Mohon tunggu...
Ni KadekDebi
Ni KadekDebi Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Debi Lestari

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nasib Perekonomian Indonesia di Tengah Pandemi

30 Mei 2021   20:53 Diperbarui: 30 Mei 2021   21:18 3289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Ni Kadek Debi Lestari dan Ni Putu Lisa Ernawatiningsih.SSi.MSi

Prodi Akuntansi, Universitas Mahasaraswati Denpasar

Pandemi Covid-19 sudah hampir setahun lebih lamanya mendera Indonesia sejak pemerintah mengonfirmasi infeksi korona pertama di Indonesia pada bulan Maret 2020. Pandemi ini tak hanya menciptakan krisis kesehatan masyarakat saja, tapi pandemi Covid-19 juga mengganggu aktivitas perekonomian nasional. Keputusan pemerintah yang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sejak bulan April 2020 berdampak luas dalam proses produksi, distribusi, dan kegiatan operasional lainnya yang pada akhirnya mengganggu kinerja perekonomian di Indonesia. Ekonomi Indonesia 2020 diperkirakan tumbuh negatif. Angka pengangguran dan kemiskinan meningkat. Pandemi ini memaksa perekonomian di Indonesia kembali seperti sebelum abad ke-19 yaitu tanpa jaringan manufaktur dan transportasi global. Sektor perekonomian yang "seolah-olah hilang" adalah sektor ekonomi yang selama ini menjadi pusat globalisasi yaitu jaringan manufaktur global (global production network) serta jaringan jasa dan mobilisasi manusia (global services and transportation). Pandemi juga membuat permintaan dunia atas produk manufaktur seperti barang elektronik, kendaraan bermotor, pakaian, dan alas kaki menurun sangat drastis. Melemahnya jaringan produksi, permintaan global, dan mobilisasi manusia berdampak luas hingga ke sektor jasa lainnya, seperti akomodasi, restoran, dan perdagangan retail...

Penurunan jaringan jasa dan produksi global tercermin pada penurunan perdagangan internasional dan investasi di semua negara juga termasuk Indonesia. Turunnya arus perdagangan internasional dan arus investasi membuat perekonomian Indonesia kehilangan sumber utama pertumbuhannya. Konsumsi juga ikut turun, karena hubungan konsumsi dan pertumbuhan adalah sebab-akibat. Ketika konsumsi menurun maka sisi permintaan ekonomi makro juga menurun, sehingga harapan bagi pertumbuhan ekonomi adalah pengeluaran pemerintah. Namun ada tantangannya. Pertama, penerimaan pemerintah ikut menurun akibat turunnnya aktivitas perekonomian di Indonesia. Kedua yaitu proporsi konsumsi total dalam perekonomian di Indonesia  mencapai empat kali lebih besar dari proporsi konsumsi pemerintahan. Yang berarti pandemi Covid-19 tidak hanya menurunkan sisi penawaran, tetapi juga sisi permintaan. Sebagai antisipasi dalam jangka waktu yang cukup singkat ini, pengeluaran pemerintah diarahkan untuk membantu konsumsi kebutuhan pokok masyarakat yang terkena dampak dengan berfokus pada penanggulangan pandemi, penyediaan jaring pengaman sosial, serta dukungan pada sektor riil dan keuangan..

Pada dasarnya yang menggerakkan pertumbuhan perekonomian adalah dunia usaha. Aktivitas ekonomi, baik di pabrik maupun di sektor konstruksi, transportasi, restoran, pusat belanja, hotel, dan tempat wisata, akan berbeda dari sebelum pandemi. Protokol kesehatan seperti menggunakan masker dan berjaga jarak akan menjadi bagian keseharian yang artinya kapasitas produksi dan jasa saat ini tidak akan sebesar saat sebelum pandemi terjadi.

Sektor-sektor ekonomi mana yang berpotensi menjadi penggerak?

Sektor pertanian, kontruksi, manufaktur makanan dan minuman, serta perdagangan dan jasa keuangan merupakan sektor yang berpotensi menjadi penggerak. Adapun sektor komunikasi dan informasi, jasa pemerintahan, kesehatan, pendidikan, dan kegiatan sosial merupakan sektor dominan selama pandemic Covid-19 ini. Dominan karena tingginya kebutuhan atas jasa kesehatan, pendidikan, kegiatan sosial, dan data terutama sejak semua aktivitas baik yang bekerja, belajar, maupun beribadah yang harus dilakukan secara online dari rumah. Sektor penggerak dan dominan akan menjadi lokomotif bagi sektor lainnya seperti akomodasi, restoran, transportasi, dan logistik..

Ketika pandemi, sektor yang paling besar terkena dampak  perekonomian adalah sektor yang paling kuat hubungannya dengan sektor lain. Perhitungan input output Indonesia menunjukkan bahwa barang elektronik, mesin produksi, komputer, kendaraan bermotor, dan bahan baku tekstil adalah yang paling kuat hubungannya dengan sektor lainnya. Sektor manufaktur justru menanggung dampak pandemi global, karena industri pakaian jadi, alas kaki, barang elektronik, tekstil, dan kendaraan bermotor adalah deretan industri abad ke-19 hingga ke-21 yang paling terkena dampak dari pelemahan jaringan global. Sektor manufaktur membutuhkan waktu yang cukup untuk bergerak, karena menunggu jaringan produksi dan investasi global kembali normal seperti sediakala.

Saat ekonomi global sudah sangat terpuruk, beberapa negara terpaksa memproduksi semua kebutuhannya sendiri. Permintaan atas alat kesehatan, seperti ventilator oksigen, tempat tidur rumah sakit, alat pelindung diri, masker dan produk farmasi sangat meningkat. Sementara suplai dunia sangat terbatas, sehingga produk-produk penting ini menjadi langka. Indonesia yang unggul pada penjahitan dan perakitan, tetapi bahan baku dan mesinnya masih impor harus melakukan lompatan besar dengan membuat bahan baku dan mesin sendiri. Beberapa produk seperti ventilator oksigen dan masker terbukti mampu dibuat Indonesia secara mandiri. Pandemi Covid-19 ini memberikan pelajaran bahwa Indonesia mampu melakukan transformasi ekonomi dari penghasil bahan baku mentah, perakit, dan penjahit menjadi penghasil bahan baku dan mesin.. Sembari menunggu jaringan global kembali hidup, maka Indonesia dapat mempersiapkan diri untuk transformasi ekonomi..

Bisa dilihat pada gambar grafik diatas, bahwa pertumbuhan ekonomi di Indonesia menurun sangat drastis. Pada tahun 2018 pertumbuhan ekonomi di Indonesia sekitar 5,17%, adanya pandemi membuat Indonesia mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi menjadi 5,10%. Setelah setahun sudah pandemic tersebut membuat Indonesia mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi yang sangat drastic menjadi 4,80%. Jadi bisa dilihat bahwa pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang membuat perekonomian menurun sangat drastis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun