Mohon tunggu...
Nikmah Lubis
Nikmah Lubis Mohon Tunggu... -

Jurusan Ilmu Komunikasi UIN SUNAN KALIJAGA 2014

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bolehkah Meniup Makanan atau Minuman?

13 Januari 2015   23:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:13 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Makanan berguna untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup. Alangkah baiknya jika makanan yang kita makan mengandung manfaat untuk kesehatan tubuh. Tapi bagaimana jika kita malah menghilangkan manfaat atau kandungan gizi dari makanan itu? Apa yang dilakukan seseorang sehingga menghilangkan kandungan gizinya? Salah satunya adalah meniup makanan.

Kebanyakan dari kita sering meniup makanan ketika masih panas. Perilaku ini sudah menjadi salah satu kebiasaan masyarakat. Orang tua saya juga sering menasehati untuk tidak makan makanan yang masih panas karena takut gigi cepat rusak. TapiSaya menganggap sepele, eh.. ternyata bukan dari segi kesehatannya saja tapi meniupatau minuman tidak di anjurkan dalam Islam. Kenapa demikian?

Rasulullah SAW adalah suri tauladan umat dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam hal kesehatan, ajaran-ajaran beliau sudah banyak dibuktikan oleh penelitian-penelitian modern akan kebenaran manfaatnya yang besar. Salah satu ajaran beliau adalah adab-adab makan yang membawa kesehatan dan keberkahan sepanjang zaman. Dalam adab makan ada larangan meniup makanan dan minuman, Ini terbukti dalam Hadits Ibnu Abbas yang menuturkan “Bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam melarang bernafas pada bejana minuman atau meniupnya”. (HR. At Tarmidzi dan dishahihkan oleh Al-Albani).

kisah dibalik meniup makanan juga terlihat dari hadis berikut ini bahwa: Dari Abu Al-Mutsni Al-Jahni ra berkata, aku pernah berada di rumah Marwan bin Hakam, tiba-tiba datang kepadanya Abu Sa’id ra. Marwan berkata kepadanya : “Apakah engkau pernah mendengar Rasulullah SAW melarang bernafas di tempat minum?”. Abu Sa’id menjawab : “Ya. Ada seseorang pernah berkata kepada Rasulullah SAW, ”Aku tidak kenyang dengan air hanya satu kali nafas.” Lalu Rasulullah SAW bersabda, “Jauhkanlah tempat air (gelas) dari mulutmu, lalu bernafaslah!” Orang itu berkata lagi, “Sesungguhnya aku melihat ada kotoran pada tempat minum itu”. Lalu Rasulullah SAW bersabda, ”Kalau begitu, tumpahkanlah! (HR. Abu Dawud)

Semua orang yang pernah mengenyam pendidikan pasti tahu kalau manusia menghirup oksigen atau O2 dan mengeluarkan karbondioksida atau CO2. Dimana ketika kita meniup berarati kita mengeluarkan krbondioksida. Jika karbondioksida bertemu air yang mengeluarkan uap air (H2O)akan berubah menjadi karbonat yang bersifat asam. Dimana sifat asam tadi akan mempengaruhi tingkat keasaman pada darah kita sehingga tidak sesuai dengan yang seharusnya.

Selain itu, pada saat mengeluarkan karbondioksida yang merupakan hasil pernafasan di mungkinkan akan mengeluarkan partikel dari dalamtubuh, bisa berupa sisa kotoran dari gigi, rongga mulut. Bau mulut juga bisa mengotori makanan atau minuman yang kita tiup.

Seiring dengan penurunan pH darah, pernafasan menjadi lebih cepat karena tubuh berusaha untuk menstabilkan keasaman darah dalam fase normal dengan mengurangi jumlah karbon dioksida.Ginjal juga berusaha untuk mengatasi masalah tersebut dengan mengeluarkan lebih banyak asam melalui urine. Tetapi kedua mekanisme akan sia-sia jika tubuh terus memproduksi terlalu banyak asam.

Dalam jangka panjang akan menyebabkan asma, mengantuk, mual dan tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik. Sampai dapat menyebabkan tekanan darah rendah, stroke, dan bahkan dapat menyebabkan koma hingga kematian.Sederhananya, Karbondioksida merupakan gas hasil ekskresi dari pernapasan. Penelitian tersebut masih memerlukan kajian ulang, efek sampingnya mungkin tidak dalam waktu dekat, namun berjaga-jaga lebih baik. Terlebih bagi yang sedang tidak sehat atau memiliki riwayat penyakit akut, sangat dianjurkan tidak meniup makanan atau minuman panas saat akan memakannya, terlebih jika itu untuk anak atau orang lain yang akan memakannya.
Untukterhindar dari hal tersebut alangkah baiknya jika kita menunggu sampai dingin. Seperti hadis berikut ini Dinginkan makanan dan minuman kamu sesungguhnya tidak ada kebaikan pada makanan / minuman yang panas. ” (HR. Al- Hakim dan Ad- Dailami).

Referensi: buku shahih al-bukhari

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun