Jember, 28 Juli 2024 - Kelompok 25 KKN Kolaboratif #3 Kabupaten Jember, yang berada di Desa Wringintelu, memulai program pengembangan potensi anak-anak melalui kolaborasi dengan KKN Posdaya dari ITS Mandala. Kegiatan ini dimulai dengan pertemuan perkenalan bersama anak-anak anggota Forum Anak Desa (FAD) dalam rangka mentoring dan pembukaan program kerja yang akan berlangsung selama sebulan. Program ini bertujuan untuk mengembangkan kreativitas anak-anak desa melalui kreasi Ecoprint. Karya-karya anak-anak tersebut akan dipamerkan dalam Expo KKN Kolaboratif #3 di Alun-Alun Kantor Pemkab Kabupaten Jember pada 28 Agustus mendatang.
Ketua Gugus Tugas Layak Anak Desa Wringintelu, Bapak Sampir, menjelaskan bahwa FAD, yang berdiri sejak 2018, dibentuk untuk melindungi dan mencegah anak-anak bekerja di sektor pertanian tembakau. FAD fokus pada pemenuhan hak-hak anak, seperti hak hidup dan hak tumbuh kembang, sehingga anak-anak dapat berkembang sesuai karakter dan bakat masing-masing. "Melalui FAD, anak-anak dapat berkembang sesuai dengan karakter dan bakat masing-masing," ujar Bapak Sampir.
Kelompok Kolaboratif ini terdiri dari 16 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, termasuk Polije Jember, UNIPAR, ITS Mandala, UNEJ, UIJ, dan UPN "Veteran" Jawa Timur. Mereka membawa semangat untuk memajukan pendidikan dan potensi anak, sesuai dengan tema program kerja utama mereka, yaitu "Kolaborasi Multisektor untuk Meningkatkan Akses dan Kesadaran Pendidikan bagi Anak di Desa Wringintelu." Mereka berharap program ini dapat diterima dengan baik oleh masyarakat Wringintelu, khususnya FAD, yang merupakan lembaga yang menaungi anak-anak di desa tersebut.
"Harapannya, kami dapat membantu mengembangkan potensi anak-anak di Desa Wringintelu lebih baik lagi, mengingat FAD Prisma Pakeling merupakan salah satu forum anak terbaik di Kecamatan Puger, Kabupaten Jember saat ini," ucap Rohit, Koordinator Desa, saat ditemui di Balai Desa pada acara pembukaan program kerja dan perkenalan tersebut.
Ecoprint adalah salah satu teknik membatik yang dilakukan dengan mengecap kain menggunakan bahan-bahan alami seperti dedaunan. Karena motifnya yang unik dan berbahan alami, Ecoprint memiliki daya jual yang relatif tinggi. Program ini bertujuan untuk mengalihkan anak-anak dari pekerjaan di sektor pertanian tembakau yang berisiko tinggi terhadap Green Tobacco Sickness (GTS). Dengan kegiatan prakarya Ecoprint, anak-anak dapat mengasah kreativitas mereka dalam kegiatan yang bermanfaat dan ramah anak.
Niken Pramesti, koordinator acara KKN Kolaboratif, menjelaskan manfaat dari kegiatan ini. "Selain pengembangan seni yang sudah ada di forum FAD seperti jathilan dan tari tradisional lainnya, kami ingin membawa hal yang berbeda, contohnya seperti praktik belajar Ecoprint. Ini tidak hanya mengasah kreativitas, tetapi juga mengajarkan anak-anak untuk menciptakan produk bernilai jual dari kekayaan dan potensi alam di lingkungan sekitar," tambah Niken.
Program ini juga melibatkan berbagai pihak, termasuk orang tua dan tokoh masyarakat, untuk memastikan keberlanjutan dan kesuksesan program. Para mahasiswa berharap dapat menciptakan perubahan positif dan memberikan dampak jangka panjang bagi anak-anak Desa Wringintelu. Mereka percaya bahwa dengan dukungan penuh dari masyarakat, program ini dapat menjadi model bagi desa-desa lain di Kabupaten Jember.
Secara keseluruhan, kolaborasi antara Kelompok 25 KKN Kolaboratif #3 dan FAD di Desa Wringintelu ini diharapkan dapat menjadi langkah awal yang signifikan dalam mengembangkan potensi anak-anak desa, meningkatkan kesadaran pendidikan, dan memberikan alternatif kegiatan yang bermanfaat dan aman bagi mereka. Dengan semangat dan dedikasi, para mahasiswa dan masyarakat Desa Wringintelu berkomitmen untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi penerus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H