Mohon tunggu...
Jingga Niken Dewanti
Jingga Niken Dewanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa yng memiliki hobi membaca dan eksplor banyak hal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Terumbu Karang

5 Desember 2024   12:14 Diperbarui: 5 Desember 2024   12:23 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto terumbu karang di Papua (sumber : Good News From Indonesia)

Nama terumbu karang mungkin sudah familiar. Kata terumbu karang berasal dari kata "terumbu" dan "karang". Terumbu adalah kumpulan dari hewan karang (polip) yang membentuk terumbu, dan terumbu adalah hasil endapan masif CaCo3 yang dihasilkan dari metabolisme biota laut yang berimbiosis dengan alga Zooxanthellae. Terumbu karang adalah jenis filum Cnidaria kelas Anthozoa dengan tentakel. Jadi, terumbu karang termasuk dalam kategori hewan kingdom animalia. Karang batu, atau stony coral, adalah bagian terpenting dari terumbu karang.

Terumbu karang tumbuh di tepi pantai atau area yang terkena sinar matahari sekitar 50 m di bawah permukaan laut. Ekosistem terumbu karang sebagian besar terdapat di perairan tropis, sangat peka terhadap perubahan lingkungan hidupnya khususnya suhu, salinitas, sedimentasi, dan eutrofikasi serta memerlukan kualitas udara alami. Indonesia memiliki keanekaragaman terumbu karang dunia yang ada di Semenanjung Doberai (lebih dikenal sebagai Semenanjung Kepala Burung) di Papua. Berdasarkan penelitian tahun 2012, tempat ini memiliki lebih dari 600 spesies terumbu karang dan 1.638 spesies ikan terumbu karang.

Terumbu karang memiliki banyak jenisnya, tetapi secara umum terumbu karang terbagi dalam tiga jenis yaitu , pertama Terumbu Karang Penghalang (Barrier Reef): Terumbu ini terletak jauh dari pantai, biasanya dipisahkan oleh laguna. Contoh terkenal adalah Great Barrier Reef di Australia, kedua Terumbu Karang Tepi (Fringing Reef): Terumbu ini menempel langsung pada garis pantai atau sangat dekat dengan daratan. Ketiga Terumbu Karang Atol (Atoll): Terumbu berbentuk lingkaran yang mengelilingi laguna. Biasanya terbentuk di atas gunung api bawah laut yang tenggelam.

Dilansir dari laman Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), manfaat terumbu karang sangatlah banyak. Terumbu karang menyediakan tempat tinggal bagi berbagai spesies ikan, moluska, dan organisme laut lainnya. Terumbu karang juga dapat melindungi pantai dari erosi. Pada akhir tahun 2019, tercatat ada 9 obat disetujui yang bersumber dari laut, salah satunya dari terumbu karang. Selain itu terumbu karang menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat pesisir yang mendukung sektor perikanan dan pariwisata.

Sebagai keanekaragaman hayati yang melimpah, terumbu karang sering mengalami ancaman yang disebabkan oleh alam dan manusia. Coral Bleaching (pemutihan karang) yang disebabkan oleh peningkatan suhu air laut yang membuat karang kehilangan zooxanthellae. Adanya perubahan iklim akibat pemanasan global dan pengasaman laut sehingga dapat mengancam terumbu karang. Pencemaran air laut akibat limbah, overfishing dan penangkapan ikan secara destruktif, merupakan tindakan manusia yng dapat mengancam ekosistem laut. Untuk mencegah dan menjaga kelestarian terumbu karang, pemerintah juga memberikan upaya diantaranya , Melakukan restorasi pada terumbu karang, menetapkan zona konservasi, pengawasan dan penegakan hukum pada penangkapan ikan ilegal dan pembuangan limbah sembarangan, serta melakukan edukasi kepada masyarakat akan pentingnya terumbu karang

Terumbu karang adalah sumber daya alam yang sangat penting, yang juga kaya akan keanekaragaman hayati di perairan Indonesia, salah satunya di Papua. Terumbu karang adalah ekosistem yang sangat krusial terutama untuk kehidupan laut. Namun, ancaman terhadap ekosistem kini semakin meningkat. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama yang melibatkan pemerintah, komunitas lokal, organisasi internasional, dan masyarakat umum untuk melindungi dan menjaga ekosistem ini agar tetap berkelanjutan dan dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun