Mohon tunggu...
NikeRosdiyanti
NikeRosdiyanti Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Manusia Balik Layar

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Atap Bumi

28 Oktober 2019   10:02 Diperbarui: 28 Oktober 2019   09:59 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika harap menguap
Semua lenyap semua lelap
Pusaran, buih, tak hanya milik lautan
Ia meninggi menembus cakra

Bagaimana pun hampa nya
Selalu tersedia jeda
Bagaimana pun, selalu ada kata

Dua warna kolaborasi
Tiada yang tersisi
Justru kombinasi yang menginspirasi

Padanan, ragam menyatu
Meski seteru karena beradu,  kalian nampak indah ketika bersatu

Kepadamu yang membiru
Terkadang aku ragu
Pernahkah birumu pasi?
Pernahkah tercampur hingga navy

Kepadamu yang memutih
Terkadang aku risih
Dikata manusia suci
Jelas, hanya hamba yang terus memilah
Sebab itu selalu lekat dengan salah lagi pasrah

Tak banyak untuk membudi
Itulah dibalik warnamu
Aku sembunyi...
Sembunyi dari ketergantungan
Akan dunia yang sejatinya selingan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun