5. Dukungan Pemerintah yang Kuat: Adanya dukungan dari pemerintah dalam bentuk pembinaan, pengawasan, dan sanksi memberikan dorongan bagi pelaksanaan sistem pertanian organik yang konsisten.
Kekurangan Peraturan:
1. Biaya Sertifikasi yang Tinggi: Sertifikasi organik sering kali membutuhkan biaya yang tidak sedikit, yang bisa menjadi beban bagi petani kecil. Hal ini bisa membatasi partisipasi mereka dalam sistem pertanian organik.
2. Proses Transisi yang Lambat: Perubahan dari sistem pertanian konvensional ke organik membutuhkan waktu yang cukup lama, karena petani harus menyesuaikan dengan teknik baru dan memperbaiki kondisi lahan yang terkontaminasi oleh bahan kimia.
3. Pengawasan yang Terbatas: Meski ada mekanisme pengawasan, di lapangan pengawasan sering kali tidak maksimal, terutama di daerah-daerah terpencil. Hal ini dapat menyebabkan ketidakpatuhan atau adanya pelanggaran yang tidak terdeteksi.
4. Kurangnya Pemahaman dan Kesadaran Petani: Banyak petani yang masih kurang memahami manfaat dan teknis dari pertanian organik, sehingga sulit untuk mendorong adopsi sistem ini di kalangan luas.
5. Pasar yang Terbatas: Meskipun produk organik memiliki nilai jual lebih tinggi, pasar untuk produk organik di Indonesia masih terbatas, sehingga penyerapan produk organik tidak maksimal.
Penulis : Erikson Siregar
Polbangtan MedanÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H