Mohon tunggu...
Dinda Sastra
Dinda Sastra Mohon Tunggu... Penulis - cewek kuat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis pemula

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Kabar Sebagian Posisi ASN Digantikan Robot Membuat Geger, Bagaimana Menyikapinya?

24 Januari 2022   11:24 Diperbarui: 24 Januari 2022   15:24 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam siaran pers bulan Januari ini, menkominfo, Johnny G Plate sempat menekankan pentingnya keterampilan digital masyarakat untuk mengimbangi teknologi. Tak hanya dari pihak swasta, pihak pemerintah juga tegas menekankan rencana pergantian sumber daya manusia dengan teknologi robot. Salah satunya posisi ASN (Aparatur Sipil Negara) yang akan tergantikan oleh mesin. Kondisi ini ternyata tak hanya memicu perdebatan di kalangan calon ASN, tapi juga masyarakat umum lainnya. 

Beberapa hari yang lalu saya juga sempat berkomunikasi dengan teman kuliah yang saat ini bekerja di Bank swasta. Selain membahas masalah pandemi seperti omicron dan vaksinasi, sang teman juga sempat menyinggung soal kabar mengenai pergantian ASN ke robot. Menurutnya tanggung jawab pemerintah sebagai penyedia lapangan kerja bagi masyarakat justru kontra dengan adanya isu tersebut. Memang isu ini harus disikapi sebijak mungkin agar tak ada kekecewaan masyarakat yang mendalam dikemudian hari.

Perdebatan mengenai pergantian beberapa posisi ASN ke robot sebenarnya telah disinggung Ketua Umum Dewan Pengurus Nasional Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri), Zudan Arif Fakrullah pada awal Desember tahun lalu. Menurutnya rencana pemerintah menerapkan teknologi dalam sistem administrasi pemerintah justru memicu seluruh ASN agar bisa meningkatkan kapabilitas mereka. Jika tidak, kualitas ASN yang tak memadai akan bisa tergantikan oleh artificial intelligence (AI) atau yang biasa disebut robot AI

Zudan memastikan jika sektor lingkup instansi pemerintah masih memerlukan kehadiran ASN dalam banyak hal. Beberapa diantaranya seperti yang terkait dengan kemanusiaan, empati, dan kerja sama, tentu saja hingga kini tak akan tergantikan oleh robot. Berbeda dengan sektor lain yang berkaitan dengan pengawasan teknis, operator, dan mekanis. Kemungkinan besar ranah ini akan tergantikan oleh mesin. Misalnya posisi penjaga tol yang bisa digantikan mesin.

Meski demikian pihaknya meminta masyarakat tak khawatir dengan wacana pergantian sumber daya manusia ke mesin karena pada dasarnya banyak hal tetap tak bisa tergantikan. Sebagai contoh pekerjaan untuk mengambil keputusan terhadap pengelolaan keuangan, penanggulangan bencana dan membantu masyarakat.

Senada dengan Zudan, menkominfo Johnny G Plate juga menekankan pentingnya keterampilan digital lantaran integrasi teknologi yang akan mengurangi tenaga kerja. Dalam acara Online Scholarship Competition (OSC) di Studio Grand Metro TV, Jakarta Barat, Sabtu (22/01/2022), Johnny G Plate yang mewakili Presiden Joko Widodo mengungkapkan hal lain yang tak kalah menarik. 

Menurutnya diproyeksikan akan ada 85 juta pekerjaan alam yang mungkin hilang dan 97 juta pekerjaan baru yang muncul akibat pembagian kerja antara manusia, mesin dan algoritma. Hal ini tentu saja mendorong peningkatan bidang digital dan soft skills.

Mengacu dari laporan The Future of Jobs dari World Economic Forum, pada tahun 2025 akan terdapat 43 persen pelaku industri yang melakukan reduksi atau pengurangan jumlah tenaga kerja sebagai konsekuensi dari penerapan integrasi teknologi. Menurut Menteri Johnny, peningkatan keterampilan digital dan soft skills selaras dengan perkembangan teknologi untuk tenaga kerja khususnya generasi muda Indonesia dapat dilakukan melalui upskilling dan reskilling.

Johnny G Plate menambahkan mengenai jenis pekerjaan baru yang muncul dan semakin meningkat permintaan diantaranya data analyst dan scientist, big data specialist, artificial intelligence and machine learning specialist, digital marketing and strategy specialist. 

Menurut saya pribadi, fakta peralihan jenis pekerjaan memang tak bisa terelakkan. Bahkan sejak revolusi industri telah banyak mesin-mesin yang beroperasi dan menggantikan pekerjaan manusia secara manual. Artinya isu ini bukan hal yang baru apalagi cuma wacana. Juga bukan berarti pemerintah enggan memberdayakan rakyatnya sendiri karena mau tak mau teknologi harus diadopsi.

Seperti halnya isu perubahan iklim yang mendorong semua negara di dunia meninggalkan batubara dan fosil untuk beralih ke energi terbarukan. Tentunya akan ada penutupan besar-besaran di kemudian hari pada industri minyak dan batubara yang akan digantikan dengan industri energi bersih. Dengan ditutupnya suatu lapangan pekerjaan bukan berarti menutup lowongan kerja, tapi mengalihkan pengetahuan dan keterampilan ke industri lainnya. Artinya masyarakat harus melek teknologi yang berkaitan dengan solar panel, tenaga bayu, panas bumi, hingga kendaraan listrik. Inilah satu-satunya jalan agar kita tidak gigit jari di era pertumbuhan teknologi dan digital.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun