Ternyata berita itu juga sudah rame di Twiter, Bahkan cuitan anakku di akun twiternya sudah di like lebih dari 3000 orang. Comment comment yang dilontarkan teman-teman barunya di twiter menenangkan dia. Wow, ini salah satu hebatnya medsos.
Saat pertama mendengar nama K-Pop, aku sendiri tidak terlalu peduli. Hiruk pikuk artis Korea memang menguasai anak-anak muda di negeri ini. Mereka pasti tidak peduli dengan label haram yang diviralkan dimana-mana itu. Ada berderet nama girlband dan boyband yang sangat lancar dihapal namanya oleh anak-anak muda kita. BTS, Twice, TVXQ, Blackpink, wanna One, Exo, Red Velved, dll.
Nama-nama yang selalu salah kusebutkan didepan anak-anakku sendiri. Mereka selalu membenarkan kesalahan ucapanku ketika menyebut nama-nama idola mereka. Anak-anakku yang beranjak remaja sudah dangat fasih melantunkan lagu-lagu negeri yang dipimpin Moon Jae-in itu.
Setiap malam rumah lantai 2 ku selalu ribut oleh hentakan kaki mereka yang menirukan setiap liuk tubuh para K-Pop itu. Mereka memiliki idola sendiri-sendiri.
Yang besar kamarnya dipenuhi dengan personel Wanna One, yang kedua dinding kamarnya penuh dengan wajah ganteng personel EXO. Bahkan seluruh atribut yang berlebel para artis itu mereka miliki. Album, lightstick, dan entah apalagi. Mereka membeli dengan uang saku yang mereka kumpulkan sendiri.
Aku terkejut dan kaget ketika anak bungsuku yang baru masuk TK kecil begitu lancar meliuk-liukkan tubuhnya dan fasih menyanyikan bait-bait lagu salah satu kelompok artis itu. Awalnya kupikir dia hanya menirukan dance sang kakak yang selalu dilihatnya hampir setiap malam.
Ternyata, ketika dia dan teman-temannya pergi studi wisata bersama para orang tua dan guru, terbuktilah di depan guru dan orang tua. Kebetulan di bus itu diputar lagu-lagunya BLACKPINK. Si kecil menyanyi dan berjoget ala K- Pop itu sepanjang jalan.
Dia menari di atas kursi bus. Salah seorang walmur yang kebetulan mengidolakan girlband itu mengirimkan videonya padaku. Karena alasan pekerjaan memang aku tidak bisa mendampingi dia. Ternyata demam itu juga melanda hampir semua murid di kelasku, pasti juga di kelas yang lain.
Perkenalanku dengan para K- Pop pun berlanjut. Ketika teman-teman arisan berkumpul, mereka riuh membicarakan sebuah Drakor (Drama Korea) yang berjudul 100 Days My Prince. Ternyata drama itu sedang tayang di salah satu stasiun televisi.
Ketika aku ketahuan nonton drama itu, anakku langsung menyarankan aku menonton videonya. Mereka mengoleksi semuanya. Memang wajah-wajah artis itu kinclong semua.
Aku mencoba memahami idola mereka. Seperti juga mereka paham akan setiap kegemaranku.Tidak pernah melarang mereka, hanya selalu berpesan, ambil sisi baiknya dan jadikan sebagai penyemangat.