Mohon tunggu...
Niken Satyawati
Niken Satyawati Mohon Tunggu... Jurnalis - Ibu biasa

Ibu 4 anak, tinggal di Solo. Memimpikan SEMUA anak Indonesia mendapat pendidikan layak: bisa sekolah dan kuliah dengan murah. Berharap semua warga Indonesia mendapat penghidupan layak: jaminan sosial dan kesehatan. TANPA KECUALI. Karena begitulah amanat Undang Undang Dasar 1945.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mendampingi Buah Hati di Hari-Hari Pertama Bersekolah

17 Juli 2012   03:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:53 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_200968" align="aligncenter" width="614" caption="Anak butuh dukungan saat memasuki lingkungan baru. (courtesy of Niken Satyawati)"][/caption] Apa sih yang perlu dipersiapkan menjelang hari pertama masuk sekolah? Seragam? Sepatu baru? Buku-buku? Ya... semua persiapan material itu memang perlu. Tapi ada yang lebih penting dari itu lhooo..... Mari kita menuju TKP:

Adalah merupakan hal yang wajar, saat memasuki sekolah anak merasakan ketakutan tersendiri. Ketakutan, kecemasan, kegalauan, keminderan merupakan reaksi yang wajar saat menghadapi hal baru yang sebelumnya belum mereka kenal. Apalagi ketika mulai bersekolah, anak dituntut lebih disiplin. Mereka nggak bisa leluasa lagi bermolor ria.

Pelajaran yang didapat di sekolah juga lebih sulit dan suasana pembelajaran jauh lebih “serius” dibanding saat anak masih ada di bangku prasekolah, apalagi di rumah.  Terlebih bila sekolah yang dipilih menerapkan sistem belajar sepanjang hari (full day school), anak harus menghabiskan waktu berjam-jam, dari pagi hingga sore hari di sekolah, berkutat dengan berbagai mata pelajaran. Ini tentu tak seperti suanana di rumah atau di bangku prasekolah, ketika model pembelajaran masih didominasi dengan permainan,

Namun adakalanya kenyataan ini kadang tidak disadari oleh orangtua. Mereka ada yang menganggap masuk sekolah adalah fase biasa yang dialami setiap anak. Padahal masa transisi ini merupakan momentum penting dalam proses tumbuh kembang mereka. Proses ini membutuhkan peran orangtua yang cukup besar. Oleh sebab anak perlu mendapatkan pengetahuan, yang pada gilirannya akan membuat mereka merasa aman dan nyaman terhadap suasana baru.

Orang dewasa saja perlu masa penyesuaian untuk menghadapi hal baru, seperti di tempat kerja ataupun dalam kehidupan. Rasa minder, cemas, grogi, malu kadang berbaur menjadi satu. Perasaan-perasaan demikian juga dirasakan anak saat menghadapi suasana baru. Bisa jadi dia bahkan merasa begitu kecil di antara ratusan kawan-kawan baru dan kakak-kakak kelas.

Di saat seperti ini anak membutuhkan rasa aman,rasa dimengerti, dukungan dan dibesarkan hatinya agar mereka tahu bahwa mereka tidak sendirian dalam menghadapi hal tersebut. Maka merupakan tugas orangtua untuk membesarkan hati anaknya. Yakinkan dengan kalimat-kalimat positif dan empatif, bahwa rasa takut adalah hal biasa, namun bila anak kita mampu menghadapinya, akan berbuah menyenangkan. Jangan lupa sampaikan bahwa kita sebagai orangtua selalu ada untuknya, dan selalu siap menjadi tumpahan perasaannya danbersedia menjadi tempat berbagi pengalaman-pengalaman barunya.

Berikut adalah sejumlah catatan bagi orangtua saat mendampingi anak di hari-hari pertama masuk sekolah:

1. Ajak anak mengunjungi sekolah sebelum hari pertama masuk. Mengunjungi sekolah bersama anak sebelum benar-benar masuk sekolah, akan berguna untuk menjelaskan rute perjalanan menuju sekolah. Sesampai di sekolah, tunjukkan di mana ruang kelas, ruang guru, perpustakaan, kantin dll. Bila ada orang di sana, misalnya guru atau penjaga sekolah, adalah kesempatan memperkenalkan anak kepada mereka. Anda juga bisa mulai mengenal lingkungan sekolah, dan menjadi tugas Anda untuk memberitahukan letak dan fungsi ruangan-rungan yang ada di sekolah tersebut.

2. Bicara dari hati ke hati. Ajak anak bicara, membahas apa yang dirasakan menghadapi dan ketika sudah mendapatkan pengalaman baru yang dilaluinya di hari-hari pertama masuk sekolah. Dengan mengenali perasaannya sendiri, anak akan merasa lebih siap menghadapi hari esok. Jadilah pendengar yang baik untuk anak Anda. Beri apresiasi, sesekali pujian untuk memecut semangatnya.

3. Berkomunikasi dengan guru Bila perlu, berkomunikasilah dengan guru pengampu kelas anak Anda. Tanyakan apakah anak Anda bisa mengikuti kelas dengan baik. Bila memang ada masalah, tanyakan yang bisa Anda bantu lakukan untuk membuat situasi lebih baik.

4. Ungkapkan cinta dan dukungan setiap saat. Katakan selalu bahwa apapun yang terjadi, Anda sayang dan selalu mendukung anak Anda. Katakan Anda selalu ada di ketika ia membutuhkan. Ungkapan seperti ini akan membuat anak merasa nyaman dan lebih bersemangat.

Solo, 16 Juli 2012

1342496884970577276
1342496884970577276

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun