Mohon tunggu...
Nike Riandini
Nike Riandini Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Jayabaya,\r\nsedang belajar Ilmu Pernyataan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Makna Bahasa Tubuh Ketua Umum Partai PDIP

31 Maret 2014   04:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:16 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada kesempatan kali ini saya akan menganalisa dan memaknai arti dari gerakan bahasa tubuh Ketua Umum Partai PDIP yaitu Ibu Megawati Soekarnoputri. Gerakan ini adalah hasil analisa dari sebuah video yang saya lihat di link http://www.youtube.com/watch?v=jQi_yUlx-Kw.

Berikut analisa yang saya dapatkan, Pertama yang saya lihat dari cara duduknya pada saat Ibu Megawati diwawancarai beliau sangat tegang atau sedang dalam keadaan terancam. Kenapa demikian? Karena Menurut buku hasil karangan ‘’Hermann Strehle yang berjudul MEINEN, GESTEN, UND GEBARDEN’’ yang diterjemahkan oleh Dra. Hanna Widjaja. Bila duduk akan mengambil sikap siap sedia untuk melarikan diri atau untuk melawan yaitu dilihat dari sikapnya yang tegang, tidak melemaskan diri, sehingga tidak bersandar pada kursi tetapi badan bagian atas agak dimajukan agar dapat secepat mungkin berdiri. Hal ini terjadi pada orang yang tidak mempunyai kepercayaan pada dunia luar, merasa diri terancam.

Pada awal bicara beliau terlihat gugup, kenapa demikian? Karena pada saat bicara beliau mengerakkan tangannya di atas meja Menurut buku hasil karangan ‘’Hermann Strehle yang berjudul MEINEN, GESTEN, UND GEBARDEN’’ yang diterjemahkan oleh Dra. Hanna Widjaja adalah tangan yang bermain menunjukan atau merupakan tanda adanya suatu keadaan terangsang (nervous/ gugup, kebingungan). Orang ini tidak bebas kalau berada dalam keadaan tidak seimbang.

Pada saat Ibu Megawati disuruh untuk menyanyi lagu ‘’my way’’ beliau hanya tertawa ‘’HAHA…’’ beliau terlihat bahagia, bebas, senang. Menurut buku hasil karangan ‘’Hermann Strehle yang berjudul MEINEN, GESTEN, UND GEBARDEN’’ yang diterjemahkan oleh Dra. Hanna Widjaja tertawa ini terjadi dengan mulut yang terbuka lebar sehingga ada gerakan ke luar (terbahak – bahak). Tertawa macam ini memberikan kesan terbuka, bebas, berani, dan menjadi satu dengan lingkungan.

Gerakan selanjutnya ketika beliau berbicara dengan tangan yang selalu mengepal diatas meja. Beliau terlihat seperti orang yang sedang berfikir. Menurut buku hasil karangan ‘’Hermann Strehle yang berjudul MEINEN, GESTEN, UND GEBARDEN’’ yang diterjemahkan oleh Dra. Hanna Widjaja mengepalkan tangan berarti mengumpulkan dan memperkuat konsenterasi. Dengan mengepal, kita memegang, menekan atau menahan sesuatu.

Pada saat Ibu Megawati mengatakan ‘’nasib orang ada di atas..’’ gerakan tangan beliau mengepal dan jari telunjuknya mengarah ke atas. Hal ini menunjukan agar perkataanya beliau diperhatikan oleh orang lain. Menurut tulisan Allan Pease yang berjudul How To Read Others Thoughts by Their Gestures, mengatakan bahwa mengepal tangan dan meluruskan telunjuk berarti menjadikan pendengar tunduk atau patuh dengan apa yang kita bicarakan.

Ibu Megawati tertawa ‘’HEHEHE….’’pada saat Najwa bertanya ‘’ketika ibu bertanya kepada Bapak SBY apa SBY mau jadi presiden?’’ tertawa ini menandakan seperti mengejek, Menurut buku hasil karangan ‘’Hermann Strehle yang berjudul MEINEN, GESTEN, UND GEBARDEN’’ yang diterjemahkan oleh Dra. Hanna Widjaja suara hehe…yang juga tidak ditunjukan kepada dunia luar, terdengar tidak simpatik, tak menyenangkan, merusak kegembiraan ada kesan menghina, merendahkan.

Demikianlah makna bahasa tubuh Ibu Megawati menurut analisa saya. Semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi yang membacanya. Terima kasih

Sumber :

-Video dengan link http://www.youtube.com/watch?v=jQi_yUlx-Kw.

-Buku Hermann Strehle “Meinen, Gesten Und Gebarden” yang diterjemahkan oleh Dra. Hanna Widjaja

-Allan Pease : How to read others thoughts by their gestures

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun