Islam Sunni merupakan landasan ajaran bagi sebagian besar umat Islam yang mencakup dua aliran teologis utama, yakni Asy'ariyyah dan Matturidiyyah. Meskipun keduanya mengusung nuansa dan pendekatan yang berbeda, keberadaan kedua aliran tersebut menciptakan harmoni keyakinan yang mengeksplorasi keragaman dan kekayaan pemahaman dalam Islam, serta bersatu dalam tujuan utamanya yakni mempertahankan dan menjelaskan ajaran Islam dalam kerangka pemikiran rasional dan teologis.
Madzhab Asy'ari atau yang sering disebut sebagai madzhab Asy'ariyah merupakan salah satu aliran kalam terbesar dalam sejarah studi teologi Islam. Nama Asy'ariyyah sendiri diambil dari nama pencetusnya yakni Abu al-Hasan al-Asy'ari. Di dalam aliran Asy'ariyyah ini menekankan penggunaan kalam (argumen teologis) sebagai fondasi pemahaman Islam. Asy'ariyyah menganggap Al-Qur'an dan Hadis sebagai sumber utama petunjuk dan menolak interpretasi yang menyimpang dari makna harfiah. Dalam pandangan Asy'ariyyah, penghormatan terhadap sifat-sifat Tuhan dan kebebasan manusia dalam tindakan adalah pilar utama yang menciptakan kerangka keyakinan yang kokoh.
Di sisi lain, aliran Matturidiyyah yang dipimpin oleh Abu Mansur Maturidi, membawa konsep keselarasan antara nalar manusia dan ajaran agama. Aliran Matturidiyyah menempatkan sunnah Nabi Muhammad sebagai panduan dan mengakui kebutuhan untuk mengartikan sifat-sifat Tuhan sesuai dengan kebijaksanaan ilahi. Pendekatan ini menciptakan harmoni antara akal dan wahyu dalam kerangka keyakinan Islam.
Meskipun memiliki perbedaan filosofis dan metode interpretasi, Asy'ariyyah dan Matturidiyyah bertemu dalam keseimbangan esensial. Keduanya menekankan pentingnya Al-Qur'an dan Hadis sebagai sumber petunjuk, dan keduanya menghormati sunnah sebagai fondasi pemahaman Islam. Perbedaan yang ada mencerminkan kekayaan dan keberagaman dalam pemikiran teologis Islam Sunni.
Harmoni antara Asy'ariyyah dan Matturidiyyah terletak pada pemahaman bersama tentang nilai-nilai inti Islam. Kedua aliran tersebut setuju bahwa keberadaan Tuhan, petunjuk-Nya, dan kebebasan manusia harus diterjemahkan dalam konteks yang menghormati akal dan wahyu. Inilah yang menciptakan landasan yang harmonis, memungkinkan umat Islam untuk menjalani keyakinan mereka dengan keseimbangan antara pikiran dan hati.
Dalam melihat harmoni keyakinan antara Asy'ariyyah dan Matturidiyyah, kita menyadari bahwa keragaman dalam pemikiran teologis tidak hanya diterima, tetapi juga merayakan dalam Islam Sunni. Harmoni ini menegaskan nilai-nilai inti Islam dan memberikan umat Islam wadah untuk menyatu dalam keragaman, membangun masyarakat yang penuh toleransi dan penghargaan terhadap perbedaan. Dengan demikian, pemahaman bersama antara Asy'ariyyah dan Matturidiyyah memberikan cahaya bagi perjalanan spiritual umat Islam, mengilhami harmoni dan ketenangan di dalam kompleksitas keyakinan manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H