Mohon tunggu...
Niken Sasi
Niken Sasi Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Journalism Broadcast 2008 Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bencana Datang Penduduk Berkurang

10 Maret 2011   07:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:54 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

YOGYAKARTA - Tahun 2011 telah memasuki bulan ketiganya di Maret ini. Seluruh agenda yang telah direncanakan dan dilaksakan pada tahun 2010 akan menjadi pembelajaran dan bahan koreksi untuk segala kegiatan di tahun 2011 nantinya. Tanpa terasa dalam satu tahun ini kota Yogyakarta telah melewati berbagai peristiwa yang banyak dikenang. Mulai dari keceriaan masyarakat dalam perayaan rutin sekaten tiap tahunnya hingga isak tangis seluruh penduduk Jogja saat bencana Merapi terjadi. Namun terlepas dari itu semua, kota gudheg ini tetap menjadi salah satu alternatif pilihan tempat tinggal oleh sebagian besar penduduk. Terutama bagi para pelajar yang berencana melanjutkan pendidikannya di kota tua ini.

Tetapi jika menyimak pada hasil perhitungan jumlah penduduk, kota yang memiliki luas 32,5 Km² ini ternyata telah mengalami penurunan sekitar lima persen dibandingkan sepuluh tahun silam yang berjumlah 396.111 jiwa. Memang untuk jumlah pasti belum bisa disampaikan terlebih karena faktor bencana merapi yang baru saja terjadi. Namun dapat dipastikan bahwa jumlah penduduk di kota Yogyakarta ini tidaklah sepadat sebelumnya. Arina Yuliati (56) kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Yogyakarta menyatakan bahwa kecenderungan penurunan jumlah penduduk ini telah terjadi sejak sensus pada tahun 2000.

"Karakteristik kota yang sudah jenuh ini akan menyebabkan sulitnya kenaikan jumlah penduduk, sehingga kecenderungan yang terjadi adalah penurunan jumlah penduduk," katanya.

Rupanya upaya pemerintah kota untuk menciptakan kota yang nyaman huni bagi penduduknya yang memiliki tingkat kepadatan 9000 jiwa hingga 17.000 jiwa per meter persegi, justru menyebabkan kondisi yang terlalu padat dan membuat masyarakat mengalami kejenuhan. Sehingga tidak jarang mereka memilih untuk pindah ke wilayah yang dianggap lebih lapang. Selain itu faktor lapangan usaha yang dirasa sudah sangat banyak di kota ini dianggap sebagai salah satu faktor yang membuat beberapa orang berpikir untuk mencari lapangan usaha di daerah lain.

Faktor utama yang menyebabkan kota Yogyakarta perlahan serasa ditinggal penghuninya tidak lain adalah bencana alam yang melanda kota ini. Mulai dari gempa bumi hingga gunung merapi yang meletus. Semua rangkaian bencana terseut menimbulkan ketakutan tersendiri dan rasa trauma yang cukup dalam. Sehingga banyak yang pindah dari kota ini dengan alasan menghindari bencana. Padahal seharusnya jika mau kita pahami, bencana adalah suatu hal yang tidak pernah dapat kita prediksi datangnya.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun