Mohon tunggu...
Nijam Hasna
Nijam Hasna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Haii! Salam kenal. Mari sama-sama berbagi lewat tulisan di sini.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Bullying Terselubung, dari Candaan jadi Perundungan

3 Desember 2024   13:10 Diperbarui: 6 Desember 2024   01:23 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kata bullying atau tindakan perundungan sudah bukan lagi hal asing bagi kita. Mudahnya, bullying adalah tindakan melukai, menyakiti, dan merugikan orang lain baik secara fisik maupun psikis yang dilakukan secara berulang-ulang. Banyaknya kasus bullying yang terjadi di negeri ini merupakan pr bagi semua kalangan. Tidak hanya tugas pemerintah dan pihak berwajib, tetapi masyarakat juga berkewajiban memberikan kontribusinya dalam menangani kasus sosial ini. 

Bullying sudah dikenal sejak tahun 1970 dan kasusnya masih terjadi hingga detik ini. Dikutip dari situs kpai.go.id, tercatat dari tahun 2011 sampai 2019 terdapat 2.473 laporan terkait bullying baik di ranah pendidikan maupun sosial media. Mirisnya, hingga saat ini terpantau masih adanya peningkatan pengaduan. 

Bentuk bullying bermacam-macam, tidak hanya tentang kekerasan fisik tetapi juga bisa secara verbal. Tidak hanya terjadi secara langsung di dunia nyata tetapi di era digital seperti sekarang ini, perundungan di dunia maya atau yang dikenal dengan istilah cyber bullying pun tidak dapat dihindari. 

Bahkan, masih jarang yang menyadari tindakan bullying juga bisa terjadi secara tersirat. Jenis bullying ini disebut passive-aggressive bullying atau perundungan terselubung, masih banyak yang belum menyadari jenis bullying ini karena sifatnya yang merundung secara halus dan tidak tampak secara langsung. Contohnya adalah dengan melempar lelucon negatif, bergosip, memberi tatapan intimidasi, dan perlakuan berbeda antara seseorang dengan orang lain. Efek yang ditimbulkan dari pembullyan terselubung tidak besar bahkan bagi beberapa orang tidak mempedulikan saat diperlakukan semacam itu, tetapi jika dilakukan berulang kali lama-kelamaan menimbulkan efek berupa perasaan tidak nyaman, menurunnya rasa percaya diri korban, mengucilkan dan mengisolasi korban dari lingkungannya sendiri. 

Selain itu, tindakan bullying nyatanya tidak melulu berasal dari orang lain, terkadang tanpa sadar kita juga melakukan bullying terhadap diri sendiri. Misalnya self-sabotage atau sabotase diri sendiri juga termasuk dalam kategori bullying terselubung. Salah satu perilaku yang mencerminkan self-sabotage adalah menyia-nyiakan kesempatan demi menghindari risiko, enggan keluar dari zona nyaman, hal ini menyebabkan seseorang sulit untuk berkembang. 

Maka dari itu, untuk menyikapi kasus bullying yang makin hari makin menjadi diharapkan adanya kesadaran sosial bagi seluruh kalangan. Bullying bisa diatasi jika seluruh aspek masyarakat memiliki andil dan memiliki kepedulian untuk melawannya. Pengetahuan tentang dampak bullying juga harus digalakkan lagi untuk dikaji dan disosialisasikan sehingga semua orang dapat memahami imbasnya dan memiliki kesadaran untuk mencegahnya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun