Mohon tunggu...
Niken Fana Febriani
Niken Fana Febriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro

Tertarik pada isu-isu yang berkaitan dengan kesehatan, khususnya terkait kesehatan reproduksi, ibu dan anak serta kependudukan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bousai Shuukan: Mitigasi Masa Kini, Adopsi Budaya Jepang Wujudkan Pekan Pencegahan Bencana di Desa Wonotunggal

12 Februari 2023   20:00 Diperbarui: 12 Februari 2023   20:06 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wonotunggal, Batang (12/02/2023) -- Berdasarkan data yang dimiliki oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kab. Batang menunjukkan bahwa selama tahun 2022 terjadi 46 bencana alam dari seluruh wilayah Kabupaten Batang, yang terdiri dari angin topan, longsor dan banjir. Kepala BPBD Kab. Batang menyebutkan ada empat kejadian bencana per Januari 2023 dengan Sembilan kecamatan, 5.424 Kepala Keluarga atau sekitar 17.821 jiwa terdampak banjir. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut diperlukan upaya mitigasi bencana yang ditujukan kepada warga guna menanamkan kesadaran terhadap situasi bencana alam. Salah satu daerah rawan bencana yang akrab dan sukses dengan upaya penanggulangan bencana adalah Negara Jepang. Di Jepang, penanaman kesadaran akan kesigapan terhadap bencana dituangkan dalam kegiatan Bousai Shuukan atau Pekan Pencegahan Bencana.

Berdasarkan kajian literatur dan data lapangan di Desa Wonotunggal terkait kebencanaan, mahasiswa KKN Tim I Undip Tahun 2023, Vega Anggrainika melakukan kegiatan Pengaplikasian Bousai Shuukan atau Pekan Pencegahan Bencana kepada masyarakat Desa Wonotunggal pada Sabtu, 28 Januari 2023 pukul 16.00 WIB. Kegiatan ini diawali dengan penjelasan tentang pekan mitigasi bencana atau bousai shuukan kepada masyarakat sasaran dengan maksud untuk mengenalkan budaya penanggulangan bencana oleh Jepang yang akan dileburkan dengan budaya di Indonesia. Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan, yaitu edukasi tanggap bencana melalui permainan ular tangga dan dan edukasi terkait hunian tahan bencana. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan mading sebagai bentuk penyajian rangkaian kegiatan yang dapat diterapkan kembali ketika suatu waktu terjadi bencana alam.

Permainan Ular Tangga Tanggap Bencana
Permainan Ular Tangga Tanggap Bencana

Selama berlangsungnya kegiatan Bousai Shuukan atau Pekan Pencegahan Bencana, masyarakat terlihat menyambut dengan positif kegiatan ini. Salah satunya pada kelompok sasaran anak-anak dan remaja yang sangat antusias dan ikut serta aktif dalam permainan ular tangga tanggap bencana. Selain itu, edukasi hunian tahan bencana berjalan dengan hikmat. Saat dilakukannya paparan terkait hunian tahan bencana, masyarakat pada kelompok usia dewasa tampak memperhatikan dengan seksama. Dengan dilaksanakannya kegiatan Bousai Shuukan atau Pekan Pencegahan Bencana masyarakat berharap agar dapat memahami dan mengamalkan ilmu tentang mitigasi bencana, sehingga dapat mencegah terjadinya bencana dan mengurangi kerugian dari bencana baik berupa fisik maupun korban jiwa.

Penulis: Vega Anggrainika - D4 Bahasa Asing Terapan 2019, Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro

Dosen Pembimbing Lapangan:

1. Dr. Aminah S.H., M.Si.

2. Khotibul Umam S.S., M.Hum

3. Dra. Puji Astuti M.Si.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun