Mohon tunggu...
Juvia Ri Subhan
Juvia Ri Subhan Mohon Tunggu... Penulis Dongeng -

Masih muda. Suka nulis yang random. Tapi insya Allah bermanfaat. Masih belajar nulis. Mohon masukannya, bukan cibirannya.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Nggak Usah Panik, Skizofrenia Bisa Dicegah dengan Rutin Konsumsi Vitamin Ini

14 April 2017   22:12 Diperbarui: 15 April 2017   07:00 901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu lalu, dunia maya sempat dihebohkan dengan seorang dosen yang mengaku sebagai Tuhan untuk menyampaikan ajaran agama baru. Namun setelah diusut, sang dosen ini ternyata menderita skizofrenia akut. Sebenarnya, apa sih skizofrenia itu dan bagaimana mencegahnya?

Skizofrenia adalah gangguan mental dengan gejala yang dapat mencakup delusi dan halusinasi. Mereka yang mengidap penyakit ini tidak dapat membedakan mana dunia nyata, mana yang hanya halusinasi pikirannya belaka. Biasanya penyakit ini menyerang mereka yang berusia lanjut atau seseorang yang pernah mengalami trauma berat.

Tapi tenang saja, skizofrenia nggak separah itu kok. Kita bisa mencegahnya dengan cara rutin mengonsumsi vitamin D. 

"Ketika kami meneliti temuan beberapa studi observasional pada Vitamin D dan skizofrenia, kami menemukan orang-orang dengan skizofrenia memiliki tingkat konsumsi vitamin-D yang lebih rendah daripada orang yang sehat," kata Ahmad Esmaillzadeh, peneliti dari Isfahan University of Medical Sciences seperti yang dilansir NDTV.

Vitamin D merupakan vitamin yang diproduksi oleh tubuh sebagai respon terhadap kulit yang terkena sinar matahari. Vitamin D berfungsi untuk memperkuat tulang dan membantu dalam penyerapan kalsium di dalam tubuh.

Seseorang yang kurang mengonsumsi vitamin D, dua kali lebih berisiko mengidap skizofrenia dibandingkan mereka yang cukup mengonsumsinya. Kekurangan asupan vitamin D juga dapat menyebabkan masalah tulang seperti rakhitis dan osteomalacia. Selain itu, kurangnya vitamin D dapat menyebabkan badan lesu, masalah dengan berat badan, mudah mengantuk di siang hari, tulang rapuh dan lemah. Hal tersebut terjadi akibat kurangnya terpapar sinar matahari yang cukup, obesitas dan disfungsional ginjal.

Berdasarkan data World Health Organization (WHO), lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia diperkirakan  kekurangan vitamin D akibat paparan sinar matahari yang terbatas. Tapi, hal tersebut dapat disembuhkan dengan bantuan suplemen dan perubahan pola makan. Ada beberapa makanan yang secara alami mengandung vitamin D, seperti daging ikan berlemak (salmon, tuna dan mackerel), minyak hati ikan, jamur, dan susu kedelai.

Coba cek lagi, bagaimana asupan vitamin D kamu? Sudah cukup belum?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun