Bung, saya gelisah dan ingin menulis lagi, blog ini merupakan catatan pribadi dimana saya bisa kembali dan membacanya ulang, ada topik yang ingin saya selaraskan dan salurkan dalam tulisan, soalnya lagi, hanya ada dua bahasa yang saya nyaman menulis, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Kali ini saya ingin menulis konsepsi mengenai karma dalam translasi bahasa Fisika, Supersymmetry. Â Â
Mari kita bahas mengenai karma terlebih dahulu agar bisa sepaham dengan arti dan makna dari karma itu sendiri. Â Â
Karma
Banyak yang sudah mengerti karma adalah hasil atau buah dari perbuatan sendiri, merupakan konsekwensi dari sebuah aksi. Siapa yang mengapresiasi perbuatan baik adalah orang-orang baik dan sebaliknya, misalnya koruptor hanya berteman pada sesama koruptor karena sama-sama tahu dan saling menutupi.
 Dari hukum kausalitas atau "hukum sebab dan akibat" bahwa setiap penyebab memiliki efek baik dan buruk, setiap efek menjadi penyebab yang lainnya. Disini menunjukkan kinera alam semesta yang selalu bergerak dan berkembang dari rantai peristiwa. Â
Free Will atau Bebas Berkehendak
Kebebasan disini tetap dibatasi dengan hak orang lain, apabila mengganggu hak orang lain dari hal yang paling ringan dan paling kecil sampai menyakiti secara fisik dan merugikan harta benda tentunya akan menjadi perkara. Â
Destiny atau Nasib
Kata orang, mari kita memperbaiki nasib dengan perbuatan baik agar mendapatkan keberuntungan. Tidak salah juga, banyak orang bisa menolong apabila nasib lagi apes. Nanti sebelum puasa berakhir, banyak yang memohon pengampunan kepada Allah agar memperoleh suatu nasib baik pada malam Lailatul Qdr supaya diberi jalan yang terbaik, hubungan yang baik dan bagi yang sudah siap menikah agar diberikan jodoh yang baik. Saya percaya pada perbuatan baik berbuahkan baik pula, mengikis karma-karma negatif dan perlahan-lahan akan diarahkan ke jalan yang terbaik untuk kesejahteraan dan kebahagiaan pribadi.Â
Hanyalah, perbaikan-perbaikan itu harus dimulai dari diri sendiri, belajar lebih giat lagi untuk memperoleh predikat yang lebih tinggi, menjauhi yang tidak bermanfaat karena sia-sia bila diteruskan. Â
Bagaimana bila nasib sudah ditakdirkan sebelum kita lahir?Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!