersikap dan bertingkah laku. Menurut Ki Hajar Dewantara  seorang guru harus menguasai  ilmu hidup bathin (Psikologis), Ilmu hidup jasmani (Fisiologis), Ilmu Kesopanan (Etika), Ilmu Keindahan (Estetika) dan Ilmu Pendidikan (Pedagogis)

Peran dari seorang Guru Penggerak yaitu menjadi pemimpin pembelajaran (mendorong wellbeing kondisi pembelajaran siswa),menggerakkan komunitas praktisi, menjadi coach guru lain,mendorong kolaborasi bagi guru mewujudkan kepemimpinan murid. Dan berlandaskan nilai- nilai  guru penggerak mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid yang merupakan pedoman berperilaku guru penggerak untuk mewujudkan Profil Pelajar Pancasila. Yang semua itu memerlukan dukungan dan kerja keras untuk bisa memerankan semua itu, walaupun sebetulnya peran-peran tersebut secara tidak langsung sudah pernah dilakukan dan perlu pengembangan.

Strategi yang bisa dilakukan untuk menguatkan peran sebagai guru penggerak adalah mulai dari diri sendiri meningkatkan konsisten diri, memperkuat daya juang menentukan tujuan yang jelas , aksi nyata dalam karya, manajemen waktu yang tepat, dan kedisiplinan. Hal lain yang bisa dilakukan dalam peran melakukan perubahan adalah memperluas lingkaran pengaruh dalam dimensi pengaruh yaitu relasi, komunikasi kolaborasi, dan kontribusi,  lingkaran kepedulian dan lingkaran perhatian.

Dukungan sekolah sangat diperlukan dalam pencapaian gambaran peran guru penggerak. Dukungan sekolah berarti dukungan semua komponen sekolah, mulai dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, siswa sebagai pusat pendidikan dan masyarakat atau orangtua siswa. Peran pendukung tersebut adalah sebagai  patner kolaborasi untuk mengimplentasikan program-program aksi nyata dalam Pendidikan Guru Penggerak. Peran guru penggerak sebagai seorang penggerak transformasi perubahan pendidikan harus mampu menggerakkan, menggerakkan diri sendiri, menggerakkan anak-anak didiknya dan lebih luas, menggerakkan lembaga dan komunitasnya. Menjadi tauladan dan Buku Terbuka yang layak dibaca  bagi siswa dan orang sekitarnya. Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun