Mohon tunggu...
Niken EnjelitaBr
Niken EnjelitaBr Mohon Tunggu... Freelancer - anak cewe

seseorang yang ingin menjadi lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tekad Seorang Gadis Kecil demi Menyelamatkan Lingkungan

10 Maret 2020   12:40 Diperbarui: 10 Maret 2020   12:41 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masalah yang sedang dihadapi banyak Negara adalah sampah,banyak Negara yang resah akibat sampah organic maupun anorganic.

Saat ini, plastik adalah masalah serius yang mengancam keselamatan Bumi. Bayangkan saja, tumpukan sampah menghambar aliran air di sungai sehingga menimbulkan banjir, bahkan merusak ekosistem laut.

Sudah banyak kebijakan kebijakan negara-negara didunia untuk mengatasi sampah plastic,namun proses pergerakan dari kebijakan tersebut sangat lah lambat.

Bahkan Indonesia menjadi Negara kedua penghasil sampah terbanyak didunia setelah cina hal ini disebabkan banyaknya penggunaan sampah plastic yang berlebihan dan kurangnya teknologi yang dapat mendaur ulang sampah plastic.

Akibat dari banyaknya penggunaan plastic gadis yang bernama Aeshninna Azzahra atu sering disapa Nina mengirim surat setelah melihat sendiri tumpukan sampah yang ada di Desa Bangun, Kecamatan Pungging, Mojokerto, yang beranjak sekitar 15 kilometer dari tempat tingggalnya. Namun sampah plastic yang menumpuk tersebut bukanlah sampah dari Indonesia melainkan berasal dari Kanda, Australia, AS, Ingggris, dan sejumlah negara lainnya.

Nina menjelaskan, bahwa yang diimpor ke Indonesia adalah kertas. Tetapi sampah plastic banyak terselip di dalamnya. "Ia sedih melihat sampah plastic yang penguraiannya butuh berpuluh-puluh tahun itu dibuang ke Indonesia. Apakah pemerintah tidak mengetahuinya?" urainya sambil menunjukkan sampah kemasan makanan instan produksi Amerika Serikat.

Nina menjelaskan dengan skema gambar yang dibuatnya di atas selembar kertas karton. Menurutnya Indonesia merupakan negara berkembang yang hampir 40 tahun sebagai tempat ekspor sampah plastik dan kertas bagi negara maju.

Nina pun memberanikan diri untuk mengirim surat kepada perdana menteri Australia, Scott Morrison yang ia berikan lewat kantor kedulatan Australia di Jakarta, selasa kemarin (21/01). Ia menulis surat tersebut agar Australia berhenti mengirim sampah plastic ke Indonesia. Selain menulis surat kepada PM Morrison,Nina juga sudah menulis surat kepada Presiden AS, Donal Trump dan Kanselir Jerman, Angel Markel.

Dalam surat kepada PM Morrison, Nina menulis bagaimana sampah sampah dari Australia berdampak tidak hanya bagi lingkungan tapi juga bagi kesehatan warga setempat. Nina mengaku pernah membedah seekor ikan yang mati dan dia menemukan kandungan mikroplastik di ikan tersebut.

"tolong kepada peran pemerintah Indonesia maupun Ausralia untuk mengerti dan memahami untuk berhenti mengirim limbah plstic."

Penanggulangan sampah sebaiknya kita masyarakat mengurangi menggunakan kantong plastic di bandingkan kita mendaur ulang kantong plastic dan kita belanja sebaiknya membawa tas kantongan untuk belanja yang dapat digunakan terus menerus. Sehingga, kita dapat mengurangi  sampah plastic.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun