Kita dilanda rasa takut dan cemas. Bukan berarti kita mengurung diri, melainkan untuk menyadari langkah yang tepat untuk kita bangkit dan berdiri. Di tengah masa pandemi daya kreativitas dan kerja keras perlu dihargai. Terciptanya suatu usaha bukan semata-mata untuk kepentingan pribadi, melainkan membuka kesempatan bagi mereka yang sedang terpuruk akibat pandemi. Sekali berdiri pantang untuk mundur lagi. Begitu sabda yang dikumandangkan para pengrajin menciptakan peluang usaha ditengah pandemi. Bukan semata-mata karena ambisi tetapi untuk mengolah imajinasi melalui realisasi sehingga tercipta aksi. Dalam tulisan ini pembaca diajak untuk melihat fenomena sosial yang terjadi dalam masyarakat (baca : Dampak COVID-19 di Indonesia) dari sudut pandang 'ekonomi'.
Mengembangkan usaha ditengah keterpurukan ekonomi akibat wabah Covid-19
Pada bulan Maret 2020 Indonesia menemukan adanya virus COVID-19 yang diderita oleh seorang warga yang tinggal di Jakarta. Kasus ini pertama kali ditemukan di Indonesia akibat dari kontak langsung dengan Warga Negara Asing (WNA) yang berasal dari negara Jepang. Semenjak kasus tersebut terdeteksi ternyata banyak masyarakat Indonesia terkena virus COVID-19. Hal ini berdampak terhadap  roda perekonomian di negara Indonesia yang menyebabkan banyak orang kehilangan pekerjaan mereka. Banyak orang yang di PHK dari pekerjaannya karena perusahaan berusaha untuk mengurangi sumber daya manusia untuk diperkerjakan guna untuk meminimalisir pengeluaran uang karena kecapaian target dan konsumen semakin lama kian menurun yang diakibatkan karena virus COVID-19. Maka dari itu, dampak ini menimbulkan kesenjangan dimasyarakat khususnya ekomoni masyarakat yang semakin lama kian menurun.
Pemberlakukan (Pembatasan Sosial Bersekala Besar) PSBB  menyebabkan ruang gerak untuk berativitas sangat terbatas. Pemberlakukan (Pembatasan Sosial Bersekala Besar) PSBB menjadi salah satu cara untuk seseorang berdiam diri di rumah memikirkan langkah yang hendak diambil demi mencukupi kebutuhan hidup yang kian terpuruk dimasa pandemi. Akhirnya pemikiran-pemikiran ini menjadikan sesuatu yang hendak direalisasikan yaitu dengan membangun usaha kerajinan kayu ditengah masa pandemi. Bukan semata-mata hanya ambisi yang besar untuk dapat menciptakan usaha, tetapi realisasi  dan aksi patut untuk disadari dan dihargai guna menyokong ambisi yang sudah tersusun rapi dalam setiap ide-ide yang sudah dibuatnya. Keterampilan yang dimiliki menjadikan dasar mengapa memilih usaha ini yang digeluti. Keterampilan ini yang didapatkan sebelum keluar dari pabrik tempat bekerja.
Usaha kerajinan kayu dirintis pada bulan April 2020 ditengah masa pandemi COVID-19 oleh Hasan Fauzi. Melalui pemasaran di media sosial usaha ini mulai dirintis dengan menyuarakan kepada sanak saudara tetangga untuk menawarkan produk yang telah dibuat. Walaupun masa pandemi dan pemberlakukan PSBB tentu saja dalam menawarkan produk harus dengan protokol kesehatan yang telah dibuat oleh pemerintah. Awalnya memang masyarakat memandang sebelah mata karena mereka fikir hal ini tidak terlalu penting. Tetapi, masyarakat mulai mengetahui dan memahami kreativitas serta keterampilan perlu dihargai terlebih pada masa pandemi yang dirasa sulit untuk mencari lapangan pekerjaan dan mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Memutus rantai pengangguran akibat Covid-19
Covid-19 menjadikan roda perekonomian menjadi lemah dan angka pengangguran menjadi semakin bertambah. Masyarakat seharusnya mulai bangkit dan bergerak pandemi bukan suatu alasan untuk berhenti untuk berkreativitas dan bekerja. Jika berhenti bekerja lantas apa yang hendak diberikan kepada keluarga untuk menyambung hidup mereka ditengah keterpurukan. Menciptakan peluang usaha merupakan tindakan yang tepat untuk membantu negara memutus rantai kemiskinan dan pengangguran ditengah terpaan badai pandemi yang kian kencang menerpa dan tidak kunjung berhenti.
Berdasarkan hasil Pusat Penelitian Kependudukan LIPI bersama dengan Lembaga Demografi Universitas Indonesia (LD-UI) dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Ketenaga kerja melaksanakan survei online mengenai dampak COVID-19 terhadap tenaga kerja 24 April 2020 - 02 Mei 2020. Berdasarkan hasil survai bahwa 15,6 persen pekerja Indonesia mengalami PHK, bahkan 13,8 persen tidak mendapatkan pesangon mayoritas yang terkena PHK adalah usia muda 15 - 24 tahun. Hasil ini menujukan bahwa dampak COVID-19 telah menghilagngkan lapangan kerja masyarakat di Indonesia sehingga perlu adanya tindakan baik dari sisi pemerintah dan individu masyarakat guna mengembalikan keadaan ekonomi dan meminimalisir angka pengangguran yang semakin meningkat.
Menciptakan peluang merupakan solusi yang terbaik guna meminimalisir angka pengangguran yang semakin hari semakin meningkat. Menciptakan pekerjaan tidak harus dengan keadaan yang baik-baik saja tetapi, ditengah pademi seperti ini perlu didirikan guna menyokong perekenomian masyarakat. Menciptakan lapangan kerja tidak harus dengan wujud fisik bisa dengan lewat perantara media online. Keterampilan merupakan salah satu alasan mengapa masyarakat mendirikan usaha salah satunya Hasan Fauzi. Keterampilan yang memadai serta kreativitas yang dimiliki akan membuka peluang untuk masyarakat kecil mulai mengolah dan mengadaptasi dengan berbagai cara untuk menciptakan sebuah peluang usaha. Angka kemiskinan sudah semakin melonjak aksi tanggap terhadap situasi harus mulai dipupuk. Jika tidak bergerak menuju hal yang lebih baik lantas bagaimana kemiskinan dan pengangguran bisa teratasi? Jika masyarakat tidak kunjung menyadari apa yang telah terjadi.
Perekonomian Indonesia mengalami kemunduran yang sangat tinggi. Sikap tegas pemerintah kepada masyarakat terus ditempa dengan cara menyalurkan bahan kebutuhan pokok dan pelatihan keterampilan melalui kartu prakerja. Pelatihan Pra-Kerja memperioritaskann 3,7 persen penganggurran muda umur 18-24 tahun. Pelatihan ini bekerjasama dengan beberapa perusahaan yang ada di Indonesia sebagai tindakan dibuat pemerintah dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan ditengah masa pandemi harapannya masyarakat bisa menciptakan lapangan pekerjaan dengan bekal keterampilan yang sudah dilatih lewat pelatihan online yang diselenggarakan oleh pemerintah. Solusi ini adalah solusi yang paling efektif untuk menyikapi kemunduran ekonomi dan angka penggangguran yang semakin bertambah dikalangan masyarakat menengah kebawah.
Berbekal dengan keterampilan pelatihan dan praktik secara langsung yang dilakukan usaha pengrajin kayu yang telah didirikan mulai berkembang. Banyak konsumen yang menyoroti produk lokal dari pengrajin kayu ini dengan alasan harga yang diberikan lebih murah dan hasilnya tidak kalah dengan produksi usaha yang lain. Berawal dari situ mulai masyarakat berbondong-bodong mendatangi dan melihat proses secara langsung hingga sebagaian dari masyarakat mulai ikut bergerak dan bekerja dengan usaha kayu tersebut. Hal ini dituturkan oleh seorang masyarakat yang berkerja di usaha kayu bahwa pekerjaannya sangat membantu ekonomi keluarganya terlebih ditengah masa pandemi yang semakin sulit untuk mendapatkan pekerjaan.
