Orang orang tergeletak dibawah beton pembangunan
Ada pengais rejeki di trotoar jalan kendaraan padat beradu cepat
Ketika raja berdiri dibawah payung hitam mataharipun segan menyentuh
Kaki sang raja mengkilap diatas gunung bantar gebang harta karun bagi kaum terbuang
Kita harus bergerak langkah dipercepat beradu lari dengan tekhnologi sementara kebudayaan dianggap usang
Raja tak mau ketinggalan akan modernisme serba masa kini
Lalu jati diri hanya sebuah nama stadion di semarang ketika raja dan kroninya mabuk penny peker
Si jablay peny lane pun tak mau ketinggalan matanya terbuka semalam suntuk menunggu tamu yang datang di lorong mangga besar
Semua demi hasrat akan keinginan namun buta kebutuhan bukan untuk susu anakku seperti kata iwan tapi haus akan penampilan walau gagap dan terberak berak kau mengejar kemajuan jaman
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H