Perih kadang hanya buih
Setelahnya akan mengering
Setelahnya hanya puing
Padamu yang miliki cara menentramkan
Aku terpaut nyata pada rupamu
Aku tercatut pada nyamanmu
Berkali kali Engkau mampu mengerti
Hanya dengan sedikit palingkan padamu, aku nampak termangu
Menelusuri rasa sakit kian menjerit
Menyisakan waktu yang terbuang percuma
Hanya ingin bersamamu yang kita sama sama saling diam
Namun mampu temaramkan hati yang suram
Hanya ingin bersamamu yang kita saling pandang
Menyelimuti jiwa yang kian semakin lapang
Terimakasih telah teduh dan meneduhkan
Terimakasih telah hangat dan menghangatkan
Tumpukkan kalbu yang selalu kelabu
Engkau sapu dengan sipu
Rupa abu-abu perlahan tak lagi sendu
Ini dari aku yang merindu
Tetaplah seperti itu
selain kepada-Nya tempat mengadu
kita bertemu untuk halau seteru
saling menyapu
berdiskusi dari pintu ke pintu
Mengetuk tanpa peluh
pada tatanan yang nampak luruh
aku yang tersimpuh, bergemuruh mengagumi-Nya  melaluimu
Â