Pemutusan rantai pengangguran bisa dilakukan oleh masyarakat pada kalangan atas, menegah ataupun kalangan bawah. Pada dasarnya kemauan dan tekad adalah kunci yang paling utama. Seseorang yang mempunyai ambisi yang besar tapi tidak disertai dengan realisasi dan aksi tidak akan terwujud dalam wujud yang nyata. Jika seseorang ingin meningkatkan ekonomi keluarga dan berpartisipasi untuk memutus rantai kemiskinan ada beberapa yang hal yang dapat dilakukannya. Cara-cara yang dapat dilakukannya antara lain yaitu pertama, seseorang harus peka terhadap situasi dan kondisi yang dialami saat ini berusaha berfikir kritis dan maju. Seseorang yang mengiginkan kemajuan pasti memiliki sikap kritis dan tanggap terhadap lingkungan. Menyoroti faktor-faktor yang menyebabkan masyarakat dan dirinya tidak bisa berkembang dan mencari solusi dan alternatif yang tepat guna memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Mencari referensi peluang usaha yang dapat ia cipatakan dengan memikirkan beberapa aspek dari segi keterampilan, dana, dan pemasarannya. Apabila sudah memikirkan rancangannya maka bisa masuk kedalam tahap yang selanjutnya.
Kedua, membuat perencanaan yang matang dengan merencanakan dari beberapa aspek maka usaha yang akan diciptakan menjadi lebih tertata dan terstruktur. Hal-hal yang perlu diperhatiakan ketika ingin membuka usaha terlebih dalam situasi pandemi saat ini adalah memastikan modal yang ingin direalisasikan cukup sebagai modal awal, bahan yang dipilih hendakanya memperhatikan segi kualitas dan harga, marketing atau pemasaran produk harus menyesuaikan situasi dan kondisi. Memulai dengan mempromosikan dengan cara langsung melalui tatap muka (apabila memungkinkan) atau dengan melalui media sosial hal ini merupakan cara efktif untuk mencari konsumen ditengah masa pandemi. Jika cara yang lebih efektif melalui media online sesuai juga dengan perkembangan zaman hal ini juga bisa menjadi alternatif yang baik yaitu dengan cara melalui media online seperti instagram, facebook, buka lapak dan lain sebagainnya. Selain itu, pengelolaan keuangan dan administrasi perlu disiapkan sejak awal guna mengetahui perkembangan pemasukan dan pengeluaran dari usaha yang dijalannya sehingga memudahkan untuk mengetahui keuntungan dan kerugian dalam menjalankan usaha. Beberapa aspek tersebut menjadi dasar rancangan awal sebelum usaha direalisasikan dengan nyata.
Ketiga, aksi sesudah merencanakan dengan matang dan bagaimana cara pemasarannya mempromosikan dengan cara langsung melalui tatap muka atau dengan melalui media sosial, modal yang harus dipersiapkan, bahan baku, dan administrasinya. Setelah usaha berjalan dengan baik dengan jumlah konsumen tetap sesuai target dan keuntungannya sesuai dengan target ataupun melebihi maka, bisa mengajak masyarakat lain untuk bergabung sebagai pekerja dengan tujuan untuk membantu perekonomian dan memutus rantai penggangurnan akibat PHK dari berbagai perusahaan tempat bekerja. Walupun usaha ini dirasa masih perlu berbaikan secara sistem dan kinerja bisa dimusyawarahkan langkah yang tepat untuk mencari solusi dengan adanya keterbukaan ini akan membuka kesempatan pekerja untuk memberikan ide-ide untuk mengembangkan secara bersama-sama. Â
Sebagai catatan penutup, perlu disadari bahwa menciptakan usaha dan menciptakan peluang kerja untuk orang lain tidak harus dalam kondisi yang baik tetapi, dalam keadaan apapun selagi ada  niat dalam diri pasti akan terealisasi. Perlu diingat bahwa menciptakan usaha perlu memiliki kesiapan yang matang dari segi modal, pemasaran, bahan baku, administrasi dan lain-lain. Kesiapan ini akan menjadikan dasar suatu usaha akan berjalan dengan baik. Perlu digaris bawahi bahwa dalam situasi apapun bisa untuk menciptakan peluang usaha hanya saja perlu ditanamkan dalam pikiran dan diri kita bahwa usaha tercipta bukan sekedar ambisi, tetapi perlu adanya realisasi dan aksi untuk mewujudkannya. Demi terciptanya masyarakat yang berdaya guna dengan kreativitas dan kerja keras. Menciptakan usaha dan menciptakan peluang kerja artinya kita telah membantu negara kita untuk memutus dan meminimalisir pengangguran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H