Mohon tunggu...
Niken Indraswari Tungga Dewi
Niken Indraswari Tungga Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa S1 Antropologi Sossial Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN Undip: Ajak Siswa PAUD Tunas Harapan Bangsa Bermain Permainan Tradisional untuk Mengurangi Dampak Negatif Game Online

9 Februari 2022   23:27 Diperbarui: 9 Februari 2022   23:35 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semarang, Genuksari (25/01/2022) -- Kecanduan Game Online pada gawai bukan hanya terjadi di kalangan remaja maupun orang dewasa namun juga terjadi pada anak-anak usia dini.  Anak-anak yang telah diberikan gawai oleh orang tuanya cenderung memilih bermain game online daripada bersosialisasi dengan teman sebayanya. Hal ini merupakan salah satu dampak negatif dari game online. Selain itu, bermain game online secara berlebihan juga berdampak buruk bagi kesehatan anak yaitu gangguan pada kesehatan mata.

Memperkenalkan Permainan Tradisional menjadi salah satu cara untuk mengajak anak terlepas dari bermain game online secara berlebihan. Hal ini yang dilakukan Niken Indraswari Tungga Dewi dari Program Studi Antropologi Sosial Undip yang memperkenalkan kembali Permainan Tradisional kepada Siswa PAUD Tunas Harapan Bangsa (THB) di Kelurahan Genuksari, Semarang. Permainan Tradisional  sendiri merupakan hasil kebudayaan masyarakat yang telah tumbuh dan hidup sampai saat ini dengan masyarakat pendukungnya yang terdiri dari tua-muda, kaya-miskin, rakyat-bangsawan, dan laki-perempuan tanpa ada perbedaan.

Berbagai Jenis permainan tradisional telah diperkenalkan kepada siswa PAUD THB yaitu permainan Congklak, Bola Bekel, dan Cublak-cublak Suweng. Permainan tradisional ini dapat membantu anak bersosialisasi dengan teman sebayanya, melatih kemampuan motorik anak, dapat mengembangkan imaginasi dan kreativitas anak, dapat mengasah empati dan pengendalian diri, serta membantu anak untuk mendalami nilai-nilai moral yang berlaku di masyarakat.

Dokpri
Dokpri

Disisi lain, Permainan Tradisional bukan hanya semata-mata permainan saja tetapi juga memiliki nilai-nilai dan unsur budaya yang melekat di dalamnya. Setiap daerah di Indonesia memiliki permainan tradisional yang khas dan unik. Maka dari itu, melestarikan permainan tradisional harus tetap dilakukan agar kebudayaan bangsa tidak cepat hilang.  

Penulis: Niken Indraswari Tungga Dewi, Mahasiswa Antropologi Sosial Undip

DPL: Dr. Ir. Martini, M.Kes

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun