Mohon tunggu...
Niken Wulandari
Niken Wulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswi Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Resiliensi Mental dan Emosional dalam Praktik Tasawuf

29 Desember 2023   11:49 Diperbarui: 29 Desember 2023   12:31 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam praktik tasawuf, resiliensi mental dan emosional ditekankan sebagai bagian integral dari pengembangan spiritual. Beberapa konsep dan praktik dalam tasawuf yang dapat membantu membangun resiliensi mental dan emosional melibatkan beberapa hal, diantaranya adalah  Tawakkal (Berserah diri pada Allah), Dzikir dan Meditasi, Sabar, Tafakkur (Merenung), Muhasabah (Pertanggungjawaban Diri), dan Solidaritas serta Dukungan Sosial.

Konsep tawakkal mengajarkan kepercayaan dan ketergantungan penuh kepada Allah SWT. Hal tersebut membantu seseorang untuk menerima takdir dan meresapi keyakinan bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah bagian dari rencana-Nya. Tawakkal dapat memberikan ketenangan pikiran di tengah cobaan yang sedang menerpa kehidupan manusia.

Lalu untuk membangun resiliensi mental dan emosional perlu dilakukan dengan praktik dzikir dan meditasi untuk membantu menciptakan kedamaian batin. Melalui pengulangan nama-nama Allah SWT atau refleksi mendalam, manusia dapat mencapai keadaan ketenangan yang memperkuat resiliensi mental dan emosional.

Berbicara mengenai emosional biasanya kerap kali berisikan tentang kesabaran. Kesabaran adalah nilai penting dalam tasawuf. Mempertahankan kesabaran di tengah ujian atau kesulitan adalah bentuk resiliensi. Tasawuf mengajarkan bahwa kesabaran membawa pahala dan dapat membantu seseorang menghadapi rintangan dengan tegar.

Sebagai seorang manusia, sudah pasti kita kerap kali dihadapkan dengan berbagai macam hal yang membuat kita berpikir dan merenung "Haruskah hal ini terjadi kepada saya?". Lantas ini lah pentingnya untuk bertafakkur, merenung tentang makna kehidupan, tujuan eksistensi, dan hubungan dengan Allah SWT. Sebab hal tersebut dapat membantu manusia dalam mengatasi ketidakpastian dan stres. Praktik tafakkur juga dapat membuka ruang untuk introspeksi dan pertumbuhan spiritual bagi manusia.

Setelah bertafakkur, mari kita beranjak ke muhasabah diri. Melalui muhasabah, setiap individu dapat mengevaluasi diri mereka secara bijak. Hal tersebut mencakup pengakuan atas kekurangan dan dosa dengan niat untuk memperbaiki diri. Muhasabahpun dapat membantu kita sebagai manusia untuk mengelola emosi dan meningkatkan kesadaran diri.

Namun, tidak hanya berfokus pada diri sendiri, tasawuf juga menekankan pentingnya kebersamaan dan dukungan sosial. Membangun hubungan yang sehat dengan sesama mampu membantu mengatasi kesulitan dan memberikan dukungan emosional. Berakhlak mulia kepada sesama dengan peduli dan berbagi juga dapat meningkatkan kualitas kemanusiaan kita.

Pemahaman dan praktik tasawuf yang mendalam dapat membantu individu mengembangkan resiliensi mental dan emosionalnya, serta memungkinkan mereka untuk dapat menghadapi tantangan hidup dengan ketenangan dan keyakinan yang lebih besar.

Niken Wulandari -  Prof. Dr. H. Asep Usman Ismail

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun