Dalam era globalisasi ini peranan dan kemampuan otak harus menjadi perhatian kita semua. Dalam kehidupan seseorang dan dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia, maka inti terpenting dan harus adalah meningkatkan dan mengoptimalisasikan fungsi otak sebagai factor utama dan penentu. Keunggulan otak manusia bergantung pada struktur dan fungsinya yang asimetris, yang terdiri dari belahan otak yang bersifat diferensial. Lalu, bagaimana mengatifasikan otak kita dalam pembelajaran agar otak melakukan tugas sesuai dengan fungsinya??
Setiap orang telah dilengkapi dengan tiga otak dalam satu kepala. Ketiga otak tersebut adalah: (a) otak primitive atau otak reptile;(b) otak tengah atau system limbic atau otak mamalia;(c) otak untuk berpikir atau neo-kortek. Otak primitive atau otak reptile terdapat didasar tengkorak. Otak ini membuat seseorang bernapas dan jantung berdegup. Ia menyuruh orang untuk melawan atau lari ketika terancam bahaya.
Otak tengah atau system limbic atau otak mamalia terdapat ditengah. System limbic menjadi pengendali emosi. Ia juga membantu mempertahankan homostatis, yakni menstabilkan lingkungan di dalam tubuh. Otak tengah mengendalikan system hormon, kesehatan, emosi, lapar, seksualitas, metabolisme, dan merupakan bagian penting dari memori jangka panjang. Yang ketiga yaitu neokorteks tebalnya kira-kira seperdelapan inci dan berlipat-lipat. Inilah tempat intelegensi bagian otak yang membuat orang menjadi mahluk yang berbeda dengan mahluk lain. Neokorteks ini berfungsi untuk melihat, mendengar, mencipta, berpikir, dan berbicara. Otak ini memiliki berbagai kemampuan yang dibutuhkan untuk belajar dan mengingat.
Sebelum proses belajar dimulai, kita harus mempersiapkan pebelajar terlebih dahulu agar mereka dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Banyak penghalang tak tampak yang mungkin dapat mengganggu sikap mereka dalam proses pembelajaran. Sikap yang dapat kita lakukan untuk mempersiapkan pembelajaran diantaranya: yang pertama, pastikan bahwa para pebelajar punya akses yang leluasa ke air putih selama jam pelajaran. Nutrisi yang baik menunjang pemfungsian neuron-neuron yang sehat. Otak terdiri atas 80 persen air dan sangat sensitive terhadap perubahan tingkat pH. Kedua, mempersiapkan program keterampilan belajar yang dapat membantu para siswa untuk menyatukan gaya pembelajaran yang mereka sukai, kemudian dukunglah para siswa untuk menjadi lebih proaktif ikut mengendalikan proses pembelajaran mereka. Ketiga, sebelum memulai topic baru, mintalah para siswa untuk mendiskusikannya secara lisan, hal ini akan memberikan acuan atau sebuah ruang penyimpanan visual bagi otak atas informasi yang baru diterima. Berikan pra-pemaparan terhadap topik pelajaran kepada para pebelajar sebelum mereka memulai pelajaran tersebut untuk meletakkan fondasi bagi pemahaman dan ingatan yang lebih baik. Keempat, penetapan sasaran, biarkan mereka menetapkan sasarannya sendiri. Sasaran yang spesifik dan sulit akan membawa kepada kinerja yang lebih baik daripada sasaran yang mudah dan tidak jelas. Yang terakhir yaitu luangkan waktu untuk memfasilitasi beberapa saat relaksasi bagi para siswa sebelum memulai setiap sesi. Hal ini merupakan beberapa cara terbaik yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kondisi relaks untuk pembelajaran yang optimal.
Belajar merupakan aktivitas yang bersifat naluriah bagi setiap orang, namun tidak semua orang mampu belajar cepat. Alasan utamanya adalah karena tidak semua orang memahami tentang cara-cara belajar yang efektif. Belajar tentang cara belajar lebih penting dibandingkan belajar memahami sesuatu. Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan cara kerja otak. Selain itu, proses belajar akan berjalan apabila pebelajar sudah siap untuk mengaktifasikan otak mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H