Mohon tunggu...
Murnika
Murnika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Geografi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat

Do something today that your future self will thank you for

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Studi Kelayakan Jembatan Barito di Kabupaten Barito Kuala

15 Oktober 2024   18:45 Diperbarui: 15 Oktober 2024   18:45 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Olah Data, 2024

Jembatan Barito merupakan jembatan yang terletak di Kabupaten Barito Kuala dan diresmikan pada tanggal 24 April 1997. Membelah Sungai Barito dan menghubungkan tepi barat Sungai Barito (Kecamatan Anjir Muara) dan tepi timur Sungai Barito di Kecamatan Alalak dekat kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Tepatnya di Kabupaten Barito Kuala, 15 km jauhnya dari Banjarmasin, salah satu kabupaten di provinsi Kalimantan Selatan yang berbatasan langsung dengan kota Banjarmasin. Jembatan ini memiliki panjang 1.082 m lebar 10,37 m yang melintasi Sungai Barito selebar 800 m dan pulau kecil (Pulau Bakut) selebar 200 m terdiri dari jembatan utama panjang 902 m dengan jembatan pendekat 180 m ketinggian ruang bebas jembatan utama (clearance) yaitu 15 -18 meter. Tipe bangunan atas : Jembatan Gantung Sistem Kabel Ganda (Twin Suspension dengan Kabel Ganda), Tipe Bangunan Bawah : Tiang Pancang Baja.

Analisis Situasi

Aspek Internal

  • Kondisi Fisik, Jembatan Barito ini membelah Sungai Barito dan menghubungkan tepi barat Sungai Barito (Kecamatan Anjir Muara) dan tepi timur Sungai Barito di  Kecamatan Alalak dekat kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Untuk kondisi alamnya merupakan wilayah hutan yang ditumbuhi oleh berbagai jenis kayu seperti galam, terantang, jingah, halaban, bungur dan lain-lain. Sebagian hutan ini merupakan kawasan lindung dengan fungsi khusus yaitu sebagai cagar alam, hutan wisata, hutan pantai berbakau, dan hutan sempadan sungai. Berdasarkan hal  tersebut pembangunan jembatan layak dibangun karena dapat menghubungkan antar wilayah yaitu Kecamatan Anjir Muara dan Kecamatan Alalak.

Aspek Eksternal

  • Kebijkan, Pelaksanaan pembangunan Jembatan Barito di Kabupaten Barito Kuala sudah sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Barito Kuala dan juga Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Tentang Tata Ruang Wilayah.
  • Demografi, Jumlah penduduk Kabupaten Barito Kuala pada tahun 2022 adalah 321.769 jiwa dengan kecamatan Alalak masih menjadi kecamatan dengan jumlah penduduk terpadat yaitu 65.512 jiwa atau setara dengan 28,36%. Kecamatan dengan jumlah penduduk penduduk paling sedikit adalah kecamatan kuripan dengan jumlah penduduk 5,902 atau setara dengan (1,83%). Letak wilayah kecamatan menjadi salah satu faktor banyaknya jumlah penduduk dimana Kecamatan Alalak yang berbatasan langsung dengan Kota Banjarmasin sedangkan kecamatan Kuripan yang berada di paling utara Kabupaten Barito KualaBerdasarkan kondisi demografi tersebut, maka pembangunan Jembatan Barito layak untuk dibangun. Karena akan menunjang aksebilitas dan mobilitas antar wilayah.
  • Geografi, Topografi dan Morfologi, Dilihat dari topografi dan morfologinya, Kabupaten Barito Kuala merupakan hamparan wilayah dengan tofografi datar sampai landai (0% - 2%), dengan ketinggian 1 -- 3 Meter dari permukaan laut (dpl), wilayah dataran rendah dan rawa pasang surut. Karena berada di wilayah dataran rendah dan wilayah pasang surut, maka pembangunan Jembatan Barito layak dibangun, mengingat pergerakan air tersebut dapat membanjiri sebagian besar wilayah dan mengakibatkan permukaan tanah tergenang.
  • Hidrologi, Wilayah Kabupaten Barito Kuala dilintasi 3 sungai utama yaitu Sungai Kapuas di sebelah Utara, Sungai Negara di sebelah Timur Laut dan Sungai Barito yang membentang dari utara ke selatan yang bermuara ke Laut Jawa, sungai ini membelah wilayah Kabupaten Barito Kuala. Berdasarkan kondisi hidrologinya, pembangunan jembatan ini dapat dikatakan layak karena dilintasi oleh sungai-sungai besar.
  • Sosial Ekonomi, Kabupaten Barito Kuala memiliki potensi terbesar pada sektor pertanian khususnya pertanian tanaman pangan dan hortikultura. Sektor pertanian juga menyediakan pasar yang sangat besar untuk produk manufaktur karena jumlah penduduk perdesaan yang besar dan terus mengalami peningkatan. PDRB Kabupaten Barito Kuala dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Peningkatan ini sangat berdampak positif terhadap pembangunan Jembatan Barito. Dengan adanya jembatan ini akan berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi daerah dan kelancaran distribusi barang dan jasa.
  • Sosial Budaya, Kabupaten Barito Kuala merupakan sebuah kabupaten yang mana memiliki kebudayaan yang tumbuh sebagai bentuk respon terhadap lingkungan alam. Kondisi lingkungan alam Kabupaten Barito Kuala menyebabkan berkembangnya kebudayaan yang berorientasi pada sungai dan rawa, sehingga dapat ditemukan di daerah ini benda-benda budaya sebagai hasil karya masyarakatnya dalam memelihara dan mengolah alam. Berdasarkan kondisi sosial budaya masyarakat tersebut, maka pembangunan jembatan ini tentunya akan memberikan dampak positif untuk kehidupan masyarakat di Kabupaten Barito Kuala kedepannya.

Analisis Kelayakan Ekonomi (Valuasi Ekonomi)

Kelayakan ekonomi pembangunan Jembatan Barito di Kabupaten Barito Kuala dihitung menggunakan NVP, IRR dan B/C. Penghitungan Net Present Value (NPV) pembangunan jembatan diperlukan data perkiraan besarnya biaya investasi, penerimaan, operasional serta perkiraan benefit dari pembangunan yang dilaksanakan. Besarnya biaya investasi Pembangunan Jembatan Barito di Kabupaten Barito adalah sebesar Rp. 106.344.000.000.

Berdasarkan data yang ada maka nilai NPV yang diperoleh dari pembangunan Jembatan dapat dilihat pada Tabel 16.  NPV yang diperoleh dari pembangunan Jembatan adalah sebesar Rp9.966.491.015. NPV yang diperoleh diatas nol (positif) artinya pembangunan Jembatan Layak (feasible) untuk dilaksanakan. Hasil perhitungan NPV, Internal Rate of Return (IRR) dan B/C pembangunan Jembatan Kabupaten Barito Kuala dapat dilihat pada Tabel 17. Nilai net B/C adalah 1,09 menunjukkan proyek ini menguntungkan. Sedangkan periode pengembalian (Payback Period) dari Jembatan adalah selama 20 tahun.  Makin pendek periode pengembalian maka makin baik. Berdasarkan analisis Finansial dengan menggunakan NPV, IRR dan Net B/C menunjukkan bahwa Rencana pendirian Jembatan Barito di Kabupaten Barito Kuala adalah LAYAK.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun