Mohon tunggu...
Niken Satyawati
Niken Satyawati Mohon Tunggu... Jurnalis - Ibu biasa

Ibu 4 anak, tinggal di Solo. Memimpikan SEMUA anak Indonesia mendapat pendidikan layak: bisa sekolah dan kuliah dengan murah. Berharap semua warga Indonesia mendapat penghidupan layak: jaminan sosial dan kesehatan. TANPA KECUALI. Karena begitulah amanat Undang Undang Dasar 1945.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ustadz Rasis Ini ingin Jokowi Terbunuh

17 Maret 2014   16:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:50 4119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_326893" align="aligncenter" width="585" caption="Salah satu orang yang ingin Jokowi terbunuh."][/caption]

Jokowi baru dinyatakan sebagai capres oleh partainya, PDIP. Belum juga Pilpres dimulai. Belum tentu juga jadi presiden. Tapi jagat nyata maupun maya sudah ribut minta ampun. Di samping banyak yang menyatakan dukungan dan mendoakan dia menang, ada yang menghujat, mencela, mencaci maki, meremehkan. Namun yang paling parah dari semua itu adalah yang secara terang-terangan menyatakan ingin Jokowi terbunuh.

Lihatlah foto di atas. Itu saya screenshoot langsung dari Facebook, setelah sebelumnya seorang kawan menayangkan foto yang hasilnya kurang jelas tentang postingan yang sama. Saya tidak berteman dengan orang ini, tapi bisa mengakses Facebooknya karena memang tidak diatur setting privasinya. Account ini asli, bila melihat kronologi di timeline-nya. Dari penampilannya, dia tentu orang yang paham agama. Seorang teman mengatakan dia malah seorang ustadz.

Dia mengulang status doa itu setiap hari. Dia juga rajin menjawab setiap komentar yang masuk. Dan dia heran karena akhir-akhir ini banyak yang meng-add pertemanan. Dia bersumpah, tidak akan berhenti berdoa hingga Allah mengabulkan doanya.

Sungguh, saya sedih membacanya. Islam yang saya yakini adalah agama yang indah, rahmatan lil alamiin, rahmat bagi seluruh alam. Pemeluknya harus bersikap penuh kasih pada siapapun, asal tidak memerangi Islam. Namun orang ini berdoa kepada Allah, dia ingin Jokowi yang notabene saudaranya sesama muslim terbunuh oleh petir. Bagaimana mau menjadi rahmat bagi seluruh alam kalau pemeluknya bersikap seperti ini?

Dalam Islam dikenal kewajiban tawashaw, saling mengingatkan demi kebaikan. Sayapun  sempat mengingatkan di kolom komentar, tapi beberapa kali komen saya dihapus. Saya bilang padanya, Allah tidak akan mengabulkan doa yang buruk dari orang yang jahat. Saya juga ingatkan, mendoakan sesuatu hal kepada orang lain, pada hakikatnya berdoa hal yang sama menimpa diri sendiri. Tapi dia memang kekeuh pada pendiriannya. Dia malah balik komen, akan berpuasa khusus agar doanya dikabulkan. Ya sudahlah.

Belum juga hilang keheranan saya akan postingan di atas, ada lagi postingan teman berupa screenshoot kicauan yang seliweran di timeline Twitter.

13950241431041553151
13950241431041553151
Saya sangat sedih melihat kenyataan ini. Ini hanya dua contoh. Di luar sana masih banyak hal serupa ini. Hembusan  isu SARA memang santer sejak Jokowi maju sebagai calon Walikota dengan calon Nasrani, FX Hadi Rudyatmo. Sekarang badai isu SARA pun terjadi, sejak Jokowi dinyatakan sebagai Capres oleh PDIP.

Saya paham, mungkin mereka adalah orang-orang tidak mau dipimpin nonmuslim. Namun mereka lupa, kita ini hidup di negara Bhinneka Tunggal Ika, bukan negara yang menerapkan daulah islamiyah. Toleransi dan saling menghargai mutlak harus dilakukan, bila ingin stabilitas segala bidang di negara ini tercipta. Kalau memang ternyata lahir pemimpin-pemimpin nonmuslim di negeri ini, itu sudah memang kehendak rakyat karena pemimpin negeri ini dipilih oleh rakyat. Itu juga sudah merupakan takdir, bagi yang percaya takdir Tuhan.

Sebagai  muslim, saya pribadi menjunjung tinggi nilai kebersamaan dan toleransi, karena di dalam ajaran agama hal itu diperintahkan. Dalam kitab suci kami, Alquran, tersebut sebuah ayat yang sangat terkenal:  “lakum diinukum waliyadiin”, artinya “bagimu agamamu, bagiku agamaku”. Saya memaknainya bahwa keyakinan sangatlah privat,  urusan masing-masing.

Islam juga mengajarkan bersikap tasamuh, yaitu: “sabar dan menghargai pendapat orang yang berbeda keyakinan bahkan yang menyembah selain Allah sekalipun, tidak mencela atau bahkan menyerang hingga membuat perasaan mereka sakit”. Sikap tasamuh ini dituangkan dalam Surat Al An’am ayat 108 yang berbunyi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun