Manusia terlahir dengan memiliki unsur jasmani (fisik) dan rohani (psikis atau jiwa). Namun sayangnya, masih banyak orang yang hanya terfokus untuk menjaga kesehatan fisiknya tanpa memperhatikan keadaan kejiwaan atau kesehatan mentalnya. Dengan segala aktivitas serta rutinitas di tiap harinya, dan segala tekanan serta tuntutan yang ada, dapat berdampak bagi kesehatan kita, tidak hanya secara fisik seperti demam, flu, serta yang lainnya. Namun, juga berdampak pada kesehatan mental kita. Emosional yang tidak stabil, rasa cemas dan gelisah yang berlebihan, stres hingga depresi merupakan beberapa kondisi mental yang sedang tidak baik pada diri seseorang.
Dengan segala hiruk piruk keseharian yang harus dijalani yang juga berdampak pada kondisi mental yang kurang baik, maka muncullah istilah me-time, yaitu momen di mana seseorang meluangkan waktu untuk fokus dan menikmati waktunya sendiri. Me time biasanya dilakukan seseorang setelah ia menghabiskan waktu serta energinya untuk melakukan suatu hal atau kegiatan yang menjadi kewajibannya. Dalam hal ini, me time berfungsi sebagai untuk melepaskan segala beban dan penat yang ada dengan "memanjakan" jiwa serta diri kita dengan melakukan hal yang disukai untuk kembali menyenangkan serta menyegarkan diri kita sendiri.
Me time sangat diperlukan untuk menjaga serta mengembalikan keseimbangan kehidupan kita. Karena itu, me time juga dapat disebut re-charge energy, yaitu di mana kita mengisi ulang energi kita yang sudah habis akibat tuntutan serta keadaan yang ada sehingga jiwa kita dapat kembali pada posisi atau keadaan yang baik. Sehingga me time dapat dianggap sebagai investasi terbaik yang dapat kita lakukan untuk menjaga kesehatan mental kita.
Ada beberapa alasan mengapa me time sangat penting untuk dilakukan dalam menjaga kesehatan mental kita. Pertama, me time dapat meredakan stres serta kondisi masalah mental lain dengan melepaskan segala beban dan tuntutan pikiran yang ada. Kedua, dapat meningkatkan kesejahteraan emosional, dengan menenangkan jiwa sejenak dan fokus pada diri sendiri dapat membuat kondisi emosional kita dapat lebih terkontrol. Me time juga berdampak baik pada diri kita sendiri, dengan meluangkan waktu untuk fokus pada diri sendiri, membuat kita menjadi lebih mengenal diri kita lebih dalam lagi.
Dalam proses berfokus pada diri sendiri yang juga dapat membuat diri kita mengenal lebih dalam diri sendiri, juga dapat meningkatkan produktifitas diri, salah satu caranya dengan memberikan diri kita kesempatan untuk mengeksplorasi minat dan bakat yang kita miliki. Seperti, tidak hanya marathon nonton film favorit namun juga belajar untuk membuat film maupun video, selain itu juga dengan memasak berbagai jenis makanan, olahraga baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan seperti dengan melakukan jelajah alam, membaca buku dengan genre favorit maupun buku motivasi, belajar bahasa baru, melakukan meditasi untuk menangkan pikiran serta meningkatkan konsentrasi, mengekspresikan diri melalui seni dan kreativitas dengan menggambar dan melukis, merawat diri seperti melakukan perawatan tubuh, rambut, dan wajah sebagai bentuk apresiasi diri dan juga untuk merelaksasi diri, ataupun dengan melakukan self-journaling untuk mengenal dan memahami diri sendiri lebih dalam lagi.
Dengan melakukan beberapa aktivitas tersebut, kita tidak hanya dapat mengenal lebih dalam diri sendiri lebih baik lagi, juga dapat tetap meningkatkan keproduktifitasan kita, dengan tetap menjaga mental kita dengan melakukan hal-hal yang kita suka sehingga keadaan jiwa kita dapat menjadi lebih bahagia serta puas dengan diri sendiri, juga sebagai bentuk dari apresiasi diri. Hal tersebut membuktikan bahwa me-time dapat menjadi investasi terbaik dalam menjaga kesehatan mental kita yang didukung dengan hal-hal yang baik pula.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H