Mohon tunggu...
Nikmah Mentari
Nikmah Mentari Mohon Tunggu... Dosen - Pendidik dan Konsultan

Penulis, Pendidik, Konsultan Hukum

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Shalawat tanpa Pamrih: Melindungi Kezaliman Zaman (Harlah 1 Abad NU)

8 Februari 2023   08:36 Diperbarui: 9 Februari 2023   06:43 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

https://www.kompas.com/tren/read/2023/02/07/075100965/sejarah-tema-dan-link-twibbon-harlah-1-abad-nahdlatul-ulama?page=1

Dalam penggelaran Harlah 1 Abad NU pada selasa, 7 Februari 2023 kemarin, yang menjadi salah satu menarik perhatian ialah merdunya lantunan Sholawat Asygil yang dibawakan oleh 4 vokalis cilik, dikemas dalam orchestra yang dipandu oleh Addie MS serta diiringi oleh paduan suara dengan atribut adat berbagai daerah dan diikuti oleh banser yang berada di belakangnya. Sholawat nabi memang merupakan  memberi kedudukan tinggi bagi umat muslim, karena bentuk sanjungan, pujian dan memohon syafaat kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang membawa cahaya kebenaran dari gelapnya kedurhakaan, kemaksiatan dan . Sehingga tak dapat dipungkiri, bersholawat dimanapun dan kapanpun bahkan ketika akan mengawali dan mengakhiri doa akan memberi banyak keberkahan didalamnya. Dalam sholawat Asygil yang berarti "Ya Allah, berikanlah shalawat kepada pemimpin kami Nabi Muhammad, dan sibukkanlah orang-orang dzalim agar mendapat kejahatan dari orang dzalim lainnya, selamatkanlah kami dari kejahatan mereka. Dan berilanlah shalawat kepada seluruh keluarga dan para sahabat beliau",  langgam pengucapan sholawat Asygil dalam bahasa arab sangat merdu dan menembus kalbu. Sholawat itu sangatlah relevan dengan kondisi kekinian bagi umat muslim khususnya dari gempuran berbagai ideologi serta 'islamofobia'. Terlebih lagi era digital yang memberi fasilitas untuk mengakses berbagai informasi miskonsepsi serta tontonan yang tidak edukatif semakin mudah diserap. Tak heran, kezalimanpun semakin mudahnya dipertontonkan dan menjadi tontonan khalayak. Pada akhirnya, kezaliman yang semakin sering tersiar, lama kelamaan akan semakin terbiasa dan menjadi biasa (menormalisasi sesuatu yang tidak sepatutnya). Lalu, apakah kita akan jatuh dan kembali di zaman jahiliyah ??? 

Melalui ijazah Sholawat Asygil, tidak sekedar hanya lantunan yang sejuk didengar. Mengilhami nilai-nilai persaudaraan bagi sesama muslim yang berada dijalur kaffah, untuk bergandengan tangan dan saling menguatkan ditengah fitnah dan kezaliman baik atas islamofobia hingga sekulerisasi dengan dasar 'toleransi' yang keblabasan. Padahal, jika dirunut pada akarnya, hadirnya Ulama-Ulama Indonesia sebagai bagian dari founding fathers, telah bersepakat, bahwa nilai-nilai Ketuhanan merupakan pondasi utama dan pertama bagi jiwa bangsa Indonesia. Karena memang, sejatinya, manusia hanyalah seonggok daging yang diberi nyawa, Tidak berdaya, dan hanya karena Tuhanmulah kamu diberi kekuatan,keleluasaan,serta kebebasan. Maka sangat arogan sekali jika seolah-olah hidup berpijak di dunia ini tanpa membawa-bawa 'agama'. Dalam Qs. Ad Dzaiyat:56 sudah jelas bahwa "..  Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku (saja)." bahwa eksistensi manusia di dunia ya untuk ibadah. Namun, bukan sekedar ibadah secara ritualitas semata. Pada dasarnya, setiap langkah yang kita jalani, setiap ucapan yang kita utarakan, setiap keringat yang kita teteskan seyogiyanya diniati atau ditujukan dalam rangka ibadah. Sehingga, pekerjaan dan perbuatan yang dilakukan tidak sekedar memenuhi passion, nafsu, kesenangan,impian semata,akan tetapi nilai keberkahan dan pahala di akhirat yang termanifestasi juga turut di dalamnya. 

Memang sholawat Asygil menginginkan keamanan, ketentraman dan kedamaian umat muslim tanpa diusik oleh para orang zalim, yang pada intinya tidak menjadi 'korban' dan berharap agar sesama orang zalim jatuh dengan kezalimannya sendiri. Namun, bukan berarti kita membiarkan kezaliman itu terus berlanjut dan hanya sekedar menjadi penonton bukan ?. Sholawat Asygil ini tidak berhenti disini, karena tetap saja, agama Allah harus dibela dan diperjuangkan, bagaimanapun juga umat muslim harus tetap "ber-amar ma'ruf nahi munkar". 

Selamat 1 Abad NU. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun