Mohon tunggu...
Niken Wulandari
Niken Wulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bunuh Diri atau Bunuh Masalahnya?

18 Desember 2023   13:32 Diperbarui: 18 Desember 2023   13:35 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.bbc.com/

Masalah dapat membuat seseorang melakukan bunuh diri. Mengapa masalah bisa membuat seseorang untuk mengakhiri hidupnya, dan bagaimana cara menanggapi suatu masalah dengan tepat?

Kehidupan yang tidak berjalan sesuai dengan harapan, seringkali menjadi masalah bagi seseorang. Ketidakmampuan seseorang menghadapi suatu masalah dapat berakibat fatal. Ketika hal ini terjadi pada seseorang maka, akan muncul rasa kehilangan arah, tujuan, dan rasa ingin menyerah. Jika ditelaah lebih dalam, kehilangan arah dan tujuan dapat membuat seseorang menyerah dengan keadaan. Seseorang akan cenderung melakukan hal yang diluar kendalinya, bahkan dapat menimbulkan pikiran untuk bunuh diri. Kecemasan yang berlebihan akan membuat seseorang menjadi bingung harus berbuat apa. Jika hal ini terjadi dalam waktu yang lama maka, akan menimbulkan rasa stres pada diri seseorang.

Dalam menjalani kehidupan, manusia pasti mempunyai masalah. Tidak ada manusia yang hidup tanpa masalah, bahkan bagi seorang yang sudah kaya sekalipun. Masalah bisa menjadi awal yang mendewasakan seseorang namun, masalah juga dapat menjadi akhir dari seseorang. Semua itu tergantung pada pribadi masing-masing individu. Masalah adalah sebuah tantangan bagi seseorang untuk maju. Tapi bagi sebagian orang ada yang menganggap masalah adalah hambatan untuk melanjutkan hidup. Tidak sedikit orang yang memilih untuk mengakhiri hidupnya daripada terbelenggu didalam masalah.

Peristiwa bunuh diri masih terjadi hingga sekarang ini. Menurut Menurut WHO (World Health Organization) memperkirakan setiap tahun lebih dari 800 ribu orang meninggal akibat tindakan bunuh diri. Tindakan bunuh diri menjadi penyebab kematian tertinggi kedua pada rentang usia 15 sampai dengan 29 tahun (Nainggolan, 2021). Pelaku bunuh diri menemukan cara yang lebih mudah untuk menyelesaikan masalah dengan mengakhiri nyawanya . Seolah-olah dia sudah tidak mempunyai harapan untuk hidup atau keinginan untuk melanjutkan perjuangan hidupnya.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan masalah menjadi pemicu dilakukannya bunuh diri. Faktor yang pertama yaitu depresi, "Depresi merupakan salah satu penyebab utama kejadian bunuh diri (suicide)." (Dirgayunita, 2016). Seseorang yang depresi karena tidak bisa menyelesaikan masalahnya menjadi faktor utama bunuh diri. Depresi suatu masalah kesehatan mental yang dialami oleh banyak orang dan seringkali disertai rasa cemas. Depresi bisa bersifat ringan hingga parah. Tingkat depresi yang sudah parah dapat berujung pada bunuh diri. Ciri-ciri depresi pada seseorang yaitu mengalami rasa cemas dan tidak tenang secara terus-menerus, putus asa dan timbul rasa ingin bunuh diri.

Faktor yang kedua yaitu kecemasan. Masalah yang datang pada diri seseorang terkadang menimbulkan rasa kecemasan. Seseorang merasa takut dan khawatir akan masalah yang dialaminya. Kecemasan yang berlebihan dapat menimbulkan stres. Stres ini memicu seseorang untuk melakukan bunuh diri. Menurut Nandamuri & Gowthami (2011) menyatakan bahwa "Stres bisa meningkatkan kreativitas pada seseorang jika hasilnya berdampak positif tetapi juga bisa berdampak negatif yang membuat seseorang menjadi pribadi yang mudah putus asa. Stres yang tidak terselesaikan dengan koping yang benar dapat menjadi sesuatu yang berbahaya karena bisa membuat seseorang menjadi cemas, depresi, disfungsi sosial bahkan mempunyai niat untuk mengakhiri hidupnya".

Faktor yang ketiga yaitu putus asa. "Putus asa adalah sikap seseorang yang telah merasa gagal dalam menjalani hidupnya, entah itu gagal dalam mewujudkan cita-cita, mimpi, atau harapan." (Berkah, 2019). Keadaan yang terlalu rumit karena masalah membuat seseorang menyerah dengan keadaan. Hal ini membuat seseorang kehilangan arah dan harapan untuk melanjutkan hidupnya. Akhrirnya seseorang akan merasa putus asa dan memilih jalan terakhir yaitu menghilangkan nyawanya sendiri.

Dalam menghadapi suatu masalah ada langkah tepat untuk menyelesaikannya. Hal yang dapat kita lakukan yaitu dengan mulai menyederhanakan masalahnya. Masalah dapat disederhanakan dengan paham akan masalah yang dihadapi. Dengan paham dengan masalah kita akan memfokuskan seluruh perhatian pada masalah yang kita hadapi. Setelah fokus terhadap masalahnya, ketahuilah penyebab dari masalah tersebut. Hal ini patut dijadikan tolak ukur untuk menunjukkan bahwa setiap masalah yang terjadi ada penyebabnya. Setelah kita sadar dan benar-benar memahami permasalahannya, hal selanjutnya yang perlu kita perhatikan adalah memahami secara mendalam penyebab permasalahan tersebut. Dengan mengenali suatu masalah, kita menjadi lebih mudah dalam menyelesaikannya.

Fokus pada penyebab datangnya masalah memang perlu dilakukan tetapi, terlalu fokus tanpa memikirkan solusi juga tidak benar. Mulailah memikirkan solusi dari permasalahan dengan melakukan tindakan nyata untuk menyelesaikan masalah. Kenali dan klasifikasikan tindakan penyelesaian yang dapat dilakukan. Merangkai beberapa kemungkinan-kemungkinan tindakan yang akan diambil. Dengan melakukan ini artinya seseorang sudah paham akan situasi dan langkah penyelesaian yang efektif.

Setelah mengetahui langkah yang akan diambil segera lakukan tindakan. Solusi tidak berjalan tanpa dilakukannya aksi. Dalam melakukan aksi juga perlu pikiran dan hati yang tenang. Aksi yang dilakukan dengan emosi tidak akan menyelesaikan masalah justru akan memunculkan masalah baru. Berpikir logis dan bersikap proporsional dalam melakukan tindakan akan menyelesaikan masalah dengan bijak.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun