Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tantang metakognisi yang dimiliki oleh seseorang.Pada umumnya metakognisi adalah kemampuan untuk mengontrol ranah atau aspek kognitif. Metakognisi mengendalikan enam tingkatan aspek konigtif yang terdiri dari tahap ingatan, pemahaman, trapan, analisis, dan sintesis dan evaluasi.
Salah satu contoh metakognisi dalam kehidupan sehari – hari, yaitu ketika kita membuat salah kepada ibu dan ibu terlihat diam. Maka kita berfikiran kalau ibu sedang marah nih. Nah, disaat kita berfikir kalau ibu sedang marah inilah yang disebut metakognisi. Kita dapat berfikiran seperti itu karna kita melihat dari berbagai aspek bahasa tubuhnya.
Salah satu aspek bahasa tubuh yang dapat kita lihat ketika ibu marah yaitu mukanya terlihat sinis dan mukanya terlihat memerah, ini menandakan ada sesuatu yang tidak disukai olehnya. Menurut Buku Hermann Strehle “Meinen, Gesten, Und Gebarden ” yang diterjemahkan oleh Dra. Hanna Widjaja mengatakan pembuluh darah membesar maka dari bagian luar terlihat memerah dan sebaliknya maka akan menjadi pucat. Memerah secara psikogen (terpegaruh psikis) dan dapat diketahui apabila dalam keadaan terangsang terutama dalam keadaan – keadaan gembira, marah, dan terangsang seksual.
Pada saat berbicara gerakan badannya menyamping dengan tujuan ibu merasa tidak suka atau menghindar dari anaknya. Menurut Buku Hermann Strehle “Meinen, Gesten, Und Gebarden ” yang diterjemahkan oleh Dra. Hanna Widjaja mengatakanjika kita ingin bertemu atau melihat sesuatu, tapi menjemukan maka ada gerakan ke samping. Misalnya dalam pertemuan dengan seseorang yang menurut kita cukup membosankan, maka tanpa disadari ada gerakan ke samping yang bertujuan untuk menghindar.
Jika melihat matanya disempitkan, ini terlihat ibu tidak senang. Menurut Buku Hermann Strehle “Meinen, Gesten, Und Gebarden ” yang diterjemahkan oleh Dra. Hanna Widjaja mengatakan ini terjadi sebagai pernyataan tidak senang.contohnya kalau kita menelan benda pahit atau asam sekali, akan terlihat oada mata. Jadi kelakuan mengecilkan mata itu menggambarkan perasaan atau penghayatan tidak senang.
Terdapat kerut – kerut vertikal, Menurut Buku Hermann Strehle “Meinen, Gesten, Und Gebarden ” yang diterjemahkan oleh Dra. Hanna Widjaja mengatakankerut ini timbul jika kita mengerjakan pekerjaan yang memerlukan perhatian, berfikir untuk mengambil suatu keputusan, jika ada kecewaan, atau pada mereka yang keras kepala. Jadi ada konsentrasi atau penyempitan.
Terlihat giginya dikatupkan, bertujuan untuk menahan sesuatu. Menurut Buku Hermann Strehle “Meinen, Gesten, Und Gebarden ” yang diterjemahkan oleh Dra. Hanna Widjaja mengatakan secara primer, gigi yang diletakan diatas gigi mengandungsuatu maksud, misalnya menggigit sesuatu. Jadi untuk menahan sesuatu dengan gigi ataupun merusak sesuatu. Untuk hal ini dibutuhkan kekuatan, tenaga, dan terlihat affek, dalam kemarahan, ketakutan atau campuran affek.
Pada hidung terlihat pada saat nafas berkembang kempis membesar, seperti orang yang berbohong. Menurut Buku Hermann Strehle “Meinen, Gesten, Und Gebarden ” yang diterjemahkan oleh Dra. Hanna Widjaja mengatakan apabila marah, kita mengembangkan cuping hidung, unuk memenuhi paru – paru kita dan mendapatkan nafas panjang.
Pada saat berbicara ibu terlihat mengepalkan tangan untuk menahan emosi. Menurut Buku Hermann Strehle “Meinen, Gesten, Und Gebarden ” yang diterjemahkan oleh Dra. Hanna Widjaja mengatakan secara sekunder, menekan, menahan emosi dengan mengepal tangan.
Demikianlah pembahasan tentang metakognisi seseorang dalam berfikir yang dilihat dari bahasa tubuh, Semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi yang membacanya. Terima kasih
Sumber :
·Buku Hermann Strehle “Meinen, Gesten Und Gebarden” yang diterjemahkan oleh Dra. Hanna Widjaja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H