Mohon tunggu...
Nikita Frisilia Saputri
Nikita Frisilia Saputri Mohon Tunggu... Lainnya - Nikita Frisilia Saputri_Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia_Universitas Sanata Dharma

Semua orang memiliki potensi masing-masing hanya saja keinginan dan tekat perlu diperkuat,karena berjuang itu harus. "Kejar mimpimu, dengarkan kata hatimu, percaya pada dirimu kamu bisa mewujudkannya."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Senyum Teduh di Pinggiran Sungai Code|

31 Desember 2020   14:05 Diperbarui: 31 Desember 2020   14:25 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebuah perkampungan yang lusuh banyak penghuninya suara sorak ramai bersahutan, bising kendaraan silih bergantian, suara gerbong samar-samar dari kejauhan, jalan sempit, dan suara anak kecil yang bersaut-sautan mengarap sebuah uluran dari sang panji kesatria yang dinantikan. Mata binar senyum merkah teduh bak pohon rindang yang digoyang sempoi angin. 

Mereka menyambut ria kepada kami yang datang dari balik kota budaya. Apa yang dinantikan dari sosok anak kecil yang menatap nanar dengan semangat yang dia bawa? Ia adalah sebuah kertas putih yang banyak tulisan dan tinta yang berwarna-warni dengan meja kayu yang ditata rapi dan selembar tikar. Apa yang mereka nantikan? Iya, mereka menantikan sebuah sekolah, sekolah yang didirikan dipesisir sungai code dan ditengah perkampungan lusuh ditengah kota Yogjakarta.

Apa kebahagiaan menurutmu? Kebahagiaan menurutku bukan soal materi, jabatan, atau sebuah profesi melainkan berbagi dan menyambut senyum merkah dari sang anak dengan semangat ingin belajar ditengah keterbatasan orang tua dan ekonomi. Kebagaiaan itu adalah soal cinta kasih, rela memberi, dan tanpa pamrih kepada mereka yang membutuhkan uluran sang kesatria. 

Lalu siapa kesatria itu? Satria adalah orang yang berani meluangkan waktu, tenaga, pikiran untuk mereka yang tak berdaya mengharap sebuah mimpi dan harapan. Seberapa banyak harta yang kamu miliki seberapa tinggi jabatan dan profesimu jika tak bisa memberi dengan ikhlas tanpa pamrih tak akan jadi sebuah budi baik untukmu.

Kebahagiaan luar biasa terajut dalam sebuah meja kayu dan selembar tikar dengan kertas dan tinta hitam dipesisir sungai code. Hari demi hari kian terlewati menabur kebahagiaan yang tiada bisa terhapuskan. Suara tawa dan senyum merkah  kerap kali mereka sajikan sepanjang pembelajaran yang dilalui. Semangat belajar dan keinginan yang tinggi untuk mengetahui hal baru terus digelorakan oleh mereka. 

Sungguh momen yang tidak akan terlupakan banyak pembelajaran dan kebahagiaan dari balik kampung pesisir sungai code. Terkadang ucapan kasih sayang juga saya dapatkan dari mereka betapa mengharukan mereka merajut kata-kata dibalik kertas mengungkapkan apa yang mereka rasakan dan memberikannya kepadaku sebagai bentuk semangat dan kasih sayang yang mereka berikan. Tangis kebahagiaan pun pecah saat aku harus meninggalkan mereka untuk kembali kepada aktivitasku yang lainnya. Apakah ada orang dapat membimbimbng mereka hingga mereka dapat melihta luasnya dunia dan banyaknya pengetahuan.

Harapanku kepada kesatria-kesatria panji yang akan mengulurkan tangannya semoga menjadi sebuah amalan dan berkah yang tiada terkira. Semoga tuhan menaungkan kebagaiaan dan ketentraman serta semangat yang selalu mengembara. Jangan biarkan senyum merkah menjadi layu bak bunga mawar yang tandus tiada air. Kalian adalah generasi muda bangsa yang akan membawa harum nama bangsa dan negara tetap semangat dan gelorakan daya juang kalian suatu saat kami akam bangga kepada kalian yang berjuang ditengah keterbatasan.

Secercik cerita dariku yang menumbuhkan sebuah kebahagiaan bagai mereka kaum yang dipinggiran. Karena bagiku seburuk-buruknya tempat mereka tinggal harus ada kebahagiaan dan harapan dalam setiap langkah mereka. Dan seburuk-buruknya orang mereka yang congkak dan tidak bisa merendahkan hati untuk berbagi kebahagiaan untuk mereka dengan meluangkan sedikit waktu, tenaga dan pikiran kita. 

Tetap menjadi diri sendiri berbagai untuk kebahagiaan dan memberi harapan serta mimpi bagi mereka yang semangat untuk mewujudkan negeri menjadi lebih baik lagi. Karena kebahagiaan yang utama adalah memberi, berbagi, dan menyantuni.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun