Mohon tunggu...
Niken Satyawati
Niken Satyawati Mohon Tunggu... Jurnalis - Ibu biasa

Ibu 4 anak, tinggal di Solo. Memimpikan SEMUA anak Indonesia mendapat pendidikan layak: bisa sekolah dan kuliah dengan murah. Berharap semua warga Indonesia mendapat penghidupan layak: jaminan sosial dan kesehatan. TANPA KECUALI. Karena begitulah amanat Undang Undang Dasar 1945.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Serunya Belajar Demokrasi dan Berpikir Kritis melalui Sekolah Kebangsaan

25 November 2024   18:51 Diperbarui: 25 November 2024   18:58 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta kelas Sekolah Kebangsaan di SMK Penda 2 Karanganyar sedang bermain game distorsi informasi.

Seru, gayeng, asyikkk, menggembirakan.... ! Tak hanya diskusi, para peserta juga diajak main games-games yang seru. Demikian gambaran setiap kelas "Sekolah Kebangsaan" yang ditujukan bagi para pemilih pemula dalam menghadapi Pilkada Serentak.

Seperti yang dilaksanakan Tim Dosen Prodi  Ilmu  Komunikasi Universitas Muhammadiyah Karanganyar (Umuka) bekerja sama dengan Tular Nalar Mafindo ini. Acara yang berlangsung di SMK Penda 2 Karanganyar itu diikuti tak kurang 150 siswa. Pelatihan "Sekolah Kebangsaan" ditujukan bagi siswa Kelas XII yang merupakan pemilih pemula, untuk mengenali dan mengatasi informasi hoaks terkait Pilkada serentak mendatang.

Koordinator kegiatan, Mahesa Maulana M.I.Kom, menyebutkan kegiatan itu malibatkan 10 fasilitator  yang terdiri atas para dosen dan mahasiswa senior dari Prodi Ilmu Komunikasi Umuka. Pelatihan dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Komunikasi dan Bisnis (FKB) Umuka, Dr Diwi Acita Irawati.

Mahesa menyatakan, pelatihan Sekolah Kebangsaan ini disusun dengan pendekatan yang interaktif dan aplikatif, sehingga siswa tidak hanya memperoleh teori, tetapi juga latihan langsung dalam mengenali ciri-ciri informasi hoaks. Para fasilitator membimbing para peserta terkait teknik-teknik identifikasi hoaks, serta mendorong budaya berpikir kritis dalam menghadapi informasi yang tersebar di media sosial. "Pelatihan juga dikemas dengan menyenangkan, melalui permainan-permainan yang mengasyikkan, sehingga dengan materi lebih mudah dipahami oleh peserta," Mahesa memaparkan.

Pelatihan Sekolah Kebangsaan mendapat apresiasi dan dihadiri komisioner KPU Karanganyar, Devid Wahyuningtyas. Dalam sambutannya, Devid menekankan pentingnya literasi digital dalam menghadapi pesatnya perkembangan teknologi. "Ini adalah kesempatan belajar yang berharga, terutama di era teknologi yang semakin maju. Dengan kemampuan literasi digital, kita dapat terhindar dari jebakan informasi palsu yang merugikan," ujarnya.

Senada, Dekan FKB Umuka Diwi Acita Irawati meminta peserta memanfaatkan pelatihan ini sebaik-baiknya agar lebih bijak dalam menerima dan menyebarkan informasi. "Manfaatkan acara ini untuk meningkatkan kecerdasan digital dan kebijaksanaan dalam menjalankan setiap kegiatan," pesannya.

Sementara itu dalam prakatanya, Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Umuka, Romy Iriandi Putra M.I.Kom menyampaikan pentingnya kemampuan memilah informasi. "Belajar sambil bermain melalui konsep Sekolah Kebangsaan ini diharapkan mampu membantu untuk lebih mengenali informasi hoaks atau informasi yang belum tentu benar," ujarnya. Literasi digital, sambung Romy, menjadi kunci bagi generasi muda dalam menjaga kualitas demokrasi dan keberlanjutan masyarakat yang informatif.

Romy menambahkan, acara ini sekaligus bentuk pengabdian Prodi Ilmu Komunikasi Umuka kepada masyarakat. Melalui pelatihan ini, Romy berharap semua siswa SMK Penda 2 Karanganyar bukan sekadar paham, tetapi bisa lebih bijak dalam menerima informasi dan mampu menyebarkan edukasi literasi digital kepada keluarga maupun teman-teman mereka, serta menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan cerdas secara digital.

Pelatihan ini mendapat respons positif dari para siswa yang hadir. Adit, siswa jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR)mengungkapkan kesannya. "Acaranya menyenangkan karena fasilitator dapat menyampaikan materi dengan baik dan bermanfaat bagi kami semua. Terima kasih, Tular Nalar, karena telah mengadakan kegiatan yang bermanfaat ini," tandas Adit.

Tular Nalar sendiri merupakan program dari Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo). Tular Nalar telah memasuki periode ke-3. Dalam program ini digelar sekitar 500 kelas pelatihan bagi anak muda dan warga Lansia untuk membekali mereka literasi digital menjelang Pilkada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun