Wonotunggal, Batang (12/02/2023) - Buang Air Besar Sembarangan (BABS)/Open Defecation (OD) adalah suatu tindakan membuang kotoran atau tinja di ladang, hutan, semak-semak, sungai, pantai atau area terbuka lainnya dan dibiarkan menyebar mengontaminasi lingkungan, tanah, udara dan air. Data terkini dari situs monitor Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) masih ada 8,6 juta rumah tangga yang anggota keluarganya masih mempraktikkan BABS per Januari 2020. Data per Juni 2022 menyebutkan bahwa Kabupaten Batang masih berada pada tiga besar daerah belum ODF di Jawa Tengah. Hal ini sesuai dengan pengambilan data awal yang dilakukan oleh mahasiswa melalui Puskesmas Wonotunggal, di mana narasumber dari Bagian Kesehatan Lingkungan menyampaikan bahwa hingga saat ini masih ditemukan perilaku warga Desa Wonotunggal yang membuang air besar di sungai.
Berdasarkan potensi masalah yang ditemukan di Desa Wonotunggal, mahasiswa KKN Tim I Undip Desa Wonotunggal menyelenggarakan kegiatan Pengentasan BABS atau Perwujudan ODF yang bertempat di Dukuh Sumber, Desa Wonotunggal (29/01) setelah diadakannya kegiatan tahlilan rutin. Kegiatan ini dilakukan dengan metode ceramah, diskusi tanya jawab dan dengar pendapat masyarakat terkait permasalahan sungai. Media kegiatan yang digunakan adalah leaflet terkait bahaya Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Dari kegiatan dengar pendapat tersebut, menunjukkan hasil bahwa terdapat dua masalah terkait sungai, yaitu sampah pampers (popok bayi) dan pendangkalan sungai dan empat solusi, yaitu gerakan membersihkan sungai, pendalaman sungai, pelatihan pengolahan sampah, dan himbauan di sepanjang sungai. Hasil dari pendapat masyarakat tersebut diteruskan kepada Puskesmas dan Pemdes.
Tanggapan dari pihak puskesmas terhadap hasil sosialisasi dan dengar pendapat yaitu menyarankan agar dilakukan sosialisasi dengan pendekatan keagamaan saat kegiatan Nyadran (sekar makam) agar masyarakat dapat mengubah pola pikirnya untuk tidak membuang kotoran di sungai sesuai dengan ajaran agama yang disampaikan oleh Kyiai. Saran tersebut diterima oleh mahasiswa KKN dan diselenggarakan kegiatan lanjutan yang bertempat di Dukuh Sumber (03/02). Hasil dari seluruh rangkaian kegiatan pengentasan BABS atau perwujudan ODF disampaikan kepada Pemdes yang dilakukan melalui advokasi (08/02). Berdasarkan advokasi tersebut, Pemdes berkomitmen akan mengagendakan realisasi dari aspirasi masyarakat selambat-lambatnya pada bulan Juni tahun ini. Aspirasi tersebut adalah pendalaman sungai melalui kerjasama dengan pemerintah kabupaten dan pelatihan pengolahan sampah pampers (popok anak).
Selama keberjalanan kegiatan, masyarakat menyambut dengan baik program kerja dari mahasiswa KKN. Hal ini dibuktikan dengan antusiasme ibu-ibu jamaah tahlil dalam menyampaikan pendapat terkait masalah yang terjadi di sungai dan solusi atas masalah tersebut. Selain itu, tokoh masyarakat juga mendukung keberjalanan program dengan memberikan informasi dan fasilitas yang berkaitan dengan program kerja pengentasan BABS atau perwujudan ODF. Dengan adanya program kerja ini, masyarakat berharap permasalahan sungai mendapatkan perhatian dari Pemdes dan dukungan dari masyarakat sendiri agar dapat segera diselesaikan serta status ODF bisa diperoleh oleh Desa Wonotunggal.
Penulis: Mahasiswa KKN Tim I Undip Desa Wonotunggal, Kab. Batang Tahun 2023
Dosen Pembimbing Lapangan:
1. Dr. Aminah S.H., M.Si.
2. Khotibul Umam S.S., M.Hum
3. Dra. Puji Astuti M.Si.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H