Mohon tunggu...
niken nawang sari
niken nawang sari Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga. Kadang nulis juga di www.nickenblackcat.com

Ibu Rumah Tangga yang suka jalan-jalan ke bangunan kolonial, suka menulis hal berbau sejarah, dan suka di demo 2 ekor kucing. Blog pribadi www.nickenblackcat.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta XIII Cermin Keharmonisan Budaya dari Jogja Istimewa

20 Februari 2018   01:15 Diperbarui: 20 Februari 2018   01:56 741
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wayang Potehi.copyright : IG PBTY

Mau berkunjung ke Jogja setelah imlek? Ada apa aja sih setelah imlek di Jogja? Kapan ada lagi Karnaval Budaya di Malioboro ya?

Pertanyaan-pertanyaan seperti ini sangat sering terdengar entah dari temen atau saudara yang akan ke Jogja. Jogja memang istimewa di mata para turis domestik & asing. Hal ini bisa dilihat secara kasat mata misalnya ketika kita jalan-jalan ke Malioboro. Disana kita akan menemukan turis asing. Selain itu banyak turis domestik yang berbahasa sunda. (Karena saya pernah tinggal di daerah sunda, jadi mungkin telinga saya terlalu peka untuk mengetahui bahwa turis domestik tersebut dari tanah pasundan).

Nah ada kabar gembira buat yang akan berkunjung ke Joga setelah imlek. Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta XIII akan diadakan mulai tanggal 24 Februari sampai 2 Maret 2018 pukul 18.00-22.00 di Kampoeng Ketandan, Yogyakarta. Tema yang diusung oleh Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta XIII adalah Harmoni Budaya Nusantara. Acara Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta XIII ini diselenggarakan oleh JCACC (Jogja Chinese Art & Culture Centre) yang didukung oleh Pemkot Yogya, Dinas Pariwisata DIY dan Kementrian Pariwisata melalui Pesona Indonesia-nya. Acara ini akan berlangsung selama 7 hari dengan berbagai kemeriahan mulai dari kuliner hingga karnaval budaya.

karnaval budaya. copyright : IG PBTY
karnaval budaya. copyright : IG PBTY
Karnaval Budaya akan diadakan pada tanggal 24 Februari sebagai pembukaan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta XIII. Karnaval budaya berlangsung di sepanjang jalan Malioboro sampai Alun-Alun Utara. Karnaval menampilkan peserta terbaik Jogja Dragon Festival VII, Barongsai Kolosal, Naga LED, Gendhawang, Ondel-ondel Taiwan,dan grup Drumband Gita Dirgantara.

Selain itu akan ada berbagai kesenian nusantara lainnya yang akan ikut memeriahkan karnaval karena Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta bukan hanya milik warga keturunan Tionghoa saja. Pada saat karnaval, Kampoeng Ketandan tentunya tidak dibiarkan sepi. Panitia menyediakan panggung hiburan salah satunya di belakang hotel Melia Purosani. Sementara itu panggung utama yang berada di Ketandan akan menampilkan Barongsai dan naga setiap hari selama acara Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta XIII.

Kuliner tentu merupakan salah satu agenda wajib pada Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta XIII dan akan ditemui di Kampoeng Ketandan. kuliner akulturasi seperti Lontong Cap Go Meh juga akan ditemukan di sini. Stand kuliner bejumlah 149 dan sudah diseleksi ketat oleh panitia agar kuliner yang disajikan tidak monoton. FYI, Untuk kuliner non halal harus diberikan label yang jelas & mudah dibaca oleh pengunjung.

pemilihan Koko Cici 2018. copyright : IG PBTY
pemilihan Koko Cici 2018. copyright : IG PBTY
Acara pemilihan Koko Cici 2018 juga turut meramaikan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta XIII. Pesertanya tidak hanya dari keturunan Tionghoa saja tetapi seluruh warga negara Indonesia, asalkan memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan panitia & ketika terpilih nanti siap mengemban tugas menjadi duta budaya khususnya untuk JCACC dan Dinas Pariwisata DIY.

Pendaftaran Koko Cici ini sudah dilaksanakan sejak 12 Desember 2017-7 Februari 2018. Audisinya pun sudah dilaksanakan pada tanggal 10 Februari 2018 lalu. Nah pada tanggal 24 Februari ini peserta Koko Cici yang lolos akan mengikuti karnaval budaya dan pada tanggal 1 Maret adalah grand final Koko Cici 2018.

Wayang Potehi.copyright : IG PBTY
Wayang Potehi.copyright : IG PBTY
Kemudian yang menarik lagi di Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta XIII adalah adanya workshop mengecat kepala Potehi & pameran wayang Potehi di Rumah Budaya Ketandan.

Wayang Potehi adalah kesenian opera boneka dengan kepala dari kayu yang sudah ada sejak jaman Dinasti Tang (617-918 M) dan di bawa ke nusantara sekitar abad 16. Selain workshop, pagelaran wayang potehi juga akan diadakan di rumah budaya Ketandan dengan dalang Purwanto & kru yang semuanya beretnis Jawa. Cerita yang biasanya dibawakan dalam wayang Potehi adalah legenda klasik Tiongkok seperti Sie Djin Koe, Sun Go Kong, Sam Kok, dan Roman Sam Pek Eng Tay.

berbagai lomba yang diadakan oleh panitia PBTY. copyright : IG PBTY
berbagai lomba yang diadakan oleh panitia PBTY. copyright : IG PBTY
Lomba-lomba seperti karaoke mandarin, story telling, jianzhi, Chinese Caligraphy, Chinese Painting, dan Tounge Twister juga diadakan selama  Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta XIII. Ada juga Dance Competition dan Band Competition dengan juri yang kompeten di bidnagnya ikut memeriahkan acara Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta XIII ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun