Jalan setapak nan terjal dengan batu dan semak belukar menghiasi sepanjang perjalanan kami menuju sebuah tempat berupa kolam mata air yang dinamakan oleh penduduk Desa Ngenep, Karangploso, Kab. Malang sebagai Sumber Umbulan. Saya, dan beberapa orang teman dari kelompok KKM dari UIN Malang memang sengaja datang mengunjungi tempat itu, sebagai salah satu program kerja pengabdian kami kepada masyarakat. Pancaran sinar matahari yang menembus daun-daun yang rimbun di sekitar lokasi mata air seolah memberikan sambutan hangat pada setiap wisatawan yang berkunjung. Tampak juga gapura kecil yang dihiasi dedaunan kering dengan tulisan "selamat datang" kami temui setelah berjalan menyusuri petak persawahan yang terbentang dari tempat kami menitipkan kendaraan.
Lokasi Sumber Umbulan ini berada di sebelah utara Desa Ngenep, yang berbatasan langsung dengan Desa Lang-Lang. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan, terdapat dua akses yang dapat dilalui untuk sampai ke tempat ini dengan melewati jalan Desa Ngenep dan lewat Desa Lang-Lang. Namun secara administratif, tempat wisata ini dikelola dan masuk wilayah Desa Ngenep sebagaimana disampaikan oleh Pak Mad, sebagai pengelola dan pengawas Umbulan ketika kami temui. "Memang lokasi umbulan ini berada di perbatasan antara dua desa, yakni Desa Ngenep dan Desa Lang-Lang. dulu pernah terjadi persengketaan antar warga. namun karena sungai sebagai pembatas antara dua desa berada di utara lokasi mata air, maka akhirnya umbulan ini masuk wilayah Ngenep. itu ada sertikat resmi dari pemerintah dan dinas setempat kok", ujar beliau sembari menunjukkan sungai yang dimaksud.
Luas tempat wisata secara keseluruhan kurang lebih sekitar satu hektar, dengan kolam mata air berada di tengah lokasi. persis di pinggiran kolam, terdapat berbagai macam jenis tanaman dilindungi yang memutari area sumber mata air. Tanaman tersebut memang sengaja ditanam di pinggiran kolam, dengan tujuan untuk menjaga resapan dan menghindari wisatawan "nakal" yang sering melompat dari atas tanah yang menyebabkan tepian sumber mata air menjadi rusak. "dulu sih nggak seperti ini keadaannya, hanya mata air dengan batuan dan tanah yang membentuk kolam. ada banyak orang yang mau mandi tapi lompat dari atas sehingga merusak pinggiran mata air, akhirnya saya memagari dengan menanam tanaman di lingkar pinggiran kolam" Ucap pak Mad kepada kami. Berkat hal yang dilakukan pak Mad, pemerintah Desa Ngenep pun memberikan dukungan dengan bantuan tanaman dan pengembangan lahan yang nantinya digunakan sebagai edukasi tanaman langka dan lingkungan hidup yang dibina oleh dinas lingkungan hidup. Wacana tersebut didukung dengan kegiatan penanaman pohon dan larangan adanya perusakan atau pembabatan liar. Dan nantinya, areal tersebut akan menjadi lahan yang dilindungi oleh pemerintah.
Selain wisata edukasi dan pemandian, di Sumber Umbulan juga terdapat beberapa peninggalan sejarah dari Kerajaan Singhasari, benda pusaka dan punden yang dikeramatkan. Itu membuat Sumber Umbulan juga menjadi kawasan wisata religi, bagi umat agama Hindu maupun beberapa aliran kejawen yang biasanya berkunjung untuk beribadah atau sembahyang. Pak Mad juga menjelaskan “disini juga ada punden, patung dewa siwa, dan beberapa peninggalan dari (kerajaan) Singhasari. Banyak orang datang kesini selain berwisata mereka juga sembahyang. Terutama kalau malam satu suro, disini rame sekali. Bahkan dari malam hingga pagi hari, banyak orang yang datang untuk ibadah. ya kita sebagai warga negara yang baik, harus saling menghargai. Yang penting tidak merusak tempat ini”.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H