Silakan saja bagi yang sibuk menulis hal-hal penting dan sangat penting terkait isu Capres. Silakan masing-masing kelompok pendukung menulis isu-isu yang sangar dan garang untuk menakut-nakuti pendukung lawan. Atau malah pendukung Capres A sibuk menulis keburukan Capres B, demikian sebaliknya. Sementara saya akan menulis hal-hal kecil saja terkait Capres yang saya dukung.
Kali ini saya ingin mengajak Anda para Kompasianer untuk mengintip blog anak bungsu Capres Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep. Blog yang aneh bin ajaib ini berjudul Diary Anak Kampung, dan beralamat di www.misterkacang.blogspot.com. Saya tahu keberadaan blog ini dari status Kaesang di Facebook.
Walau dibuat tahun 2009 namun Kaesang baru mulai aktif menulis pada tahun 2011. Tulisan yang dikirim untuk kali pertama adalah Hari yang Menyedihkan. Di postingan tertanggal 22 September 2011 ini Kaesang menceritakan harinya yang buruk sebagai pelajar. Jam istirahat adalah jam yang paling ditunggunya, karena saat itu dia bisa makan banyak! Kaesang juga curhat tentang kejengkelannya terkait teman sekamar yang payah. Gara-gara bahasa Inggrisnya yang kacau, dia kalau diajak bicara nggak nyambung. Udah gitu si room mate juga suka makan cemilan milik Mister Kacang alias Kaesang.
Gaya bahasanya khas remaja belasan tahun. Renyah dan enak dibaca. Tahun 2011, berarti Kaesang masih 16 tahun. Membaca Mister Kacang, saya teringat tulisan-tulisan Raditya Dika. Ya mirip-mirip begitu tulisan Kaesang. Perpaduan antara "ngawur dan cerdas". Kadang terasa "kurang terkontrol", namun begitulah style remaja tanggung. Masih polos. Kendati demikian, saya mengagumi keberanian Kaesang dan ide kreatifnya menuangkan gagasan ke dalam tulisan.
Tulisan-tulisan lainnya yang tak kalah menarik adalah tentang kengerian Mister Kacang saat sunat, pengalamannya ditolak cewek untuk kali pertama, cerita tentang teman-temannya di Singapore dan kisah perjalanan umrahnya ke Tanah Suci bersama orangtua dan kakaknya pada tahun 2012. Dalam cerita yang terakhir, dia menyebut bapaknya, Jokowi, seperti "uler londot", karena sepanjang perjalanan dari Tanah Air ke Tanah Suci lebih banyak tidur. Namun pada satu sisi Kaesang memaklumi dan merasa kasihan kepada sang Bapak. Kaesang mengerti, Bapaknya tidur dalam rangka lelah, disebabkan selalu bekerja hingga larut malam.
Ada dua atau tiga tulisan copas. Namun Kaesang secara jantan memberikan disclaimer di bawah tulisan, bahwa postingan itu bukan murni tulisannya melainkan diambil dari Kaskus atau situs lainnya. Yang cukup berkesan bagi saya pribadi adalah salah satu cerita horor yang dikisahkan si Mister Kacang. Ada beberapa kisah "horor" sih, namun yang paling memorable adalah kenangan Kaesang saat Kelas V SD. Waktu itu dia kelaparan di tengah malam. Dia ingin makan mi instan. Orangtuanya masih terjaga. Namun dia tidak ingin merepotkan. Dia mencoba memasak sendiri mi itu. Walau takut di dapur sendirian, Kaesang tetap melakukannya. Namun dia terperanjat ketika melihat tanaman di taman bergerak-gerak sendiri. Hantukah itu? Mister Kacang takut setengah mati. Usut punya usut, ternyata itu kelakuan bapaknya sendiri. Jokowi yang berpembawaan pendiam ternyata di rumah adalah sosok ayah yang hangat, yang kadang juga merasa perlu menjahili anaknya.
Secara keseluruhan, Catatan Harian Mister Kacang ini adalah blog yang menarik, bahkan layak dibukukan. Tinggal diedit saja, dirapikan tulisannya tanpa menghilangkan ruh tulisan Kaesang. Atau ditambah konten sedikit saja agar bukunya agak tebal.
Selamat mengintip!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H