Menggelitik dengan kata
Merayu dengan tatap mata
Rapuhmu hiasan bagi jalanan
Rupamu perindah kekosongan
Berandai aku mengecil
Sepertinya engkau hutan bunga
Pitutur yang terucap, tak bisa kelabuhi mata meski sekejap
Kamu nampak cakap, meski kadang lenyap dalam sekali sepak
Tak menanti
Tapi hadirmu menghiasi
Tak tertanam
Tapi tumbuhmu menyatu dengan alam
Kamu harmoni
Menciptakan dimensi dalam hati
Ada sisi yang kamu isi
Tak banyak tapi melekat
Tak kurang layaknya berkat
Kamu berkat melekat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!