Beberapa hari ini warga Kota Solo dikejutkan dengan sakitnya dr. Lo Siaw Ging. Saya sendiri tahu sesaat setelah beliau mengalami serangan stroke, diberi tahu salah satu sepupu Dokter Lo yang kebetulan berkawan baik dengan saya. Katanya Dokter Lo dibawa ke RS. Saat itu sifatnya masih rahasia. Namun, paginya ternyata berita Dokter Lo sakit di RS Kasih Ibu Solo sudah ramai di media sosial.
Wong Solo tahu Dokter Lo bahkan sangat menyayangi dokter ini karena sifat kedermawanannya. Dokter Lo adalah harapan bagi kaum miskin karena tak menerapkan tarif saat memberikan layanan pengobatan. Berapa pun bayaran dia terima. Bahkan, tak jarang terjadi dia menolak bayaran karena tahu orang yang memeriksakan diri ke kliniknya adalah orang yang papa.Â
Dokter Lo yang kelahiran Magelang 16 Agustus 1934 menyelesaikan pendidikan dokternya di Universitas Airlangga Surabaya. Dia membuka praktik di Kampung Jagalan, Jebres, Solo. Tak hanya warga sekitar yang datang, tapi juga warga sekitar Solo, seperti Sukoharjo, Klaten, dan Karanganyar. Kalau melihat pasien yang miskin mau bayar, dia malah marah.Â
"Apa kamu udah kaya, kok mau bayar? Duitnya buat beli susu apa beras sana," ujar Dokter Lo kepada beberapa pasien miskin. Tak hanya menggratiskan biaya pelayanan medis kepada pasien miskin, Dokter Lo juga menggratiskan obat. Dalam satu bulan, seperti pernah saya baca di Kompas, tak kurang Rp 7 juta hingga Rp 10 juta yang harus dikeluarkan Dokter Lo untuk membayar obat pasien-pasiennya.Â
Memang dokter satu ini terkenal galak. Tapi galaknya positif. Selain galak kepada orang miskin yang berlagak mau bayar, dia juga galak sama orangtua dari pasien anak-anak yang terlambat membawa anaknya ke tempat praktiknya, apalagi kalau alasannya karena biaya. "Dulu waktu kecil kalo aku sakit baru masuk kamar praktiknya aku langsung sembuh... Apalagi kalo beliau marah sama ibuku waktu itu tambah sehat gak perlu beli obat.... itulah Dokter Lo... bertangan dingin dan dipakai oleh Tuhan untuk menolong sesamanya," kenang Danang Valentino dalam komen di Fanpage KotaSolo.
"Pengalaman pas Nenek saya sakit asma. Dan sudah langganan ke Dokter Lo. Karena karakter Dokter Lo yang galak, suatu ketika Nenek saya sakit waktu itu antrinya sangat banyak. Pas mau mendekati diperiksa, eh tiba-tiba nenek saya sudah sembuh. Sugesti dari galaknya Dokter Lo itu memang istimewa dan luar biasa, baru antri aja udah sembuh... memang dokter yang hebat dan sangat dermawan," kisah Yudha Omega.
"Waktu kecil kalo tidak diperiksa dr. Lo pasti nggak sembuh-sembuh. Pernah suatu hari lihat pasien miskin dimarah-marahi karena tidak segera berobat ke beliau padahal sakitnya sudah lebih dari tiga hari. Tapi yang aneh waktu mau pulang, pasien itu diberikan uang dalam amplop sambil berpesan lain kali harus segera berobat kalo sakit dan nggak usah risau tentang biaya," kisah Merry Kresnawan.
"Waktu beranjak dewasa (saya periksa ke dr. Lo sejak saya kecil), saat saya masuk ke ruang periksa sendiri (biasa ditemenin Mama/Papa di dalam ruangan). Sama Mama sudah diingatkan untuk tidak mengatakan 'Berapa Dok? (biaya kontrolnya).' Karena jika kita berkata seperti itu, Dr Lo pasti akan mengatakan, 'Tidak usah.' Jadi begitu periksa langsung taruh uang di meja dan ucapkan terima kasih," tutur Evi Indriyani.
Di setiap postingan tentang sakitnya Dokter Lo, orang-orang mendoakan kesembuhannya. Tak sedikit yang mengenang saat-saat berkesan ketika memeriksakan kesehatan ke kliniknya. Seorang kawan saya Devyana, juga menaruh hormat yang dalam kepada Sang Dokter. Dokter Lo adalah dokter untuk anak-anak kawan saya itu, dan dokter yang sukses membuat anaknya berhenti minum susu pakai botol.
Mungkin ada pertanyaan: dari mana Dokter Lo mendapat dana untuk membeli obat buat pasien-pasiennya? Dan dari mana biaya hidup Dokter Lo dan keluarganya? Well... setiap niat baik akan menemukan jalan. Tuhan ikut bekerja dengan cara-Nya. Ada donatur yang secara rutin ikut andil mendukung. Dokter Lo tidak pernah menyebutkan siapa donatur yang dimaksud.Â
Selain itu, keluarga besar Dokter Lo sebenarnya kalangan berada. Beberapa yang saya kenal di Solo adalah para pebisnis yang sukses. Ada yang punya kafe dan pabrik roti/kue. Ada yang punya toko oleh-oleh khas Solo. Perintis serundeng dan abon khas Solo, Abon Varia, adalah keluarga dekat Dokter Lo. Dokter Lo sendiri adalah salah satu direktur di RS Kasih Ibu Solo.