Mohon tunggu...
Nihra Syafa
Nihra Syafa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

hehe

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Teori Pengkondisian Klasik Ivan Pavlov: Analilis Orang yang Tidak Suka Makan Sayur

25 September 2023   22:08 Diperbarui: 9 Oktober 2023   22:17 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foodie. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pernahkah kamu menjumpai orang yang tidak suka makan sayur? Padahal menurut orang lain sayur itu enak. Tidak jarang apabila disuatu kelompok pertemanan atau bahkan di kelompok pertemanan kalian, ada orang yang tidak suka makan sayur dan ada juga yang suka makan sayur, lalu kemudian mereka menjalin hubungan simbiosis mutualisme dengan memberikan sayur yang ada pada makanan orang yang gak suka makan sayur kepada temannya yang suka makan sayur. Dan jika orang yang gak suka sayur tadi disuruh makan sayur dia akan menunjukkan reaksi yang aneh-aneh seperti mual atau bahkan muntah, ada yang pusing, dll. padahal sayur itu hanya makanan, dan tidak ada yang aneh dari sayur. Lalu mengapa mereka menunjukkan reaksi yang tidak ada hubungannya dengan kandungan yang terdapat dalam sayur ketika orang yang tidak suka makan sayur disuruh makan sayur?

Orang yang tidak suka sayur itu memiliki berbagai alasan yang menjadikan ia membenci sayur. Seperti contoh; Ani adalah anak yang suka sekali makan, ia menyukai semua makanan tanpa terkecuali, dia ini suka sekali main bersama kakak kelasnya, namun pada suatu hari kakak kelas Ani menyuruh Ani untuk mencoba sayur pare. Kakak kelas Ani ini bilang kalau sayur pare ini manis dan enak banget sehingga Ani tertarik untuk mencoba sayur pare karena terbawa omongan kakak kelasnya. Lalu setelah ia mencobanya, ia segera mengeluarkan sayur pare tersebut, ia tidak menyangka kalau sayur pare rasanya bukannya manis tapi malah pahit. Ani berhasil dikerjain oleh kakak kelasnya, dan Ani diketawain habis-habisan oleh mereka. Ani yang merasa kesal dan malu karena dikerjain oleh mereka kemudian membenci sayur pare dan dia memutuskan untuk tidak pernah makan pare. Lalu beberapa tahun setelah kejadian itu, Ani membeli syomay yang tanpa ia sadari di dalamnya terdapat sayur pare. Ani tanpa sengaja memakannya dan kemudian ia langsung muntah-muntah. Kenapa Ani tiba-tiba muntah padahal ia tidak menyadari kalau didalam syomay yang ia makan ternyata ada sayur parenya?

Kejadian tersebut dapat dijelaskan melalui teori pengkondisian klasik. Pengkondisian klasik merupakan teori yang ditemukan oleh Ivan Pavlov. Pavlov merupakan seorang fisiolog dan dokter asal Russia. Ia bukanlah seorang psikolog, namun kenapa dia bisa menjadi salah satu orang yang paling berpegaruh di dunia psikologi? Alasannya adalah ketika Pavlov sedang meneliti proses produksi air liur anjing, tanpa sengaja ia dan mahasiswanya menemukan kebiasaan yang dilakukan anjing yang sedang ia teliti. Yaitu setelah beberapa kali anjing tersebut dibawa ke labolatorium, anjing tersebut menghasilkan air liur sebelum makanan diletakkan di mulutnya, atau saat makanan itu terlihat, saat tercium baunya, atau saat orang yang berpakaian putih khas labolatorium datang, anjing tersebut dibasahi oleh air liur.

Pada mulanya, Pavlov menganggap kejadian ini merupakan sekresi air liur yang mengganggu. Namun, ia dengan cepat menyadari bahwa hal tersebut adalah sebuah fenomena penting, fenomena yang membuat Pavlov percaya dan akhirnya menjadi dasar bagi proses belajar pada manusia maupun hewan lainnya (Pavlov, 1927). Refleks mengeluarkan liur yang sebenarnya, menurut Pavlov, terdiri dari sebuah stimulus tidak terkondisi (unconditioned stimulus, US), berupa makanan, dan sebuah respons yang tidak terkondisi (unconditioned response, UR), yaitu produksi liur. Apa yang dimaksud dengan stimulus tidak terkondisi, menurut Pavlov, adalah sebuah kejadian atau satu hal yang menghasilkan sebuah respons secara otomatis atau menghasilkan refleks yang alami. Sementara itu, respons tidak terkondisi adalah respons yang dihasilkan secara otomatis.

Lalu untuk kasus Ani, sayur pare adalah US dan ketika ia makan pare ia muntah, nah reaksi muntah itu dalah UR. Karena emosi dan rasa yang Ani rasakan dari kejadian saat ia dikerjai kakak kelasnya menimbulkan ia tidak suka makan sayur pare, dan saat ia makan pare walaupun ia tidak melihatnya ia tetap saja muntah. Untuk lebih lengkapnya John Garcia dan Robert Koelling (1966) berpendapat bahwa: ada kesiapan biologis yang lebih besar untuk mengasosiasikan sakit yang orang derita dengan rasa dibandingkan asosiasi dengan suara atau penglihatan. Seperti kecenderungan untuk memiliki ketakutan tertentu, kecenderungan biologis ini mungkin berkembang melalui proses seleksi alam karena hal ini meningkatkan kemungkinan keberlangsungan hidup: makan makanan yang buruk cenderung diikuti dengan rasa sakit dan kematian dibandingkan dengan penglihatan atau suara tertentu.

Jadi alasan kenapa orang tidak suka, takut, jijik, dan reaksi-reaksi yang lain itu disebabkan karena adanya stimulus yang merangsang atau menyebabkan orang menghasilkan reaksi-reaksi tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun