Pembangunan Nasional dapat berjalan dengan lancar apabila pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan baik. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dilakukan secara berkesinambungan. Upaya peningkatan kualitas SDM dimulai dengan perhatian utama pada proses tumbuh kembang anak sejak pembuahan sampai dengan usia dewasa muda. Pada masa tumbuh kembang ini, pemenuhan kebutuhan dasar anak seperti perawatan dan makanan bergizi yang diberikan dengan penuh kasih sayang dapat membentuk SDM yang sehat, cerdas dan produktif.
Gizi yang cukup dan seimbang sangat penting untuk kesehatan tubuh dan perkembangan otak manusia. Karena mempengaruhi pada kualitas hidup seseorang. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak adalah faktor gizi. Kekurangan gizi pada anak dapat menyebabkan terlambatnya pertumbuhan sehingga anak rentang terinfeksi, serta pada akhirnya dapat menghambat perkembangan anak. Jika seseorang tidak mendapatkan gizi yang cukup, maka akan berdampak pada kesehatan tubuh dan menghambat perkembangan otak, sehingga dapat mempengaruhi kualitas generasi penerus.
Peningkatan gizi masyarakat tidak hanya berperan dalam program penurunan prevalensi balita pendek (stunting). Hal ini terjadi karena status gizi berkaitan dengan kesehatan fisik maupun kognitif, mempengaruhi tinggi rendahnya risiko terhadap penyakit infeksi maupun penyakit tidak menular dan berpengaruh sejak awal kehidupan hingga masa usia lanjut (KemenkesRI, 2016).Â
Menyiapkan asupan gizi untuk anak usia dini merupakan hal yang penting untuk diperhatikan oleh orangtua. Karena asupan gizi yang diterima anak usia dini akan mempengaruhi proses tumbuh kembang mereka diusia dewasa kelak. Gizi pada anak tidak dapat dipisahkan dan erat kaitannya dengan kesehatan dan kecerdasan anak. Melalui gizi yang diterima anak akan menjadi faktor pendukung dari pertumbuhan dan perkembangan anak.
Praktik gizi dan pendidikan gizi merupakan salah satu prioritas utama di negara-negara maju. Kebutuhan gizi anak sangat penting, karena pertumbuhan dan perkembangan secara pesat terjadi pada kelompok usia ini. Idealnya perkembangan anak sejalan dengan pertumbuhan. Kekurangan gizi pada anak dapat berdampak pada gangguan pertumbuhan yang mengakibatkan gangguan terhadap perkembangan anak. Secara global, masalah gizi pada anak masih sangat tinggi dan menjadi tantangan kesehatan utama bagi negara berkembang.Â
Kondisi kesehatan dan gizi anak usia dini di Indonesia masih memprihatinkan, hanya 25 persen yang terakses program peningkatan kesehatan dna gizi. Rendahnya cakupan dan kualitas penyelenggaraan program bagi anak usia dini mengakibatkan kondisi anak Indonesia masih memprihatinkan yang ditunjukkan dengan rendahnya derajat kesehatan gizi dan pendidikan. Berdasarkan data kementerian perencanaan pembangunan nasional (BAPPENAS) pada tahun 2018 mencatat ada 9 juta anak di Indonesia yang mengalami stunting.
Upaya pencegahan dini pada anak yang mengalami gizi buruk; dengan prinsip-prinsip sebagai berikut:
- Upaya perbaikan status gizi ibu sejak masa remaja,
- Pemenuhan kebutuhan gizi balita yang dimulai dari sejak lahir dengan "standar emas makanan bayi".
- Penapisan massal untuk menemukan hambatan pertumbuhan dan gizi kurang pada anak usia dini.
- Perhatian khusus diberikan kepada bayi dan balita dengan faktor resiko mengalami kekurangan gizi.
- Dukungan program terkait.
- Dukungan lintas sektor.
- Perhatian khusus diberikan kepada balita yang rentan memiliki gizi buruk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H