Mohon tunggu...
Niken Satyawati
Niken Satyawati Mohon Tunggu... Jurnalis - Ibu biasa

Ibu 4 anak, tinggal di Solo. Memimpikan SEMUA anak Indonesia mendapat pendidikan layak: bisa sekolah dan kuliah dengan murah. Berharap semua warga Indonesia mendapat penghidupan layak: jaminan sosial dan kesehatan. TANPA KECUALI. Karena begitulah amanat Undang Undang Dasar 1945.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Anak Jokowi Menjalankan Bisnis Tanpa Aji Mumpung

16 Mei 2014   07:39 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:29 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1400173134743869321

[caption id="attachment_336372" align="aligncenter" width="500" caption="Gibran Rakabuming. (foto dari Facebook Gibran)"][/caption]

Tepat saat saya menulis artikel ini, Pak Jokowi sedang berada di Solo. Sosok Jokowi memang tak bisa dilepaskan dari Kota Bengawan. Kota ini adalah tanah tempat dia lahir dan besar serta mulai mengenal dunia politik yang diawali dengan menjadi walikota selama tujuh tahun.

Keluarga besar Jokowi juga masih tinggal di Solo. Ada ibundanya Sudjiatmi, juga anaknya Gibran Rakabuming yang memutuskan menetap dan menjalankan bisnis di kota ini. Nah, Gibran dan bisnisnya ini cukup menarik untuk disimak.Tentu saya akan memotret dari perspektif saya sendiri, sekaligus meluruskan isu miring yang belakangan juga beredar tentang sosok Gibran, yang dilancarkan lawan politik demi memojokkan Jokowi. Terus terang saya terbetik menuliskan ini karena saya sedih mendapati akhir-akhir ini, fakta tentang Gibran dipelintir sedemikian rupa, dianalisis dari sudut pandang yang salah untuk menyerang ayahnya, dan disebarkan melalui media sosial seperti Facebook dan Twitter.

Well.... Mungkin sebagian orang menganggap aneh keputusan Gibran untuk tidak mengikuti jejak sang ayah menjadi eksportir mebel. Bahkan karena itu sekarang PT Rakabu yang dirintis Jokowi "terpaksa" dikelola oleh adik dan adik iparnya, dan bukan anaknya sendiri yang sebenarnya sudah dewasa,  Gibran, 25 th. Sementara Gibran malah asyik dengan passion-nya sendiri, di dunia masak memasak.

Alih-alih numpang makmur dengan mewarisi dan meneruskan usaha ayahnya di bidang perkayuan milik sang ayah, Gibran sepulang dari sekolah di Singapura dan belajar bisnis di Australia,  malah mendirikan usaha katering pada tahun 2010. Namanya cukup unik: Chilli Pari Catering Services. Pada tahun itu, saya mengenal Chilli Pari, dari seorang marketingnya yang mengantarkan sampel masakan dan sekaligus menawarkan usahanya ke kantor kami, saat saya masih bekerja.

Mbak yang bertugas sebagai marketing dan saya temui, sama sekali tidak mengatakan bahwa Chili Pari adalah milik anak Jokowi yang saat itu masih menjabat walikota Solo. Dengan harga yang sedikit lebih mahal dibanding usaha katering lainnya, Chilli Pari menawarkan nilai tambah dalam hal rasa dan kemasannya. Si mbak menjamin Chili Pari hanya menggunakan bahan terbaik, dan berjanji akan menggunakan hanya bunga segar untuk meja sajian.

Baru belakangan saya tahu dari orang lain bahwa Chili Pari milik Gibran. Dalam waktu relatif singkat, Chili Pari kini menjadi perusahaan katering papan atas di Solo. Tak jarang pesta pernikahan :kelas atas" yang saya hadiri menggunakan jasa katering dari Chili Pari. Dan bila lokasi kondangan di Graha Sabha Buana dekat rumah keluarga besar Jokowi, lebih sering hidangannya dari Chili Pari. Sebab gedung ini juga milik keluarga besar Jokowi, dan bisa disewakan satu paket bundling dengan katering Chili Pari.

Dalam sebuah forum bisnis di Solo, bulan April 2014 lalu, Gibran mendampingi motivator Andrie Wongso sebagai narasumber. Gibran mengisahkan bagaimana bisnisnya dijalankan. Banyak pelajaran yang cukup penting dan layak ditiru bagi yang hadir. Bagaimana anak muda itu tidak ikut arus nongkrong sana-nongkrong sini menikmati kekayaan hasil usaha orangtuanya seperti banyak dilakukan anak muda lain dari kalangan berada, melainkan berusaha produktif sejak dini.

Yang membuat keren adalah bahwa Chili Pari berjalan tanpa harus menggunakan senjata aji mumpung. Gibran diperintahkan oleh ayahnya untuk TIDAK ikut ambil bagian dalam proyek-proyek pemerintah kota yang menggunakan jasa katering. Dan dia mematuhinya.  Ini alasannya kenapa tenaga marketing digerakkan untuk menembus kantor-kantor swasta, termasuk kantor di mana saya bekerja waktu itu.

Satu lagi, dia juga harus mencari pinjaman modal sendiri untuk mendirikan Chili Pari, karena Jokowi tidak mau keluar kantong untuk mendidik sampai di mana ketangguhan anaknya. Ini juga tidak mulus, sebab Jokowi lagi-lagi melarang Gibran menyebutkan identitas bahwa dia ada hubungan keluarga dengan dirinya bahkan anaknya sendiri yang waktu itu menjabat seorang walikota.

Akhirnya Gibran mendatangi sepuluhan bank untuk mencari pinjaman. Dan akhirnya dari situ ada satu bank yang menyetujui pinjaman Rp 1 miliar untuk menjalankan usaha katering Chili Pari yang berarti cabe-padi itu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun