Kuliner di kota Jogja memang sedang berkembang dengan pesatnya. Berbagai kuliner kekinian dan kuliner tradisional berdampingan memberikan warna tersendiri bagi kancah perkulineran di kota Jogja. Nah kali ini kompasianer Jogja berkesempatan mengunjungi tempat kuliner dengan nama Bebakaran.
Awalnya saya sempat berpikir bahwa masakan di Bebakaran ini seperti kebanyakan masakan bakar yang saya jumpai. Hanya berasa kecapnya dan bumbu tidak meresap dengan baik ke dalam daging yang dibakar, ini sangat umum saya jumpai ketika makan daging bakar. Tetapi berbekal rasa penasaran, saya mantapkan hati untuk menuju bebakaran.
Setelah melewati padatnya kawasan Malioboro, akhirnya saya sampai di Bebakaran. Tempat kuliner ini terletak di samping Museum Sonobudoyo, Alun-Alun Utara Yogyakarta. Bebakaran memiliki tempat duduk dan lesehan untuk menikmati hidangan. Selain itu letak Bebakaran yang diapit oleh pohon-pohon juga membuat udara lebih sejuk walaupun tanpa AC. Oh iya fasilitas disini juga lengkap, ada mushola, tempat cuci tangan, toilet yang bersih dan free wifi.
Ada yang menarik untuk saya di Warung Bebakaran. Karena dasarnya memang saya suka barang-barang antik maka pandangan saja tertuju pada lampu-lampu antik yang ada di bagian lesehan. 3 buah lampu antik ini ternyata warisan dari ibunya owner Bebakaran. Bisa dibayangin kan berapa tahun usia lampu tersebut?
Setelah melihat-lihat lampu antik, saya lesehan menikmati angin sore sambil menunggu makanan yang akan disajikan di Bebakaran. Nah sebelum makanan disajikan, ternyata es teh sudah disajikan secara gratis untuk dinikmati. Pas banget kan lagi haus terus minum es teh, segernya kebayang deh. Es teh disini juga bukan sembarang es teh yang hanya warnanya kuning kecoklatan dan manis lho. Rasa es teh disini itu orang jawa bilang "mantep". Perpaduan pahitnya teh, bau melati, warna teh yang kental, manisnya gula dan ditambah es batu memang cocok kalo dibilang es tehnya "mantep". Promo free es teh ini berlaku sampai tanggal 31 Agustus 2017.
Tenggorokan sudah basah nih, tidak lama kemudian hidangan pembuka tersaji diatas meja. Hidangan pembuka berupa bakso ikan dengan sambal berwarna merah. Saya sebenarnya tidak begitu suka masakan berbau ikan, tapi bakso ikan yang berlumur sambal ini menarik untuk dicicipi. Setelah terjadi pergulatan batin beberapa menit, akhirnya saya putuskan untuk mencoba. Satu butir bakso masuk mulut lalu dikunyah sambil berharap bau ikan tidak menyebar ke seluruh rongga mulut. Harapan saya terkabul, bau ikan tidak menyebar di rongga mulut karena kalah dengan pedasnya sambal. Yak makan bakso ikan kali ini sukses.
Bebakaran memiliki pelayan dan koki yang cekatan menurut saya karena tidak perlu menunggu lama, makanan sudah dihidangkan. Selain itu keramahan para karyawan Bebakaran juga tidak perlu diragukan.
Oh iya Bebakaran juga menerima delivery order dengan minimal pembelian sebesar Rp 50.000 dan jarak order bisa dibicarakan lebih lanjut melalui telepon 0274 376194. Bebakaran juga melayani reservasi melalui nomor telepon tersebut. Buat yang pengen kepo-kepo tentang Bebakaran, bisa di follow IG : @bebakaranjogja dan fp Bebakaran Jogja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H