Saya dan teman-teman ke Lebak-Banten beberapa waktu yang lalu. Ke sana dengan dua  tujuan,  pertama ke Alun-alun Rangkasbitung dan sorenya ke hotel di jalan Multatuli. Mumpung ke Lebak, kami memanfaatkan kesempatan ini untuk mencicipi kuliner khas daerah tersebut pula. Dan kami berlima  sepakat untuk makan terlebih dahulu sebelum menuju ke lokasi tujuan yang pertama.
Berdasarkan hasil Googling, salah satu makanan khas daerah ini adalah Sate Bandeng. Kami putuskan untuk mencicipi makanan ini dulu selain makanan khas yang lainnya.  Singkat cerita, setelah melakukan pencarian di Google dan tanya sana sini,  kami mendapatkan tempat makan yang  menyediakan Sate Bandeng. Nama rumah makannya adalah RM. Parahiangan di jalan Raya Rangkasbitung Sabitangtu, Pandeglang. Dekat pasar, kata orang yang kami tanyai saat itu.
"Ini daun apa pak ?"
"Daun Lempeni," kata beliau. Â
Sejujurnya itu pertama kalinya saya melihat Daun Lempeni. Dan jadi lalapan pula. Usai makan, saya langsung melakukan pencarian di Google untuk mengetahui tentang daun ini. Hehehe.
Oke, Â kembali ke soal Sate Bandeng. Setelah saya cicipi, rasa Sate Bandeng Lebak ini enak sih, mirip sekali dengan Otak-otak Bandeng Gresik yang pernah saya makan. Rasanya sama-sama enak. Daging ikan Bandengnya ini manis gurih. Bumbunya terasa. Â Yang membedakan Sate Bandeng dengan Otak-otak Bandeng ini mungkin cuma sambel dan lalapannya. Â
Kalau sambel di Sate Bandeng yang saya makan di rumah makan ini, menurut perkiraan saya, sepertinya terbuat dari cabe, bawang merah, bawang putih dan tomat yang di kukus terlebih dahulu sebelum kemudian di blender. Soalnya sambelnya itu halus banget. Rasanya dominan manisnya ketimbang pedesnya kalau menurut saya pribadi. Â
Kemudian soal ukuran ikannya. Kalau Otak-otak Bandeng Gresik itu kebanyakan besar, biasanya untuk oleh-oleh. Jadi menggunakan Bandeng yang besar dan panjang. Sedangkan Sate Bandeng yang saya makan kemarin kurang lebih seukuran telapak tangan orang dewasa. Sepertinya ini untuk yang sekali makan saja. Mungkin ada juga yang ukuran besar, tapi saya tidak melihatnya saat makan di sana kemarin  hari itu. Â
Soal harga juga masih terbilang lumayan terjangkau. Satu Sate Bandeng dijual Rp 12.000. Â Sedangkan nasinya seharga Rp 6.000 perporsi. Teh manisnya Rp 3.000 pergelas. Murah meriah dan lezat tentunya. Â