Penanya tergeletak tak berjiwa.
Pujangga ini terlalu lelah bermain kata.
Terlalu pongah dan terlanjur diamÂ
Semuanya menjadi sia-sia katanya.
Semuanya terlalu omong kosong dan tam berguna.
Air matanya tandas sebelum menetes.
Seringainya menghapus senyumnya tentang puisi cinta.
Pujangga ini tak bisa berlari lagi.
Hanya bisa menggeliat...
Meronta...Â
Dalam diamnya...Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!