Mohon tunggu...
Niki Saraswati
Niki Saraswati Mohon Tunggu... -

Cinta itu pelajaran Ilahi dan tindakannya adalah Cinta-Kasih.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta Tiada Berakhir, Catatan Waktu

2 November 2014   02:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:54 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Terinspirasi dari lagu All of Me... by John Legend

Banyal hal yang bisa dijiwai dari orang lain ketika kehilangan kata-kata saat tenggelam dari perasaan sendiri. You’re crazy but I am out of my mind, Coz all of Me, loves all of you, seorang penyair musik yang berpikir sangat matang dengan melodi yang memaksa untuk mengikuti nyanyian hati seorang pria yang mencintai wanita dalam bungkusansuka-duka.

Bukan dari lagu saja yang bisa menghanyutkan, apa bila membaca sesuatu yang orisinil, semisalnya, bagaimana membayangkan, “Cinta tidak pernah bergeser di singgasana hati, bagaimana hitam dan putih tiada celah?”.

Saya lama memikirkan kalimat di atas, bertahun-tahun, nalar bisa berandai yang menghubungkan dengan pengalaman sendiri, kalimat pertama dapat dimaknai tentang kesetiaan. Sedangkan kalimat kedua hanya disimpulkan dengan, “bagaimana agar tiada keraguan?”, tentang keyakinan.

Dalam beberapa waktu, saya selalu berada dalam kebimbangan dan keraguan, walau diri ini boleh dinyatakan, tidak berpaling. Dan paling menyakitkan juga, sulit mengkhayati cinta yang lain, tidak mampu menanamkan benih Cinta yang bisa berkembang menjadi energi pohon cinta yang berakar di bathin dan berinteraksi secara kimiawi dengan sinar matahari dan air hujan.

Dari pada gelisah, anggap saja benar. Kesalahan apa pun dari penilaian karena “itu” sangat mengganggu. Sulit menolkan prasangka jika penyebab itu berkembang lebih cepat di bathin dan akibatnya adalah keraguan.

Hilangkan sebab, tiada akibat. Keputusan ini spontan... ibarat terapi first-aid dari luka hati yang perih. Apa pun penjelasan, tolak saja agar terbiasa dengan rasa kehilangan.

Dan menunggu perkembangan... benarkah? Hubungan kami sampai disini saja, keraguan karena menganggap telah mendua sulit disembuhkan jika tetap bukti “itu” ada.

Atau Cinta Sejati dikehendaki oleh Tuhan sendiri yang bertempat di singgasana hati sehingga ketulusan mencintai disertai dengan kemudahan memberi maaf karena sumber kebahagiaan tiada lain adalah Kau. Luka ini perih, tetapi Kau membawa obat. Sembuhkanlah diriku agar dirimu bahagia juga.

Dalam dualisme, ada satu hal yang terbenar... dan ialah Cinta Sejati.

Benar diuji oleh diri. Benar diuji oleh sesama. Benar diselamatkan oleh Tuhan.

Kesembuhanku mempunyai cerita yang akan berkembang ke positivisme karena cakra hati telah menutup celah keraguan yang tidak menampakan dua warna darihitam dan putih (gelap-terang).

Kesembuhanmu memutar waktu yang bercerita tentang Aku dan Kau... di masa depan. Cinta Tiada Berakhir. You’re my end and my beginning, even when I lose, I am winning. – NS

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun