Mohon tunggu...
Niki Saraswati
Niki Saraswati Mohon Tunggu... Desainer - Jatuh cinta pada Bhinneka Tunggal Ika, "menyintai perdamaian"

Berbahagia dengan belajar agar setiap ilmu menyinari kegelapan pikiran.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Fisika Ketuhanan, Ilmu Tuhankah yang Hilang?

24 Maret 2022   17:09 Diperbarui: 25 Maret 2022   05:22 794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengetahuan a priori mungkin murni (jika tidak memiliki elemen empiris) atau tidak murni (jika memiliki elemen empiris).

Barangkali Kant mempercayai cinta yang murni ialah yang tidak pernah menjalin hubungan fisik, seperti hubungan Tuhan dan manusia. 

Patut disayangkan karena sesuatu yang sederhana untuk dipahami, menjadi kompleksitas bila logika jadi andalan tunggal bagi pelajar Filsafat, buku yang ditulis Immanuel Kant hingga sekarang dikatakan sulit dan tidak mudah dicerna, seperti Wahdatul Wujud dan Manunggaling Kawula Gusti. 

Ilmu KeTuhanan
Bentuk bundar adalah simbol yang memanifestasikan satu keutuhan, pemahaman yang utuh pula, lengkap dan tidak ada yang kurang. Bila masih ada yang kurang, tiada bentuk bundar yang utuh agar menyerupai roda kehidupan yang terus berputar, tiada awal dan tiada akhir, berada di ruang waktu masa lalu, masa kini dan masa depan.

Dari filsafat Wahdatul Wujud ke Ilmu Rasa sampai ke Ilmu Fisika dan berbahasa praksis dari Filsuf Jerman, sudahkah lengkap pelajaran dasar agar tidak menuhankan diri? Bila masih kurang, saya tambahkan lagi, ilmu Bhinneka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrwa (Unity in Diversity, there is only One God, the Truth), bila mendalami ilmu-ilmu yang disebutkan, anda akan sanggup mewujudkan Kebijaksanaan dengan kesadaran Ilmu Tuhan adalah sumber segala ilmu. Tidak menuhankan diri lagi.

Logika adalah utama, Transenden mengikuti. Bila logika berakhir, Transenden berawal, versi saya dari kesimpulan Immanuel Kant,

"Ide-ide transenden adalah mempunyai keharusan, ber-rasional murni, berkonsep dan sesuatu yang tidak terkondisikan, yaitu berasal dari logika murni".
 

Kembali ke ajaran "Tuhan tidak pernah beranak", bila kita terdiri dari partikel, atom dan molekul, dan mereka hadir di luar diri kita juga, mikro paling kecil yang disebut adalah pembawa energi (energy-carrier),  jadi saya menyimpulkan, memang "Tuhan tidak pernah beranak" karena kata ilmiah, energi pun tidak pernah beranak.

Begitupun tulisan saya berakhir, meminta maaf bila ada yang kurang berkenan di hati, kata Guru saya di Indonesia, orang-orang Bijak, selalu belajar 3S, yaitu "Santai, Sederhana dan Sukses"! Terimakasih. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun